Menang Atas Kuwait, Sembilan Tahun Penantian Indonesia Berakhir
Sembilan tahun paceklik kemenangan yang dialami Indonesia di kualifikasi Piala Asia berakhir berkat mengalahkan Kuwait 2-1. Pelatih Shin Tae-yong tidak menyangka anak asuhannya bisa menumbangkan Kuwait.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
KUWAIT CITY, KAMIS – Tim nasional Indonesia memulai perjalanan di kualifikasi Piala Asia 2023 dengan mencatatkan sejarah. Hasil positif berkat mengalahkan Kuwait 2-1, Kamis (9/6/2022) dini hari WIB, mengakhiri penantian “Garuda” terhadap kemenangan di babak kualifikasi Piala Asia yang terakhir kali tercipta, Oktober 2003. Selain itu, Indonesia juga untuk pertama kali mengalahkan Kuwait dalam tujuh pertemuan sejak 1980.
Indonesia terakhir kali mencatatkan kemenangan pada kualifikasi Piala Asia 2004 yang berlangsung Oktober 2003 di Jeddah, Arab Saudi. Kala itu, Indonesia tergabung di Grup C bersama Arab Saudi, Yaman, dan Bhutan.
Dalam fase itu, Garuda berada di peringkat kedua di bawah Arab Saudi dengan torehan 10 poin berkat tiga kemenangan, sekali seri, dan dua kekalahan. Dari tiga kemenangan itu, hasil positif pamungkas didapatkan Indonesia usai membenamkan Bhutan 2-0 melalui sumbangan gol Eduard Ivakdalam dan Zaenal Arif.
Setelah laga yang berlangsung pada 15 Oktober 2003 itu, Indonesia hanya bermain imbang 2-2 melawan Yaman dan tumbang 0-6 dari Arab Saudi. Hasil itu cukup membawa Indonesia berlaga di Piala Asia China 2004.
Setelah itu, Indonesia menjalani dua kali babak kualifikasi untuk Piala Asia edisi 2011 dan 2015. Namun, dalam 12 pertandingan di dua edisi itu, hasil terbaik Garuda hanya meraih hasil imbang.
Tak hanya mengakhiri paceklik kemenangan di babak kualifikasi Piala Asia, Garuda, yang menang berkat sumbangan gol Marc Klok di menit ke-44 dan Rachmat Irianto ketika babak kedua baru berjalan 40 detik, akhirnya bisa mengalahkan Kuwait.
Dalam enam duel sebelumnya, Indonesia hanya bisa mengalahkan Kuwait pada duel perdana di ajang Turnamen Merdeka Malaysia, 19 Oktober 1980. Pada pertemuan terakhir di ajang kualifikasi Piala Asia 2011, November 2009, Indonesia harus puas bermain imbang di Jakarta, lalu kalah 1-2 di Kuwait.
Pelatih Indonesia Shin Tae-yong tidak menyangka anak asuhnya bisa meraih kemenangan atas Kuwait. Meski begitu, sejak awal laga, kata Shin, dirinya menganggap Indonesia memiliki peluang besar untuk meraup poin di laga pembuka Grup A kualifikasi Piala Asia 2023.
“Saya akui kami punya peluang untuk meraih poin, tetapi tidak berpikir kami bisa menang. Kemenangan ini menunjukkan kemampuan kami untuk lolos dan ini menjadi tonggak baru bagi perkembangan sepak bola Indonesia,” ucap Shin dalam konferensi pers seusai laga di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad, Kuwait City.
Lebih panas
Juru taktik asal Korea Selatan itu memuji penampilan pemainnya yang bisa mengatasi tantangan cuaca yang amat menganggu di awal laga. Ketika pertandingan berlangsung pada pukul 19.15 waktu setempat, suhu di Kuwait City mencapai 41 derajat celcius, kemudian suhu itu turun menjadi 38 derajat celcius ketika peluit akhir laga ditiupkan wasit Nasrullo Kabirov.
“Suhu di sini lebih panas dibandingkan ketika kami tiba. Kami beruntung pertandingan ini seperti laga kandang karena banyak dukungan dari warga Indonesia yang menyemangati semua pemain,” kata Shin.
Pada laga itu, Indonesia tertinggal lebih dulu oleh tim tuan rumah melalui tandukan penyerang Yousef Al-Sulaiman ketika laga memasuki menit ke-41. Hanya satu menit setelah kemasukan, Indonesia mendapat peluang penalti setelah Rachmat dijatuhkan kiper Kuwait, Rashed Al-Dousari.
Klok yang menjadi eksekutor menjalankan tugasnya dengan baik. Itu adalah gol debut pemain Persib Bandung itu untuk Garuda.
Rachmat mengakui, cuaca panas sempat menghambat permainan Indonesia sehingga sempat kesulitan mengkreasikan peluang pada 15 menit awal laga. Setelah melewati 15 menit, performa Indonesia membaik.
Itu ditandai dengan tembakan pertama yang dihasilkan Klok pada menit ke-17. Sayang, tembakan itu masih mengenai kaki bek Kuwait, Fahad Al-Reshidi, sehingga bola keluar melenceng di sisi kanan gawang Kuwait.
“Sangat sulit bermain di bawah suhu 40 derajat celcius pada babak pertama. Meski begitu, kami berusaha menjalankan instruksi pelatih, terutama ketika telah memasuki babak kedua,” kata Rachmat.
Kemenangan ini menunjukkan kemampuan kami untuk lolos dan ini menjadi tonggak baru bagi perkembangan sepak bola Indonesia. (Shin Tae-yong)
Ia menambahkan, “Pelatih memberikan motivasi kepada kami sebelum laga. Alhamdulillah, kami bersyukur bisa menang, tetapi perjuangan ini belum selesai karena kami harus berjuang keras lagi untuk dua laga tersisa”.
Dalam laga itu, Garuda bermain dengan skema membangun serangan dari lini belakang dan dipadukan dengan umpan-umpan panjang diagonal yang mengarah ke kedua penyerang sayap. Untuk meredam serangan Kuwait, Shin memainkan trio bek tengah, Fachruddin Aryanto, Rizky Ridho, dan Elkan Baggott.
Garuda menyerang dengan formasi 3-4-3, lalu bertahan dengan menerapkan taktik 5-4-1. Taktik itu menyulitkan Kuwait yang dominan memfokuskan serangan dari kedua sisi lapangan.
Pada babak pertama, Indonesia mencatatkan 52 persen penguasaan bola. Namun, di babak kedua, catatan itu menurun menjadi hanya 44 persen. Penurunan itu tidak lepas dari permainan zona bertahan yang lebih dalam setelah unggul.
Garuda memang kalah dalam penguasaan bola, tetapi Ricky Kambuaya dan kawan-kawan memiliki akurasi operan lebih baik, dengan perbandingan 85 persen berbanding 81 persen. Catatan itu jauh membaik dibandingkan rerata 73 persen akurasi operan pada laga uji coba kontra Bangladesh, 1 Juni lalu.
Sementara itu, Indonesia bisa mencatatkan 12 tembakan. Sedangkan, Kuwait mengkreasikan 13 peluang. Peran kiper, Nadeo Argawinata, krusial untuk menjaga keunggulan berkat tiga penyelamatannya di babak kedua. Secara total, penjaga gawang Bali United itu melakukan lima penyelamatan.
Selanjutnya, Shin pun langsung mempersiapkan timnya untuk menghadapi Jordania, Minggu (12/6) pukul 02.15. Ia mengingatkan pemainnya untuk tidak berpuas diri dengan kemenangan di duel pembuka.
“Kami harus melanjutkan kerja keras karena masih ada dua pertandingan menghadapi Jordania dan Nepal. Kami akan berusaha memberikan penampilan terbaik," kata Shin.
Pada laga lain, Jordania mengalahkan Nepal 2-0 melalui sumbangan gol Ali Olwan dan Hamza Al-Dardour di babak kedua. Dengan hasil itu, Jordania memimpin klasemen sementara Grup A berkat keunggulan selisih gol atas Indonesia.