Tunda Euforia untuk Hadapi Jordania

Seusai mengalahkan Kuwait, Indonesia dinanti lawan tangguh lainnya, Jordania, di kualifikasi Piala Asia 2023. Raihan poin atas tim kuat Asia itu akan memperbesar kans tim ”Garuda” lolos ke babak utama kejuaraan itu.

DOKUMENTASI PSSI MEDIA

Pemain timnas Indonesia, Marc Anthony Klok (kiri), dan rekan-rekannya merayakan gol ke gawang Kuwait pada laga kualifikasi Grup A Piala Asia 2023 di Stadion Internasional Jaber Al Ahmad, Kuwait City, Kamis (9/6/2022) dini hari WIB. Indonesia menang 2-1 pada laga itu.

KUWAIT CITY, JUMAT — Shin Tae-yong, pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, mencegah para pemainnya larut dalam euforia seusai mengalahkan Kuwait pada laga pembuka Grup A kualifikasi Piala Asia 2023, Rabu (8/6/2022). Kemenangan monumental itu belum menjamin Indonesia memenuhi target lolos ke babak utama Piala Asia.

Indonesia akan menghadapi Jordania, Minggu (12/6/2022) pukul 02.15 WIB, di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad, Kuwait. Jordania adalah tim terkuat sekaligus yang paling diunggulkan memuncaki Grup A dan meraih tiket langsung ke babak utama Piala Asia 2023.

Jika membandingkan peringkat FIFA terkini, tim berjuluk ”Sang Kesatria” itu menempati peringkat ke-91 dunia atau ke-14 Asia, sementara Indonesia berada di peringkat ke-159.

Sepanjang 2022, Jordania telah menjalani empat laga dengan meraup tiga kemenangan dan hanya sekali kalah, yaitu versus Australia. Adapun tiga hasil positif itu diraih atas Selandia Baru, India, dan Nepal.

Baca juga : Menang atas Kuwait, Sembilan Tahun Penantian Indonesia Berakhir

Menyadari kekuatan sang calon lawan yang menembus perempat final Piala Arab 2021 itu, Shin mengingatkan timnya agar terus meningkatkan kerja keras. Pelatih asal Korea Selatan itu optimistis timnya melanjutkan performa terbaik demi memelihara asa tampil di Piala Asia.

DOKUMENTASI PSSI MEDIA

Pemain timnas Indonesia, Stefano Lilipaly, menggiring bola di area pertahanan Kuwait pada laga kualifikasi Grup A Piala Asia 2023 di Stadion Internasional Jaber Al Ahmad, Kuwait City, Kamis (9/6/2022) dini hari WIB. Indonesia menang 2-1 pada laga itu.

”Kunci utama adalah kerja keras dari semua pemain. Itu yang kami butuhkan untuk meraih poin penting di dua laga tersisa,” kata Shin dalam konferensi pers, Jumat (10/6/2022).

Frasa kerja keras berkali-kali disampaikan Shin sejak Indonesia mengalahkan Kuwait, 2-1, Rabu lalu. Ia menyebut frasa itu pada konferensi pers seusai laga, lalu saat mengunggah foto dirinya bersama skuad tim Garuda dengan latar belakang ratusan suporter di akun Instagram-nya, Kamis (9/6/2022).

Unggahannya di media sosial itu hanya berselang sekitar setengah jam dari publikasi artikel opini di situs resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menyebut kemenangan atas Kuwait adalah hasil kinerja Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Artikel itu menjadi viral dan disorot negatif di jagat maya.

Dalam empat pertemuan sebelumnya, Indonesia selalu menelan kekalahan dari ”Al-Nashami” sejak pertama kali berjumpa pada 2004 di Amman, Jordania.

La Grande Indonesia, kelompok suporter timnas Indonesia, mengunggah kampanye bertajuk ”Stop Video Call, Jangan Ganggu” di media sosial. Unggahan itu, kata Ilham Sukrai Harahap dari Divisi Komunikasi La Grande Indonesia, adalah pengingat ke PSSI agar menahan diri dari berbagai respons yang tidak perlu. Hal itu dianggap bisa mengganggu konsentrasi para pemain yang kini masih berjuang di Kuwait.

”Biarkan para pemain dan staf (pelatih) fokus di dua laga tersisa. Akan jadi bumerang bagi tim jika ada euforia yang berlebihan. Ingat, kita baru menang satu laga dan belum resmi ke Piala Asia,” ujar Ilham.

Selalu kalah

Tuntutan Shin agar skuadnya tidak mudah berpuas diri dan mengendurkan kerja keras jelang laga melawan Jordania bukan sekadar didasari kualitas sang lawan yang lebih baik. Dalam empat pertemuan sebelumnya, Indonesia selalu menelan kekalahan dari ”Al-Nashami” sejak pertama kali berjumpa pada 2004 di Amman, Jordania.

Dari empat duel itu, secara total, Jordania telah membuat 12 gol ke gawang Indonesia. Sebaliknya, ”Garuda” hanya dua kali menjebol gawang Jordania yang tercipta pada dua pertemuan di Stadion Raja Abdullah II, Amman, yaitu 12 Februari 2004 dan 11 Juni 2019.

Pada kedua laga itu, Indonesia masing-masing takluk 1-2 dan 1-4. Adapun gol-gol Indonesia, pada masing-masing laga itu, dicetak Bambang Pamungkas dan Beto Goncalves.

Baca juga : Shin Fokus Benahi Mental ”Garuda”

Meskipun terkesan amat berat untuk bisa mengimbangi kekuatan Jordania, Shin tetap optimistis. Ia berpengalaman dalam menaklukkan tim-tim raksasa yang jauh lebih diunggulkan. Di Piala Dunia Rusia 2018, misalnya, Shin mengantarkan Korsel membuat kejutan besar, yaitu membekap Jerman, 2-0, pada penyisihan grup. Kemenangan atas sang juara dunia bertahan saat itu lantas disebut media-media Korsel sebagai ”keajaiban di Kazan”.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, hendak melempar bola ke lapangan saat timnya menghadapi Filipina pada laga sepak bola putra SEA Games Vietnam 2021 di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Jumat (13/5/2022).

Di tim Garuda, Shin meyakini, kemenangan atas Kuwait pada laga pertama Grup A melahirkan secercah harapan bagi Indonesia untuk mengakhiri 15 tahun penantian tampil di babak utama Piala Asia. ”Hasil melawan Kuwait adalah bukti sepak bola Indonesia bisa terus berkembang,” ucapnya.

Apabila bisa minimal menahan imbang Jordania, peluang Indonesia untuk lolos lebih terbuka. Koleksi empat poin berpotensi membuat Garuda meraih tiket itu, setidaknya dari jatah runner-up terbaik. Hanya lima runner-up terbaik dari total enam grup yang berhak meraih tiket tersebut.

Pada laga terakhir, Indonesia akan menghadapi Nepal. Secara kualitas, Indonesia lebih baik dibandingkan tim itu. Peluang meraih tiga poin pun lebih terbuka menghadapi tim terlemah di kualifikasi Grup A itu.

Pelatih Jordania Adnan Hamad mengakui persaingan di Grup A berubah setelah Indonesia menumbangkan Kuwait, tim tuan rumah. Hamad pun meminta para pemainnya tidak meremehkan Indonesia yang tampil solid pada laga pertama.

”Indonesia telah membuktikan punya peluang dalam persaingan menuju babak utama. Mereka adalah tim yang terorganisasi dan diperkuat beberapa pemain bagus. Jadi, kami harus meningkatkan level permainan untuk melanjutkan tren kemenangan di laga pertama dan mempertahankan posisi puncak,” kata Hamad, yang berpaspor Irak, dilansir laman resmi Federasi Sepak Bola Jordania.