Final NBA 2022 menjadi panggung realitas terliar bagi banyak pemain, salah satunya Klay Thompson. Mereka seolah berada dalam ambang mimpi karena bisa berada di partai puncak dengan segala tantangan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/GETTY IMAGES/EZRA SHAW
Ekspresi kekecewaan pemain Golden State Warriors, Klay Thompson, saat bertanding melawan Boston Celtics pada laga pertama Final Bola Basket NBA di Chase Center, San Francisco, AS, Jumat (3/6/2022) pagi WIB. Thompson menyumbang 15 angka bagi Warriors dalam 39 menit penampilannya.
SAN FRANCISCO, SENIN — Shooting guard Golden State Warriors, Klay Thompson, tidak menyadari besok, Selasa (14/6/2022) WIB, akan bertepatan dengan tiga tahun cedera horor robek ligamen lututnya yang terjadi di Final NBA 2019. Pikirannya hanya fokus untuk tampil di gim lima Final NBA 2022 esok hari.
Thompson agak terkejut ketika wartawan menanyakan perasaannya tentang cedera yang sudah berlalu tepat tiga tahun itu. ”Wow, itu sudah tiga tahun lalu. (Waktu) Berjalan begitu cepat,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin.
Tiga tahun lalu, 14 Juni 2019, adalah awal dari fase tergelap dalam karier sang penembak jitu Warriors. Dia menderita cedera robek anterior cruciate ligament (ACL) pada gim enam final lawan Toronto Raptors. Cedera itu mengharuskannya beristirahat sekitar setahun.
Petaka hadir lagi setelah Thompson sembuh cedera ACL. Dalam persiapan musim baru bersama Warriors, dia menderita cedera baru, yaitu robek achilles. Adapun cedera ACL dan achilles merupakan musuh terbesar para pebasket, bisa mengakhiri karier mereka.
AP PHOTO/JED JACOBSOHN
Pemain Boston Celtics, Jayson Tatum (kanan), melompat untuk memasukkan bola ke dalam keranjang Golden State Warriors dengan dihadang oleh pemain Warriors, Kevon Looney (kiri) dan Klay Thompson (bawah), pada laga kedua final NBA di Chase Center, San Francisco, AS, Senin (6/6/2022) WIB. Warriors menang dengan skor 107-88 sehingga kedudukan menjadi 1-1.
Thompson terpaksa menepi total 941 hari sebelum bisa kembali tampil lagi pada pertengahan musim ini. Namun, dia seperti mendapat keajaiban musim ini. Peraih tiga gelar juara NBA itu langsung berhasil mengantar Warriors ke partai puncak.
Di tanggal yang sama dengan cederanya, 14 Juni, Thompson akan menjalani gim lima final lawan Boston Celtics di Chase Center, San Francisco. Baginya, perjalanan itu ibarat badai besar yang berakhir dengan kemunculan pelangi indah. Dia tidak pernah menyangka bisa kembali ke final secepat ini.
Thompson butuh adaptasi lagi terhadap ritme permainan NBA yang merupakan tercepat di dunia. Juga, mengembalikan ingatan ototnya ketika masih menjadi duo penembak terbaik bersama rekannya, Stephen Curry.
Thompson memang belum kembali ke permainan terbaiknya di final. Dia hanya mencatat rerata 17,3 poin dengan akurasi rendah 36,5 persen. Namun, usaha kerasnya selalu berhasil menginspirasi rekan-rekannya. Itulah yang membuat Warriors kembali ke final setelah dua musim absen di playoff.
Saya tidak peduli tentang permainan cantik atau buruk. Yang penting menjaga kemenangan di kandang. (Klay Thompson)
AP PHOTO/STEVEN SENNE
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry (tengah), dikawal dua pemain Boston Celtics, Al Horford (nomor 42) dan Jayson Tatum (0), pada laga keempat final NBA di TD Garden, Boston, AS, Sabtu (11/6/2022). Pada laga itu, Warriors menang dengan skor 107-97 dan membuat kedudukan imbang 2-2.
Pebasket 32 tahun itu pun tidak mau menyia-nyiakan realitas terliar serasa mimpi tersebut. ”Ketika saya masuk lapangan, saya hanya ingin menang (gim lima). Saya tidak peduli tentang permainan cantik atau buruk. Yang penting menjaga kemenangan di kandang,” tuturnya.
Curry adalah salah satu sosok paling terpukul ketika sang rekan cedera lagi setelah sembuh ACL. Ketika itu, dia menyebutkan banyak air mata tumpah dalam percakapannya dengan Thompson. Bagi Curry, cedera tambahan tersebut seperti pukulan telak ke ulu hatinya. Penderitaan itulah yang membuatnya begitu bahagia saat ini karena bisa berduet lagi di lapangan.
”Memikirkan (cedera) itu tiga tahun lalu dan semua yang telah kami lalui, semua yang telah dialami Klay secara pribadi, patut disyukuri bisa kembali ke panggung ini (final). Semoga kami bisa menyelesaikan pekerjaan ini (jadi juara) dan memberi penghormatan terhadap perjalanan tiga tahun tersebut,” kata Curry.
Pemain Boston Celtics, Al Horford (kiri), membawa bola dengan dikawal pemain Golden State Warriors, Gary Payton II, pada laga keempat final NBA di TD Garden, Boston, AS, Sabtu (11/6/2022). Pada laga itu, Warriors menang dengan skor 107-97 dan membuat kedudukan imbang 2-2.
Debutan final
Realitas terliar itu juga dijalani oleh pemain spesialis bertahan Warriors, Gary Payton II. Anak pemain legendaris NBA, Gary Payton, ini tidak pernah menyangka bisa menjadi bagian penting Warriors pada usia 29 tahun.
Karier Payton selalu mandek sejak tidak terpilih pada Draft 2016. Dia harus berulang kali masuk ke tim NBA G-League untuk bisa memanjat ke liga utama. Bahkan, musim lalu dia juga masih bermain untuk tim G-League Raptors 905.
Payton naik kelas setelah berhasil mencuri perhatian Pelatih Kepala Warriors Steve Kerr pada pramusim. Dia sempat diundang ke pemusatan latihan tim. Kerr masih mencari satu pemain lagi untuk melengkapi skuadnya.
Ketika itu, banyak yang berpikir Kerr akan memilih shooting guard veteran Avery Bradley ketimbang Payton. Bradley punya pengalaman main di NBA jauh lebih banyak. Namun, sang pelatih akhirnya memilih Payton karena menilai sang pemain punya karakter pejuang yang dibutuhkan tim. Payton pun membuktikan spesialisasinya di pertahanan sepanjang musim reguler.
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry (tengah), melompat untuk mencetak angka di bawah hadangan pemain Boston Celtics, Derrick White (nomor 9), Jayson Tatum (0), dan Al Horford (kanan/42), pada laga keempat final NBA di TD Garden, Boston, AS, Sabtu (11/6/2022). Pada laga itu, Warriors menang dengan skor 107-97 dan membuat kedudukan imbang 2-2.
Namun, rintangan Payton menuju final pertamanya tidak semudah itu. Di semifinal wilayah saat gim dua lawan Memphis Grizzlies, dia mengalami cedera patah di siku kiri. Cedera itu membuatnya tidak bisa bermain selama sebulan.
Payton sempat dikhawatirkan tidak akan tampil lagi musim ini. Cedera sang pemain kidal itu berada di tangan yang digunakan untuk menembak. Namun, keajaiban kembali terjadi. Payton bisa bermain mulai gim dua final. Dia menjadi karang kokoh di pertahanan Warriors untuk merebut gim dua dan gim empat atas Celtics.
Di kubu Boston Celtics, momen ajaib dirasakan center Al Horford. Pebasket 35 tahun itu menyudahi penantian panjang 15 musim, bermain dengan empat tim, untuk bisa merasakan laga final. Oase itu dirasakan musim ini bersama tim muda Celtics.
Horford yang sempat pindah dari Celtics pada 2019, lalu kembali pada musim ini, mengakhiri dahaga seusai mencatatkan 141 penampilan playoff. Jumlah penampilan itu merupakan yang terbanyak seorang pemain NBA untuk bisa menembus partai puncak. (AP/REUTERS)