Penampilan spesial Stephen Curry dan pergantian penuh kejutan Steve Kerr mengembalikan asa Warriors. Sepintas, kisah mereka seperti mengulang perjalanan juara Warriors di 2015.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
AP/POOL/ELSA
Pemain Golden State Warriors Stephen Curry (tengah) melompat untuk mencetak angka, di bawah adangan pemain Boston Celtics Derrick White (nomor 9), Jayson Tatum (0) dan Al Horford (42) pada laga keempat final NBA di TD Garden, Boston, Sabtu (11/6/2022). Pada laga itu Warriors menang dengan skor 107-97 dan membuat kedudukan imbang 2-2.
BOSTON, SABTU Golden State Warriors bisa mencuri gim empat Final NBA dari Boston Celtics karena dua faktor utama. Aksi fenomenal point guard Stephen Curry dan pertaruhan strategi pelatih Steve Kerr. Berkat kemenangan krusial itu, Warriors mengundang Deja vu juara pada 2015.
Curry dan rekan-rekan merebut gim empat 107-97 di TD Garden, Boston, pada Sabtu (11/6/2022) WIB. Sempat kesulitan menghadapi keunggulan fisik tim tuan rumah, Warriors dengan pemain berpengalaman juara mampu membalikkan keadaan pada akhir laga. Para pemain Warriors menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada final berformat terbaik dalam tujuh gim.
Faktor pertama kemenangan adalah penampilan spesial Curry yang sempat dikhawatirkan tidak bisa tampil di gim empat karena cedera. Alih-alih menepi, dia justru bisa bermain luar biasa dalam waktu hampir 41 menit dan mengacak-acak pertahanan Celtics.
Curry menciptakan dobel-dobel 43 poin dan 10 rebound, dengan sebanyak 21 poin dicetak dari lemparan tiga angka yang merupakan spesialisasinya. Dia juga bermain paling efisien sepanjang seri final lewat akurasi lemparan 53,8 persen (14-26). Dia "menggendong" rekan-rekannya yang tampil kurang impresif, kecuali Andrew Wiggins yang mencetak 17 poin dan 16 rebound.
AP PHOTO/STEVEN SENNE
Pemain Golden State Warriors Stephen Curry (30) dikawal dua pemain Boston Celtics Al Horford (nomor 42) dan Jayson Tatum (0) pada laga keempat final NBA di TD Garden, Boston, Sabtu (11/6/2022). Pada laga itu Warriors menang dengan skor 107-97 dan membuat kedudukan imbang 2-2.
"Dia (Curry) tidak membiarkan kami kalah. Itulah intinya. Saya tahu sikap itu dalam beberapa hari terakhir. Bahkan setelah gim tiga (sempat cedera), saya yakin dia akan datang hari ini dengan api (semangat) seperti tadi,” ucap forward Golden State Warriors Draymond Green.
Selain Curry, sang pelatih Golden State Warriors juga patut diberikan pujian. Steve Kerr berjudi dalam penentuan strategi sepanjang pertandingan, terutama di pertengahan kuarter keempat saat Warriors tertinggal 86-90. Dia menggantikan Green yang merupakan jantung pertahanan tim dengan center Kevon Looney.
Dari sisi psikologis, pergantian itu sangat berisiko. Green selain kuat dalam bertahan, juga pemimpin paling vokal dalam tim. Di momen paling krusial gim empat, sulit membayangkan Warriors bertarung tanpa Green di tengah kepungan sekitar 19.000 orang pendukung lawan.
Jika Kerr salah, lalu Warriors kalah, mereka akan tertinggal 1-3 dari Celtics. Hanya satu tim yang bisa bangkit dari ketinggalan seperti itu dalam sejarah NBA, yaitu Cleveland Cavaliers pada 2016 saat menaklukkan Warriros. Artinya, bagi Kerr, pertaruhan itu antara hidup dan mati.
Dia (Curry) tidak membiarkan kami kalah. Itulah intinya. (Draymond Green)
AFP/GETTY IMAGES/ELSA
Pemain Golden State Warriors Draymond Green (tengah) melempar bola ke basket dengan diadang pemain Boston Celtics Robert Williams III (kiri) pada laga keempat final NBA di TD Garden, Boston, Sabtu (11/6/2022). Pada laga itu Warriors menang dengan skor 107-97 dan membuat kedudukan imbang 2-2.
Namun, Steve Kerr punya sudut pandang lain. Dengan kondisi tertinggal, Golden State Warriors akan kesulitan mengejar Boston Celtics dengan Green. Sepanjang laga, sang pemain yang hanya mencetak dua poin menjadi beban serangan. Lawan sering membiarkan Green tanpa penjagaan karena akurasi lemparannya hanya 14, 3 persen (1-7).
Looney yang menyelesaikan laga dengan sebelas rebound dalam 28 menit dinilai lebih bisa membantu dalam perebutan bola, termasuk membatasi center lawan, Robert Williams III. Setelah pergantian itu, Warriors memiliki taring yang lebih tajam dalam serangan, lalu berbalik unggul 97-94.
Menurut Curry, perubahan itu mengubah momentum permainan. Kerr kembali memasukkan Green pada tiga menit terakhir. Green yang terlecut karena baru saja ditarik ke bangku cadangan, tampil bergairah dalam sisa laga. Dia memimpin pertahanan dan membuat para pemain Celtics tidak mampu mencetak tambahan poin dalam empat kesempatan serangan beruntun.
"Ada banyak kepercayaan (dalam tim), antara keputusan pelatih dan tanggung jawab para pemain. Kami semua paham (keputusan) ini semua tentang kemenangan. Pada akhirnya ini adalah malam yang besar. Kami kembali ke kandang (gim lima) dengan kedudukan 2-2, jauh lebih baik daripada kedudukan 1-3," ucap Curry.
Pemain Golden State Warriors Andrew Wiggins (kiri) melemparkan bola di bawah penjagaan pemain Boston Celtics Robert Williams III pada laga keempat final NBA di TD Garden, Boston, Sabtu (11/6/2022). Pada laga itu Warriors menang dengan skor 107-97 dan membuat kedudukan imbang 2-2.
Bagi Kerr, pergantian itu lebih dari sekadar strategi. Dia juga ingin membangkitkan rasa lapar Green untuk bermain lebih baik. "Saya tidak pernah ingin para pemain senang ketika ditarik keluar. Itulah Draymond. Dia sangat kompetitif. Dia kembali ke lapangan dengan memberi dampak besar," ujar pelatih yang telah mengoleksi tiga gelar juara bersama Warriors itu.
Pertaruhan sang pelatih mengingatkan kisah manis pada Final NBA 2015. Ketika itu, Warriors juga tertinggal 1-2 dari Cavaliers jelang gim empat di markas lawan. Kerr berjudi dengan menggantikan center Andrew Bogut dengan forward Andre Iguodala.
Kerr menerapkan strategi bola kecil atau bermain tanpa center. Keputusan itu mengubah takdir Warriors. Mereka memenangi tiga gim sekaligus untuk menang di final dengan kedudukan 4-2. Iguodala terpilih jadi Most Valuable Player Final karena berhasil mematikan pemain kunci lawan, LeBron James.
Angin di seri final kali ini pun berbalik ke arah Golden State Warriors. Mereka kembali punya keunggulan laga kandang, di gim 5 dan gim 7 (jika dibutuhkan). Curry dan rekan-rekan akan juara seandainya mampu menyapu bersih dua gim di depan pendukung sendiri itu.
Pemain Boston Celtics Jaylen Brown (kiri) membawa bola dengan diadang pemain Golden State Warriors Nemanja Bjelica pada laga keempat final NBA di TD Garden, Boston, Sabtu (11/6/2022). Pada laga itu Warriors menang dengan skor 107-97 dan membuat kedudukan imbang 2-2.
Boston Celtics yang unggul di akhir kuarter pertama dan kedua, serta awal kuarter keempat, sebenarnya memiliki peluang menang lebih besar. Dipimpin Jaylen Brown (21 poin), Celtics dengan mayoritas pemain yang lebih tinggi dan atletis begitu dominan di kedua sisi lapangan.
Namun, pengalaman ternyata berbicara banyak dalam momen-momen krusial. Curry dan rekan-rekan yang memiliki koleksi tiga cincin juara dan pengalaman lima kali berlaga di final, lebih tenang dibandingkan para pemain Celtics yang tanpa pemain dengan pengalaman di laga puncak.
"Saya sudah katakan sebelumnya. Menang adalah hal sulit. Kami selalu bertumbuh untuk menjadi lebih baik (dari setiap kekalahan). Ini adalah tantangan lain, kesempatan lain untuk membuktikan kami bisa lebih baik lagi," kata center Celtics Al Horford. (AP/REUTERS)