Stephen Curry seolah bertarung seorang diri untuk Golden State Warrios pada final NBA kali ini. Penampilan inkonsisten rekan-rekannya membuat beban sang megabintang bertambah berat.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AP/SAN FRANCISCO CHRONICLE/CARLOS AVILA GONZALEZ
Bintang Golden State Warriors, Stephen Curry (bawah), menahan sakit setelah kaki kirinya tertimpa pemain Boston Celtics, Al Horford, pada kuarter keempat gim ketiga seri final NBA di Boston, Rabu (8/6/2022) waktu setempat.
Kepanikan menyelimuti Golden State Warriors saat Stephen Curry cedera pada pengujung gim ketiga seri final NBA. Point guard andalan Warriors itu mengerang kesakitan setelah kaki kirinya tertimpa tubuh pemain lawan, Al Horford. Dia sempat dua menit melanjutkan permainan, sebelum diistirahatkan pelatih Steve Kerr.
Banyak berita spekulasi Curry terancam tidak turun pada gim keempat di TD Garden, Boston, Sabtu (11/6/2022) pukul 08.00 WIB. Titik cedera itu sama seperti saat ligamennya terkilir pada Maret lalu, yaitu ketika tertimpa guard Boston Celtics, Marcus Smart. Cedera itu lalu membuatnya absen 12 gim.
Beruntung, cederanya kini tidaklah separah yang diduga. Curry siap tampil dengan menahan sedikit rasa sakit. ”Kiamat” di depan mata Warriors, yang sementara tertinggal 1-2 dari Celtics, pun hilang sejenak.
”Kami butuh dia (Curry) jika ingin juara. Dia adalah identitas tim ini,” ucap shooting guard Warriors, Klay Thompson.
AP/SAN FRANCISCO CHRONICLE/SCOTT STRAZZANTE
Bintang Golden State Warriors, Stephen Curry (kiri), mengerang kesakitan setelah kaki kirinya tertimpa pemain Boston Celtics, Al Horford (kanan), pada kuarter keempat gim ketiga seri final NBA di Boston, Rabu (8/6/2022) lalu waktu setempat.
Wajar jika berita terlukanya Curry menimbulkan reaksi berlebihan. Pebasket 34 tahun itu adalah pemain terbaik di antara kedua tim setelah final NBA melewati tiga gim. Dia mencatat rerata produktivitas tertinggi, 31,5 poin, yang lebih tinggi dibandingkan mantan pebasket fenomenal Michael Jordan (31,2 poin) di final NBA 1991.
Sang penembak jitu mencatat akurasi lemparan impresif, 48,5 persen, melampaui dua pencetak skor terbanyak dari Celtics, Jaylen Brown (22,7 poin/42,9 persen) dan Jayson Tatum (22 poin/33,9 persen). Statistik Curry itu memukau, meskipun seluruh mata pertahanan lawan tertuju kepadanya.
Mirisnya, bahkan dengan penampilan skala Most Valuable Player (MVP) final dari Curry itu, Warriors masih tertinggal, 1-2. Fakta ini adalah sebuah alarm. Curry butuh bantuan rekan-rekannya untuk memenangi laga.
Ketika rekan-rekannya ”tenggelam”, pemain inti paling pendek (1,88 meter) itu akan diincar lawan sepanjang laga. Tidak hanya saat menyerang, tetapi juga ketika bertahan.
Seluruh bintang Warriors, selain Curry, bermain inkonsisten. Hanya Curry satu-satunya pemain tim itu yang menciptakan rerata 20 poin, sementara Celtics punya dua pemain. Thompson bermain efisien pada gim ketiga, tetapi tampil buruk di dua gim awal. Forward Draymond Green dan guard Jordan Poole hanya optimal saat Warriors menang di gim kedua.
AFP/GETTY IMAGES/EZRA SHAW
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry, menggiring bola melewati pemain Boston Celtics, Derrick White, pada laga kedua final NBA di Chase Center, San Francisco, Senin (6/6/2022) WIB. Warriors menang dengan skor 107-88 sehingga kedudukan menjadi 1-1 saat itu.
Padahal, sumbangsih lebih dari satu pemain sangat krusial di final. Celtics mencontohkan itu pada gim ketiga. Mereka menang berkat sumbangan 77 poin dari duo Jay dan Smart. Ketiga pemain itu menjadi yang pertama yang masing-masing menyumbang minimal 20 poin, 5 rebound, dan 5 asis, sejak terakhir kali trio Lakers pada final 1984.
Mengapa Curry sangat butuh bantuan? Seperti kata sang peraih dua kali MVP, Celtics dipenuhi pemain atletis dan berlengan panjang yang piawai bertahan. Ketika rekan-rekannya ”tenggelam”, pemain inti paling pendek (1,88 meter) itu akan diincar lawan sepanjang laga. Tidak hanya saat menyerang, tetapi juga ketika bertahan.
Curry akan dipaksa menjaga Tatum yang bertubuh kekar setinggi 2,03 meter. Dia pun akan kelelahan pada kuarter terakhir, seperti yang terlihat pada gim pertama dan ketiga. Curry hanya menghasilkan enam poin dalam kuarter keempat di final. Dari 18 kali lemparan tiga angkanya, tidak ada satu pun yang masuk pada kuarter itu. Jumlah asisnya bahkan sama dengan jumlah kesalahan sendiri atau turnover, yaitu 3 kali.
Butuh Green
Warriors perlu mengulang kisah keberhasilan di gim kedua. Sebanyak lima pemain mencetak angka dua digit dalam laga itu. Mereka juga agresif dalam bertahan, tidak mau kalah dalam perebutan bola. Hal itu tidak seperti ketika kalah adu rebound (31-47) di gim ketiga.
AFP/GETTY IMAGES/THEARON W. HENDERSON
Pemain Golden State Warriors, Jordan Poole, melempar bola ke basket Boston Celtics dalam laga kedua final NBA di Chase Center, San Francisco, Senin (6/6/2022) WIB. Warriors menang dengan skor 107-88.
Green wajib tampil bagus. Sebagai kontributor asis di serangan dan pemimpin di pertahanan, dia adalah kunci kemenangan Warriors pada gim kedua (9 poin, 5 rebound, 7 asis). Mirisnya, dia lebih sering bermain buruk. Jumlah poin sang pemimpin vokal tim ini sama dengan total pelanggaran sepanjang seri ini, yaitu 15 kali.
Green menyadari itu. Jika tidak agresif saat penguasaan bola Warriors, yaitu dalam rebound, memberi asis, dan menghadang lawan yang berlari ke Curry, dia hanya menjadi benalu untuk pohon. Tidak berguna. Green tak punya keahlian melempar jauh. ”Kami tim yang lebih baik ketika saya agresif di serangan. Karena itu, saya perlu lebih baik,” ujarnya.
Kerr percaya, pertahanan yang baik akan bertransformasi menjadi serangan apik. Maka itu, dia membutuhkan lagi peran Green yang merupakan mantan Defensive Player of The Year. Sang pelatih juga berharap pengalaman Curry dan rekan-rekan meraih tiga gelar juara NBA bisa berbicara di gim keempat.
Sejak dulu, bola basket adalah permainan tim, bukan individu. Lima pemain terlibat dalam mencetak atau kemasukan poin. Karena itu pula, banyak yang menyebut Jordan tidak akan punya enam cincin juara NBA tanpa Scottie Pippen di sampingnya. Realitas itu kini menyapa Curry. Warriors tidak akan juara jika Curry bertarung sendirian. (AP/REUTERS)