Penampilan konsisten Jonatan Christie terhenti pada babak pertama Daihatsu Indonesia Masters. Dia pun harus menunggu kembali untuk mewujudkan target, menjuarai turnamen BWF level Super 500 ke atas.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penampilan konsisten Jonatan Christie yang lolos ke final pada tiga turnamen terakhir tak berlanjut, justru saat dia tampil di hadapan publik sendiri. Tunggal putra peringkat kedelapan dunia itu menyia-nyiakan kesempatan tampil dalam Daihatsu Indonesia Masters yang digelar kembali dengan kehadiran penonton sejak 2020.
Jonatan tersingkir pada babak pertama setelah kalah dari pemain China, Zhao Junpeng, 21-10, 14-21, 11-21. Tak hanya menjadi kekecewaan bagi diri sendiri, kekalahan itu juga mengecewakan penonton yang hadir di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (8/6/2022).
Setelah Indonesia Masters 2020, semua turnamen bulu tangkis di Indonesia pada tahun tersebut dibatalkan karena pandemi Covid-19. Dua turnamen terbesar, yaitu Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka 2021, diselenggarakan di ”gelembung” Bali yang tak boleh dihadiri penonton.
Maka, Indonesia Masters 2022, yang berlevel BWF World Tour Super 500, menjadi kesempatan atlet dan penggemar bulu tangkis Indonesia untuk bertemu kembali.
”Kalau bicara kecewa, pasti kecewa karena ini pertama kali bisa ditonton kembali penggemar di Indonesia, tapi saya tidak bisa melakukan yang terbaik. Jujur pasti kecewa,” kata atlet dengan sapaan Jojo itu.
Kekalahan Jojo, yang ditempatkan sebagai unggulan keenam, menjadi salah satu kejutan yang terjadi pada babak pertama. Pemain unggulan lain yang tak bisa melanjutkan perjalanan di Indonesia Masters adalah unggulan teratas ganda campuran, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Mereka disingkirkan pasangan Perancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue, 19-21, 16-21. Adapun unggulan kedua tunggal putra, Anders Antonsen, kalah walkover dari Heo Kwang-hee (Korea Selatan) karena cedera.
Tampil dengan dukungan heroik penonton di Istora, Jojo sebenarnya punya peluang besar menjuarai turnamen pada level Super 500 ke atas yang belum pernah didapatnya. Sejauh ini, pemain berusia 24 tahun ini baru bisa menjuarai turnamen Super 300, salah satunya dari Swiss Terbuka, Maret.
Gelar itu menjadi awal penampilan konsisten Jojo tahun ini. Berselang dua pekan setelah juara di Swiss, dia tampil pada final Korea Terbuka Super 500, lalu Kejuaraan Asia. Namun, Jojo kalah pada dua turnamen itu dari Weng Hong Yang dan Lee Zii Jia.
Indonesia Masters pun menjadi kesempatan lain untuk menjuarai turnamen Super 500 yang telah lama menjadi targetnya. Zhao, yang berperingkat ke-35 dunia, dua kali dikalahkan Jojo dari tiga pertemuan.
Keunggulan catatan pertemuan itu semula tampak pada gim pertama. Setelah skor 6-6, peraih medali emas Asian Games Jakarta Palembang 2018 itu mendapat sepuluh poin beruntun melalui pukulan-pukulan silang. Zhao, yang kidal, kesulitan tiap kali Jojo mengarahkan smes silang ke arah backhand-nya.
Harusnya, saya dengan cepat bisa mengubah strategi, tetapi tadi agak sedikit lambat dan dia mendapatkan lumayan banyak poin.
Pada gim kedua dan ketiga, Jojo banyak membuat kesalahan sehingga lawan banyak mendapat poin gratis. Jojo pun menilai, Zhao mampu membaca pola permainan dan strateginya, sedangkan dia terlambat mengubah strategi.
”Harusnya, saya dengan cepat bisa mengubah strategi, tetapi tadi agak sedikit lambat dan dia mendapatkan lumayan banyak poin. Saya juga melakukan beberapa kesalahan,” katanya.
Setelah tersingkir dengan cepat pada Indonesia Masters, Jojo berkesempatan memperbaiki penampilan di depan penggemar bulu tangkis Indonesia pada turnamen berikutnya dengan level lebih tinggi, yaitu East Ventures Indonesia Terbuka Super 1000, 14-19 Juni.
Nyaris kecewa
Kekalahan hampir dialami tunggal putra Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, ketika berhadapan dengan pemain muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn. Anthony nyaris membuat penonton kecewa dalam dua laga tunggal putra beruntun, setelah Jonatan kalah.
Berhadapan dengan Vitidsarn, yang dua kali mengalahkannya dalam dua pertemuan terakhir, termasuk pada ajang Piala Thomas, Anthony menang 16-21, 21-16, 21-18. Dia memenangi laga itu melalui drama pada gim ketiga.
Dalam gim penentuan tersebut, Anthony tinggal membutuhkan empat poin untuk menang saat unggul 17-5. Namun, atmosfer di Istora berubah tegang ketika Vitidsarn merebut 13 dari 15 poin berikutnya sehingga Anthony hanya unggul satu poin, 19-18. Laju Vitidsarn akhirnya dihentikan Anthony melalui smes pada pukulan ketiga dan ketika kok dari drive Anthony membentur net, dan jatuh di lapangan lawan.
”Saat Kunlavut tertinggal jauh, saya lihat dia bermain tanpa beban, jadi, dia bisa mendekati poin saya. Dengan beberapa kali meminta waktu untuk jeda sebentar, saya bisa mengembalikan fokus,” tutur Anthony yang akan berhadapan dengan pemain Thailand lainnya, Sitthikom Thammasin, pada babak kedua.
Anthony berharap bisa melangkah jauh pada turnamen ini setelah tampil buruk sejak akhir 2021 hingga 2022. Tampil bersama rekan-rekannya dalam ajang Piala Thomas, meski Indonesia kalah dari India di final, menjadi titik balik untuk mengembalikan kepercayaan dirinya.
”Saat saya berada di titik bawah, semua anggota tim tetap mendukung saya. Kepercayaan diri saya pun tumbuh kembali,” katanya.
Selain Anthony, kemenangan didapat Chico Aura Dwi Wardoyo, sedangkan Shesar Hiren Rhsutavito tersingkir. Shesar kalah dari unggulan teratas Viktor Axelsen 14-21, 7-21.