Pekerjaan Tersisa pada Raihan Emas Apriyani dan Fadia
Pasangan ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti meraih emas pertama di ajang multicabang sejak dipasangkan pada Februari 2022. Sejumlah catatan dan pekerjaan rumah mengiringi pencapaian itu
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BAC GIANG, KOMPAS - Pasangan ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti meraih emas SEA Games Vietnam 2021 usai mengalahkan pasangan Thailand Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard dua gim langsung di partai final, Minggu (22/5/2022) sore. Ini adalah emas pertama Apriyani dan Fadia di ajang multicabang sejak dipasangkan pada Februari 2022. Kendati meraih emas, penampilan mereka masih jauh dari sempurna.
Kendati baru dipasangkan, Apriyani dan Fadia tidak begitu kesulitan mengatasi perlawanan dari Benyapa dan Nuntakarn yang berperingkat 28 dunia. Mereka merebut emas dalam dua gim langsung dengan skor 21-17 dan 21-14. Apriyani dan Fadia bermain agresif sejak awal gim pertama. Tekanan mereka membuat pasangan Thailand kerap kesulitan mengembalikan bola dan membentur net.
Akan tetapi, Apriyani dan Fadia yang baru berpasangan terlihat belum padu satu sama lain. Di laga final ini, komunikasi dan koordinasi mereka belum berjalan baik, terutama di awal-awal gim pertama. Keduanya sempat bergerak ke arah yang sama beberapa kali. Apriyani dan Fadia bahkan sempat mendiamkan bola yang datang ke bidang permainan belakang mereka karena saling menunggu.
"Jadi ini masih menyesuaikan untuk cara berkomunikasi saya dan Fadia di dalam lapangan maupun di luar lapangan. Itu sih yang bisa bikin kami padu. Kami sama-sama mau menaikkan tingkat," ujar Apriyani seusai pertandingan di Bac Giang Gymnasium, Vietnam.
Belum cukup padunya Apriyani dan Fadia dimanfatkan Benyapa dan Nuntakarn untuk terus menempel perolehan poin Indonesia di gim pertama. Selain duet dengan Apriyani yang belum begitu menyatu, Fadia sering melakukan kesalahan sendiri saat bertahan.
Meski beberapa kali kehilangan poin, Fadia menebusnya dengan bermain bagus dalam menyerang. Ia beberapa kali menghasilkan beberapa poin melalui pertarungan bola-bola di dekat net. Apri sebagai senior kerap memberikan arahan kepada Fadia di tengah-tengah pertandingan. Dia memberi kode kepada Fadia lewat jari dari belakang punggung agar tidak dilihat lawan.
Apriyani dan Fadia mampu mempertahankan performa hingga gim pertama usai. Di sisi lain, pasangan Thailand juga kerap melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Indonesia akhirnya merebut gim pertama dengan skor 21-17.
Pada gim kedua, perolehan poin Indonesia dan Thailand juga sangat ketat. Koordinasi dan komunikasi Apriyani dan Fadia masih belum menunjukkan perbaikan. Pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian, sesekali memberi instruksi di tengah-tengah pertandingan.
Kerja sama antara Apriyani dan Fadia baru meningkat saat mereka meraih poin ke-10 di gim kedua. Di momentum itu mereka baru bisa agak mulai padu dan sangat solid. Meski diserang berkali-kali, mereka mampu bertahan dan balik mencuri poin dari Thailand. Fadia mampu menutupi area yang ditinggalkan Apriyani. Adapun poin-poin berharga Indonesia banyak dihasilkan dari bola-bola dekat net.
Semakin menjauh
Kekompakan Apriyani dan Fadia membuat mereka semakin menjauh di gim kedua saat perolehan poin kedua pasangan mencapai 20-12 untuk keunggulan Indonesia. Ini adalah selisih poin tertinggi di gim kedua.
Apriyani dan Fadia akhirnya mampu memenangkan gim kedua dengan skor 21-14. Sesaat setelah memenangkan gim kedua, Apriyani meluapkan kebahagiannya dengan berteriak di atas lapangan. Dia kemudian melemparkan dua raket ke arah penonton di tribune.
Walau senang dengan raihan emas pertamanya bersama Fadia, Apriyani menyampaikan ada sejumlah catatan yang harus mereka benahi untuk menatap turnamen selanjutnya. Saat masih berpasangan dengan Greysia Polii, Apriyani cenderung menjaga sisi belakang pertahanan.
Memang kami terus mempersiapkan bagaimana caranya pola permainan itu jadi saling menutupi. karena, kan, kami dua-duanya pemain belakang. (Apriyani Rahayu)
Dengan begitu, bisa dibilang Apriyani merupakan "pemain belakang". Posisi Apriyani itu ternyata sama dengan Fadia. Saat berpasangan dengan Ribka Sugiarto, Fadia juga kerap menjaga area belakang permainan Indonesia.
"Memang kami terus mempersiapkan bagaimana caranya pola permainan itu jadi saling menutupi. karena, kan, kami dua-duanya pemain belakang. Jadi kami sama-sama harus memegang depan dua-duanya dulu. Nah, di sini itu kami belajar membuat polanya," kata Apriyani.
Sementara itu, Eng Hian mengatakan, pengalaman bertanding di SEA Games memberikan gambaran bagi Apriyani dan Fadia terkait pola permainan yang mereka inginkan. "Kekurangan tentu masih banyak. Terutama masalah pola permainan pun belum solid. Masih banyak yang harus diperbaiki lagi dan diperkuat," kata Eng Hian.
Sejauh ini, Eng Hian mengaku belum bisa memperkirakan kapan Apriyani dan Fadia bisa segera padu. Hal itu karena setiap pasangan memiliki waktu yang berbeda-beda untuk menemukan tingkat kecocokan tertinggi dalam bermain. Saat menangani Apriyani dan Greysia, Eng Hian menyebut keduanya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa padu.