Indonesia diwakili dua ganda putri baru pada bulu tangkis SEA Games Vietnam 2021. Selain meraih medali, Apriyani/Fadia dan Ribka/Febby harus beradaptasi mencari pola main yang pas untuk jangka panjang.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BAC GIANG, KAMIS - Ganda putri Indonesia memiliki dua misi yang dibawa dalam SEA Games Vietnam 2021. Selain mewujudkan target meraih medali, mereka pun mencoba beradaptasi satu sama lain untuk membentuk karakter permainan dengan target jangka panjang.
Pada persaingan cabang bulu tangkis yang berlangsung di Bac Giang Gymnasium, dua ganda putri Indonesia adalah pasangan yang baru dibentuk dengan target besar Olimpiade Paris 2024. Mereka adalah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Ribka Sugiarto/Febby Valencia Dwijayanti Gani.
Fadia dan Ribka, yang semula berpasangan, dipisahkan seiring dengan akan pensiunnya pasangan Apriyani, Greysia Polii. Setelah batal tampil dalam beberapa turnamen BWF, pasangan baru pun menjalani debut pada ajang multicabang antara negara Asia Tenggara.
Meski berstatus peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia, perlu waktu bagi Apriyani untuk membentuk karakter permainan bersama Fadia. Mereka pun mendapatkan momen itu di SEA Games.
Pada dua pertandingan dalam kategori beregu putri, Apriyani/Fadia menang saat Indonesia berhadapan dengan Vietnam, tetapi kalah ketika melawan Thailand. Mereka kalah dari pasangan peringkat kedelapan dunia, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai 16-21, 12-21.
Apriyani/Fadia pun mendapat kesempatan bertemu kembali dengan mereka pada perempat final persaingan individu. Mereka akan berhadapan dengan unggulan teratas itu setelah mengalahkan wakil tuan rumah, Do Thi Hoai/Dinh Thi Puong Hong, 21-15, 21-15.
Seperti dikatakan Apriyani, dia dan Fadia mencoba beberapa variasi strategi saat melawan Hoai/Hong karena masih dalam tahap beradaptasi dengan partner.
Tentang pertemuan dengan ganda putri terbaik Thailand, Fadia mengatakan, dia harus lebih siap. “Setidaknya, dari pertemuan pertama, kami sudah tahu permainan mereka,” katanya.
“Kami mau menikmati kesempatan tampil di sini. Pikiran harus enak, istirahat dan makan yang cukup, tetapi tetap harus tahu tujuan. Tujuan semua atlet di sini mau juara dan itu yang harus kami siapkan. Siapa yang lebih siap, mereka yang akan mendapat hasil,” tambah Apriyani.
Langkah Apriyani/Fadia ke perempat final diikuti Ribka/Febby. Mereka mengalahkan Yujia Jin/Jia Ying Crystal Wong (Singapura) 21-17, 21-15. Pada perempat final, Ribka/Febby akan berhadapan dengan unggulan kedua, Benyapa Aimsaard/Nuntakaarn Aimsaard (Thailand), yang mendapat bye pada babak pertama.
Dua tunggal putri, Putri Kusuma Wardani dan Gregoria Mariska Tunjung, melaju ke perempat final dengan cara berbeda saat melawan pemain Vietnam. Putri menang dua gim atas Nguyen Thuy Linh 21-9, 21-17, sementara Gregoria harus melewati laga tiga gim saat berhadapan dengan Vu Thi Trang 17-21, 21-5, 21-14.
Putri tampil cukup baik dengan sudut pukulan tajam, meski masih memiliki kekurangan dalam akurasi. Untuk tampil dalam persaingan perorangan ini, Putri telah mendapat pengalaman dari nomor beregu. Dia menjadi bagian dari Tim Indonesia yang mendapat medali perak setelah dikalahkan Thailand 0-3 pada final.
Tujuan semua atlet di sini mau juara dan itu yang harus kami siapkan. (Apriyani Rahayu)
Atlet berusia 19 tahun itu mendapat masukan dari beberapa pelatih, yaitu Rionny Mainaky dan Herli Djaenudin (pelatih dan asisten pelatih tunggal putri), serta Eng Hian (pelatih ganda putri) setelah tampil dalam beregu. “Mereka mengatakan, saat sudah unggul, saya harus konsisten di poin-poin akhir, harus konsisten dengan pola yang diterapkan. Saya diberi masukan jangan mengubah pola atau terlalu hati-hati,” tutur Putri yang menjalani debut di SEA Games.
Pendapat tersebut dijalankan oleh Putri saat melawan Linh. Ketika kehilangan dua hingga tiga poin menjelang akhir gim kedua, dia kembali ke pola main yang diterapkan sejak awal.
Sementara, Gregoria mengevaluasi dirinya harus bermain lebih sabar pada perempat final. “Pada beberapa pertandingan terakhir, saya tampil kurang bagus. Saya mau coba melupakan itu dan tampil lebih maksimal di sini," katanya.
Baik Gregoria maupun Putri akan menghadapi pemain Filipina pada perempat final. Mereka adalah Mikaela Joy De Guzman dan Sarah Joy Barredo.
Dari sepuluh wakil (masing-masing dua pada setiap nomor), Indonesia kehilangan satu wakil pada babak pertama. Tunggal putra, Christian Adinata, kalah dari pemain Vietnam berusia 39 tahun, Nguyen Tien Minh, 12-21, 19-21.
Tim tenis Indonesia gagal memenuhi target meraih tiga emas, seperti yang diperoleh di SEA Games Filipina 2019, setelah hanya menyisakan dua wakil, yaitu Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi (ganda campuran) dan Beatrice Gumulya/Jessy Rompies (ganda putri). Tiga nomor lainnya kehabisan wakil dengan kekalahan Muhammad Rifqi Fitriadi dan Christopher/Rifqi pada perempat final tunggal dan ganda putra, Kamis.
Dengan kemenangan pada semifinal atas Kasidit Samrej/Luksika Kumkhum (Thailand) 6-7 (5), 6-1, 10-5, Christopher/Aldila membuka kesempatan mendapat kembali emas seperti di Filipina 2019. Di final, Christopher/Aldila akan menghadapi ganda Thailand, Pruchya Isaro/Patcharin Cheapchandej.
Sementara, Beatrice/Jessy akan menjalani semifinal melawan Pimrada Jattavapornvanit/Lanlana Tararudee (Thailand). Dalam perempat final, pasangan Indonesia yang menjadi unggulan teratas itu menang 6-1, 6-3 atas Iman Syuhada Binti Abdullah/Saw Jo-Leen (Malaysia).