Batu Loncatan Menuju Level Asia dan Dunia
Timnas basket Indonesia mengukir sejarah dengan meraih emas pertamanya di SEA Games. Namun, target utama mereka sejatinya adalah level Asia dan dunia. Target serupa ditanamkan ganda putri bulu tangkis, Apriyani/Fadia.
HANOI, VIETNAM — Tim nasional bola basket Indonesia menciptakan keajaiban dengan meraih medali emas pertamanya dalam 45 tahun keikutsertaan di SEA Games. Pencapaian yang terasa seperti mimpi itu akan menjadi modal besar mereka menembus level dunia melalui ajang Piala Asia FIBA, Juli mendatang.
Setelah bel panjang berbunyi di Thanh Tri Indoor Stadium, Hanoi, Vietnam, Minggu (22/5/2022), suasana tegang di arena bola basket yang berisi ribuan penonton itu berubah jadi keharuan dan kebahagiaan. Indonesia mengalahkan Filipina, 85-81, di laga basket putra SEA Games 2021.
Para pemain Indonesia, yang dipimpin pebasket veteran Abraham Damar, lalu berpelukan dan menangis. Pemain debutan Derrick Michael Xzavierro bahkan berteriak kencang, melepas ketegangannya.
Di tribune penonton, puluhan pendukung Indonesia melompat kegirangan sambil mengibarkan bendera Merah Putih. Milos Pejic, pelatih kepala timnas basket Indonesia yang berwajah kaku, bahkan mengusap matanya berkali-kali.
Baca juga : Akhiri Paceklik 45 Tahun, Timnas Basket Indonesia Raih Emas Pertama dalam Sejarah
Saking harunya, Abraham tidak berhenti menangis sampai di ruang ganti. Dia terus menutupi wajahnya dengan Merah Putih yang dibawanya dari lapangan. Di seberangnya, Derrick menatap plafon ruang ganti dengan pipi berlinang air mata.
”Perasaan yang enggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tidak setiap hari kami punya kesempatan mencetak sejarah. Saya selalu merasa seperti katak dalam tempurung. Namun, hari ini, kami buktikan bisa mengalahkan Filipina yang disegani di Asia,” ucap Abraham, pemain yang mencetak 17 poin.
Bagi mereka, kemenangan itu sempat terasa mustahil. Tim putra yang gagal meraih medali pada SEA Games Filipina 2019 itu di luar dugaan menaklukkan sang juara bertahan sejak 1991. Filipina, yang diperkuat Ravena bersaudara, juga berstatus raksasa Asia.
Sebelumnya, terakhir kali bertemu di kualifikasi Piala Asia, Indonesia dilumat Filipina dengan selisih skor lebih dari dua digit. Tak pelak, Indonesia pada awalnya hanya menargetkan medali perak di basket putra.
Namun, realitasnya, mereka memuncaki klasemen akhir nomor yang memakai sistem round-robin itu. Mereka mengoleksi enam kemenangan tanpa sekali pun kalah. Sementara Filipina harus puas dengan medali perak (5 menang, 1 kalah).
Berkat kedatangan Pejic, pelatih baru yang spesialis dalam pertahanan, ”benteng” Indonesia jauh lebih kokoh. Benteng itu menjadi fondasi enam kemenangan di SEA Games. Pertahanan itu pula yang membuat Indonesia nyaris selalu unggul atas Filipina sejak awal laga.
Pejic datang menggantikan Rajko Toroman yang menjabat Direktur Teknik Timnas Basket Indonesia sejak Maret lalu. Meskipun hanya dilatih lebih kurang sebulan oleh Pejic, para pemain sudah memahami sistem bertahannya. Adapun Toroman, yang menangani tim tiga tahun terakhir, tetap terlibat dalam latihan serangan tim.
Sekarang gunakan momentum ini untuk menuju Piala Asia. Kita harus lebih siap dibandingkan saat ini. Kita punya peluang di Piala Asia. Yang paling penting adalah percaya pada tim kita.
Menurut Pejic, timnya bisa berubah total berkat kehadiran pemain naturalisasi baru yang tampil di NBA G-League, Marques Bolden, dan debutan Derrick Xzavierro. Kedua pemain setinggi lebih dari 2 meter itu menjadi fondasi kemenangan Indonesia atas Filipina. Bolden mencetak 18 poin dan 10 rebound, sedangkan Derrick membuat 14 poin dan 7 rebound.
”Kami bisa bersaing dari segi fisik dengan salah satu tim terbaik di Asia. Ini menunjukkan kami bisa kompetitif di Piala Asia. Itu salah satu alasan untuk puas hari ini,” ucap Pejic yang berhasil meraih emas dalam debutnya melatih tim Indonesia.
Bukan tujuan utama
Di ruang ganti, suasana berubah hening saat Toroman bersuara. Dia memuji timnya sekaligus mengingatkan bahwa SEA Games bukanlah tujuan utama. Mereka ingin menggapai tujuan yang lebih besar.
”Anda memperlihatkan bisa bersaing dengan semua tim. Sekarang gunakan momentum ini untuk menuju Piala Asia. Kita harus lebih siap dibandingkan saat ini. Kita punya peluang di Piala Asia. Yang paling penting adalah percaya pada tim kita,” kata Toroman yang berbagi ruang ganti bersama Pejic.
Baca juga : Milos Pejic Menyalakan Asa Emas
Di Piala Asia 2022, Indonesia menjadi tuan rumah. Mereka akan menemui tantangan berat, yaitu berada satu grup dengan Australia, Jordania, dan Arab Saudi. Ajang ini sangat penting karena menjadi syarat lolos ke Piala Dunia 2023 yang juga akan berlangsung di Indonesia.
Jika masuk delapan besar di Piala Asia, Indonesia bisa lolos langsung ke babak utama Piala Dunia 2023. Keajaiban di SEA Games menjadi peluru asa mereka untuk membuat kejutan lanjutan pada Juli mendatang. ”Tidak ada alasan untuk tidak optimistis,” pungkas Abraham.
Target berprestasi di level lebih tinggi juga diharapkan bisa diraih ganda putri bulu tangkis Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia, seusai meraih emas di SEA Games Vietnam, kemarin. Pasangan baru itu mengalahkan ganda Thailand, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, dengan skor 21-17, 21-14 di final.
Medali emas di Vietnam adalah prestasi pertama bagi Apriyani/Fadia di ajang multicabang sejak pertama kali diduetkan pada Februari 2022 lalu. Sebelumnya, Apriyani berpasangan dengan Greysia Polii.
Sebelum meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, Greysia/Apriyani juga terlebih dulu menyabet emas SEA Games, yaitu di Filipina 2019. Saat itu, mereka juga mengalahkan ganda asal Thailand.
Baca juga : Pekerjaan Tersisa Apriyani dan Fadia Seusai Meraih Emas
Tak pelak, jejak prestasi menuju level dunia itu diharapkan diikuti Apriyani/Fadia menyusul munculnya rencana pensiun dari Greysia. Diakui Eng Hian, pelatih ganda putri bulu tangkis Indonesia, target utama kedua pasangan baru itu adalah Olimpiade Paris 2024.
SEA Games 2021 hanya tahap awal melihat kekompakan mereka. Maka itu, ia berharap Apriyani/Fadia bisa terus memperbaiki diri.
”Kekurangan (Apriyani/Fadia) masih banyak, terutama pola permainan yang belum solid. Masih banyak yang harus diperbaiki dan diperkuat. Tetapi, paling tidak, sudah ada gambaran untuk Apriyani dan Fadia terkait langkah selanjutnya harus seperti apa. Itu yang akan menjadi pekerjaan rumah saya,” kata Eng Hian ditemui seusai laga di Vietnam.
Diakui Apriyani, SEA Games menjadi wadah tepat baginya dan Fadia untuk menyatukan hati dan pola permainan. Pola permainan ideal belum terbentuk karena mereka sama-sama pemain yang bertugas menjaga area belakang permainan tim.
”Di sini (SEA Games), kami belajar membuat polanya. Jadi, nanti harus dibentuk siapa yang menjaga di depan dan belakang. Itu akan bisa dilalui dengan proses,” ujar Apriyani.
Olimpiade Paris
Dalam kesempatan sama, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali berkata, target utama Apriyani/Fadia adalah medali di Olimpiade Paris. Baginya, SEA Games hanyalah sasaran antara alias batu loncatan. ”Sekali lagi, targetnya Olimpiade Paris 2024,” kata Amali.
Selain cabang bulu tangkis, Indonesia juga menambah koleksi medali emas SEA Games dari sejumlah cabang Olimpiade, yaitu menembak dan voli. Tim menembak Indonesia menutup hari terakhir perlombaan sebagai juara umum di cabang itu. Kemarin, emas menembak diraih Anang Yulianto di nomor 25 meter standar pistol putra dan Muhammad Sejahtera Dwi Putra di nomor 10 meter running target putra.
Pada cabang lain, tim voli Indonesia juga mempertahankan emas seusai menundukkan tuan rumah Vietnam, 3-0. Tambahan emas dari cabang-cabang itu mengukuhkan Indonesia di peringkat ketiga perolehan medali sementara, yaitu di bawah Vietnam dan Thailand.
Baca juga : Tujuan Utama adalah Olimpiade
Peringkat tiga besar, seperti diharapkan Presiden Joko Widodo, adalah capaian terbaik Indonesia di SEA Games dalam satu dekade terakhir. Pada dua edisi sebelumnya, Indonesia finis keempat dan kelima.
”Saya optimistis kita bisa menutup SEA Games (Vietnam) di peringkat tiga besar,” kata Ketua Kontingen Indonesia Ferry J Kono lewat siaran pers.