Dua manajer asal Jerman untuk pertama kali akan bertarung di final Piala FA. Juergen Klopp dan Thomas Tuchel berambisi meraih trofi kompetisi tertua itu demi capaian monumental bagi karier mereka.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, JUMAT — Duel final Piala FA edisi 2021-2022 antara Chelsea menghadapi Liverpool di Stadion Wembley, Sabtu (14/5/2022) pukul pukul 22.45 WIB, menjadi kesempatan manajer setiap tim untuk mengakhiri penantian di kompetisi tertua di dunia itu. Apabila Manajer Liverpool Juergen Klopp ingin melengkapi sumbangan trofi domestik untuk ”Si Merah”, Manajer Chelsea Thomas Tuchel bertekad memberikan trofi lokal pertama bagi ”Si Biru”.
Untuk pertama kali sejak menangani Liverpool, 8 Oktober 2015, Klopp memiliki kesempatan terbaik untuk merengkuh titel Piala FA. Ini kali pertama juru taktik asal Jerman itu membawa Mohamed Salah dan kawan-kawan menembus partai puncak kompetisi itu.
Dengan tampil di final, Klopp telah mengakhiri penantian satu dekade Si Merah untuk bermain di partai puncak Piala FA. Adapun momen terakhir Liverpool mengangkat trofi itu di tribune naratama Wembley nan ikonik terjadi pada akhir musim 2005-2006.
Selain ingin memberikan gelar Piala FA kedelapan untuk Liverpool, ia pun ingin mencetak rekor pribadi yang monumental sebagai Manajer Liverpool. Klopp, yang identik dengan topi dan kacamatanya itu, berpeluang menjadi manajer Liverpool pertama yang mempersembahkan tiga trofi domestik.
Sebelumnya, ia telah mengakhiri penantian 30 tahun Liverpool untuk menjuarai Liga Inggris musim 2019-2020, lalu merengkuh Piala Liga Inggris edisi 2021-2022 seusai mengalahkan Chelsea dalam drama adu penalti, 27 Februari lalu.
Dengan berada di ambang sejarah baru bagi Si Merah, membuat Klopp amat bersemangat menjelang laga final Piala FA kontra Chelsea. Ia mengatakan, dirinya dan pemain Liverpool tidak merasakan keletihan meskipun menjalani rentetan laga beruntun dengan masa istirahat singkat dalam sebulan terakhir.
Piala FA adalah piala domestik terbesar di dunia. Ini adalah laga final yang masif bagi kami sehingga memenangi ini berarti amat besar untuk pemain saya.
”Piala FA adalah piala domestik terbesar di dunia. Ini adalah laga final yang masif bagi kami, sehingga memenangi ini berarti amat besar untuk pemain saya,” kata Klopp dalam konferensi pers jelang laga, Jumat (13/5/2022), dilansir BBC.
Meskipun telah mengalahkan Manchester City di babak semifinal, Klopp enggan menganggap timnya lebih diunggulkan daripada Chelsea. Menurut dia, Chelsea akan menyajikan tantangan yang berbeda bagi skuadnya dibandingkan City.
Menurut dia, laga final kedua di musim ini melawan Chelsea akan kembali menyajikan laga yang sulit. Pada laga final Piala Liga Inggris, menurut Kloop, Liverpool tidak berhasil ”mengalahkan” Chelsea di dalam pertandingan. Mereka hanya memenangi duel adu penalti.
”Tanpa keberuntungan, Anda tidak memiliki peluang untuk menang dan faktor itu ada di sisi kami di final (Piala Liga Inggris) lalu. Jadi, saya berharap perlawanan yang tangguh dari Chelsea karena mereka memiliki kekuatan merata di seluruh area,” ucap Klopp yang menyandang predikat manajer Liverpool dengan persentase kemenangan tertinggi.
Dalam 337 laga menangani Si Merah, Klopp mengoleksi 62,6 persen kemenangan. Itu membuat Klopp melampaui torehan 60,91 persen kemenangan yang dipegang Kenny Dalglish saat menangani Liverpool pada periode Mei 1985 hingga Februari 1991.
Sementara itu, Tuchel bersama pemain Chelsea akan datang ke Wembley untuk kedua kalinya di tahun ini dengan misi membalas kekalahan atas Liverpool di final Piala Liga Inggris. Menurut juru taktik berusia 48 tahun itu, Chelsea tampil sama baiknya dengan Liverpool pada laga puncak itu, tetapi mereka tidak menggenggam ”Dewi Fortuna” di fase adu penalti.
”Kami ingin membalikkan ketidakberuntungan itu di final Piala FA ini. Sebelum kalah di final Piala FA, kami juga telah menderita kekalahan di final Piala FA musim lalu. Jadi, kami mengejar kemenangan untuk menghapus duka kami di dua final sebelumnya,” tutur Tuchel seperti dikutip Football London.
Tuchel adalah Manajer Chelsea pertama yang mempersembahkan tiga trofi internasional, yaitu Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Namun, Tuchel belum mempersembahkan gelar domestik dalam 16 bulan mengabdi di Stadion Stamford Bridge.
Pendapat serupa disampaikan pula bek senior Chelsea, Thiago Silva. Pemain asal Brasil itu juga terlibat dalam dua final terakhir Chelsea di Wembley yang berakhir lara baginya.
”Saya memiliki kenangan yang tidak baik di Wembley. Tetapi, saya masih memiliki kesempatan ketiga untuk menghapus kesedihan itu. Bagi saya, memenangi trofi di Wembley akan menjadi momen luar biasa untuk perjalanan karier saya,” ucap Silva yang berusia 37 tahun.
Krisis gelandang
Walakin, kedua manajer dipusingkan dengan kehilangan aktor penting di lini tengah jelang laga final. Tuchel hanya memiliki peluang tipis untuk bisa memainkan Mateo Kovacic sejak peluit mula.
Pemain asal Kroasia itu mengalami cedera ketika Chelsea melibas Leeds United 3-0, Rabu (11/5/2022). Ia hanya tampil selama 30 menit sebelum diganti oleh Ruben Loftus-Cheek.
Kehadiran Kovacic amat berharga bagi Chelsea di kompetisi domestik musim ini. Ketika Kovacic tampil, Si Biru mengoleksi 60 persen kemenangan, sedangkan Chelsea hanya mencatatkan 45 persen kemenangan kala pemain berusia 28 tahun itu absen.
”Kami akan mencoba bisa memainkan Kovacic di final. Ia tidak menderita cedera parah, tetapi merasakan sakit yang hebat,” kata Tuchel.
Adapun Klopp memastikan, tidak bisa menampilkan Fabinho, gelandang bertahan andalannya. Fabinho mengalami cedera hamstring yang membuatnya harus menepi hampir dua pekan.
Dalam musim ini, pemain tim nasional Brasil itu tampil sebanyak 47 laga dari 58 pertandingan yang dijalani Si Merah hingga pekan ini. Adapun 11 laga itu merupakan keputusan Klopp untuk mengistirahatkan Fabinho.
”Kami tidak khawatir dengan kondisi (kehilangan Fabinho) karena masih memiliki opsi yang cukup di sektor tengah. Tugas kami sekarang adalah menemukan pengganti yang tepat,” ucap Klopp.
Dalam laga melawan Aston Villa, Rabu (11/5/2022), Fabinho juga ditarik keluar lapangan ketika laga baru berlangsung setengah jam. Di sisa 60 menit laga, Jordan Henderson mengisi peran yang ditinggalkan Fabinho. (AFP)