Pep Guardiola memilih berjudi dengan tidak memainkan pemain kunci di laga sepenting semifinal Piala FA menghadapi Liverpool. Perjudian itu dibayar mahal dengan kepastian kegagalan Manchester City meraih ambisi tiga gelar
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
LONDON, MINGGU – Manajer Manchester City Josep Guardiola berniat memanipulasi keberuntungan dengan "berjudi" kala bersua Liverpool pada semifinal Piala FA di Stadion Wembley, London, Sabtu (16/4/2022) malam WIB. Menghadapi rival terkuat, Guardiola berjudi dengan menyimpan para pemain andalannya. Perjudian itu harus dibayar mahal dengan kegagalan ambisi merebut tiga gelar musim ini.
Pilihan Guardiola untuk menyimpan sejumlah pemain kunci dilatari jadwal padat City sepekan terakhir. Mereka baru saja lolos dari neraka kala menghentikan langkah Atletico Madrid di perempat final Liga Champions Eropa. Pasukan Guardiola merasakan kelelahan luar biasa usai melakoni laga tensi tinggi di kandang Atletico.
Beberapa hari berselang, City kembali menghadapi laga berat kontra Liverpool di semifinal Piala FA. Skuad utama City yang kelelahan usai tercabik-cabik di markas Atletico hanya memiliki sisa-sisa tenaga untuk meladeni Liverpool. Karena itu Guardiola memilih berjudi dengan menurunkan para pemain pelapis sejak sepak mula dimulai.
Pemain-pemain reguler City seperti Ilkay Guendogan, Kevin de Bruyne, Riyad Mahrez, Aymeric Laporte, Ederson, dan Rodri disimpan di bangku cadangan. Posisi mereka digantikan Jack Grealish, Nathan Ake, dan Zack Steffen. Susunan pemain City masih belum mumpuni untuk meladeni agresivitas permainan Liverpool.
“Si Merah” bahkan sudah unggul melalui sundulan Ibrahima Konate di menit ke-9. Konate memenangi duel perebutan bola udara hasil sepak pojok Andrew Robertson. Kiper City, Steffen, yang hanya membuat sembilan penampilan musim ini tampil kurang optimal sepanjang laga.
Kiper berpaspor Amerika Serikat itu juga bertanggungjawab terhadap gol kedua Liverpool yang dicetak Sadio Mane pada menit ke-17. Steffen terlampau lama mengontrol bola operan pemain belakang City. Mane kemudian menekan Steffen dan mampu menyarangkan bola ke gawang.
“Itu adalah kecelakaan. Salah satu poin pentingnya adalah mencoba bermain. Sebagai penjaga gawang, dia memiliki kualitas ini,” kata Guardiola membela penjaga gawangnya dari serangan kritik.
Di pengujung babak pertama, Mane kembali menambah penderitaan City melalui gol spektakulernya memanfaatkan umpan lambung Thiago Alcantara. Babak pertama ditutup dengan keunggulan 3-0 Liverpool.
Wajah berbeda
City seakan tampil dengan wajah yang berbeda di laga ini. Dalam dua pertemuan sebelumnya dengan Liverpool, mereka mampu mengimbangi agresivitas permainan Liverpool yang mengandalkan counter pressing. City juga bisa dominan dalam penguasaan bola serta minim kesalahan mendasar.
Kini karena tampil bukan dengan kekuatan terbaik, City melakukan banyak kesalahan. Mereka juga kalah dalam penguasaan bola. Secara keseluruhan City mencatatkan penguasaan bola mencapai 49 persen, sedangkan Liverpool 51 persen.
Selain membela Steffen, Guardiola juga bersikukuh bahwa keputusannya untuk menyimpan sejumlah pemain kunci adalah tepat. Ia menyebut para pemainnya kelelahan usai menghadapi Atletico. De Bruyne, menurut Guardiola, tidak dimainkan karena masih menjalani pemulihan usai mendapat jahitan di kaki.
Alhasil sepanjang laga melawan Liverpool, Guardiola hanya memanfaatkan satu dari lima kesempatan pergantian pemain. Guardiola tetap tidak membuat perubahan berarti saat turun minum, meski timnya tertinggal 3-0.
Satu pemain yang Guardiola masukkan adalah Riyad Mahrez yang menggantikan Gabriel Jesus menjelang akhir babak kedua. Mahrez langsung menunjukkan kontribusinya dengan terlibat pada gol kedua City yang dicetak Bernardo Silva.
Manuver Mahrez gagal dihentikan para pemain belakang Liverpool. Sepakan Mahrez ditepis kiper Liverpool, Alisson Becker, dengan kakinya, bola pantul kemudian tidak disia-siakan Silva untuk memperkecil ketinggalan City. Sebelumnya, Grealish telah mencetak gol di menit ke-47 untuk menghidupkan asa City.
Saya sangat percaya diri pada pilihan pemain saya. Kami memiliki waktu yang buruk dalam hal pertandingan dan perjalanan tim. Itu sebabnya kami membutuhkan tenaga baru.
“Saya sangat percaya diri pada pilihan pemain saya. Kami memiliki waktu yang buruk dalam hal pertandingan dan perjalanan tim. Itu sebabnya kami membutuhkan tenaga baru,” kata Guardiola.
Kekalahan dari Liverpool secara otomatis mengubur impian Guardiola untuk meraih tiga gelar musim ini. Sekarang kesempatan yang tersisa untuk City hanya memenangi Liga Champions dan Liga Inggris.
Meski begitu, Guardiola tidak menyesali perjudian yang dia lakukan. Baginya, walau turun tanpa pemain reguler, City tetap bisa merepotkan Liverpool. Guardiola mengatakan, jika mereka memiliki waktu lebih banyak, para pemainnya akan mampu memaksakan laga berlanjut ke perpanjangan waktu.
Kini City harus segera melupakan kekalahan itu dan bersiap untuk fokus ke laga berikutnya. “Kami memiliki empat hari hingga pertandingan berikutnya (melawan Brighton and Hove Albion). Kami harus pulih dengan baik untuk dua kompetisi yang masih kami ikuti,” katanya.
Mimpi Liverpool
Kegembiraan dan optimisme kian menyelimuti Liverpool usai memastikan diri menggenggam tiket final Piala FA. Liverpool kini menanti pemenang laga semifinal lainnya antara Crystal Palace dan Chelsea.
Manajer Liverpool Juergen Klopp memuji penampilan para pemainnya yang dia sebut sebagai salah satu yang terbaik selama karier kepelatihannya. Berkat kemenangan atas City, Liverpool menjaga mimpi untuk meraih empat gelar dalam satu musim.
“Si Merah” kini masih berpeluang memenangi Piala FA, Liga Champions Eropa, dan Liga Inggris. Sebelumnya, Liverpool sudah memenangi Piala Liga dengan mengalahkan Chelsea di final.
“Kami melakukan semua hal yang benar, kami mencetak gol di saat yang tepat, kami memainkan permainan yang luar biasa di babak pertama. Saya sangat menyukai setiap detiknya,” kata Klopp.
Di laga ini, Klopp kembali memainkan dua penyerang andalannya, Mane dan Mohamed Salah. Keduanya disimpan pada laga menghadapi Benfica di babak perempat final Liga Champions beberapa hari sebelumnya. Klopp kembali merasakan keuntungan dari kedalaman skuad yang dia miliki.
Akan tetapi, Klopp justru merasa perjuangan mewujudkan mimpi meraih empat gelar itu akan kian sulit. Setelah menghadapi City, Liverpool sudah ditunggu sejumlah laga berat dalam waktu dekat. Mereka akan menghadapi Manchester United tiga hari berselang. Setelah itu, Liverpool meladeni Everton yang tengah berjuang lolos dari jeratan degradasi.
“Ini (perjuangan merebut empat gelar) terdengar sangat tidak mungkin, tetapi mari kita lakukan,” ucap Klopp.
Lain halnya dengan Klopp, Mane merasa sangat yakin Liverpool bisa meraih mimpi merebut empat gelar musim ini. “Kita lihat saja. Kami akan mencoba melakukan yang terbaik. Ini pasti mimpi dan kami akan berjuang untuk itu,” kata Mane kepada BBC Sport.
Jika keyakinan Mane berbanding lurus dengan kenyataan, Liverpool akan menjadi tim Inggris pertama yang berhasil meraih empat gelar dalam satu musim. (AFP/REUTERS)