Kelelahan berpotensi menjadi hadangan terbesar Liverpool untuk mempertahankan rentetan hasil positif. Skuad ”Si Merah” tidak mendapat waktu istirahat yang ideal jelang kontra Newcastle United, Sabtu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT — Setelah meraih kemenangan penting pada laga pertama semifinal Liga Champions Eropa, tengah pekan ini, Liverpool akan kembali bersaing dengan Manchester City memperebutkan singgasana Liga Inggris, Sabtu (30/4/2022). Tekad ”Si Merah” menjaga performa positif ini berpotensi dihadang musuh ”gaib” di masa krusial musim ini, yaitu kelelahan.
Dalam kondisi prima, Liverpool adalah salah satu tim terbaik di Eropa, bahkan di dunia musim ini. Sulit bagi lawan mencari kelemahan mereka.
Catatan 11 laga beruntun tak terkalahkan menegaskan itu. Dalam empat laga terakhir di tiga ajang berbeda, Si Merah selalu mengemas kemenangan menghadapi empat lawan yang tidak mudah, yakni Manchester City di Piala FA, Villarreal di Eropa, lalu Manchester United, dan Everton di Liga Inggris.
Duo Manchester, City dan MU, merasakan ganasnya lini depan Liverpool dengan masing-masing kemasukan tiga dan empat gol. Liverpool juga tampil superior sekaligus sabar untuk membongkar pertahanan Everton dan Villarreal demi mengemas kemenangan dengan skor 2-0, dalam dua laga terakhir.
Namun, semua pemain Liverpool bukan pahlawan super yang memiliki kekuatan fisik tanpa batas. Mereka tidak bisa memainkan laga dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat terus-menerus.
Oleh karena itu, laga pekan ke-34 Liga Inggris, akhir pekan ini, akan menjadi ujian besar bagi kebugaran skuad Liverpool. Mereka akan bertandang ke Stadion St James Park, markas Newcastle United, pada laga yang berlangsung, Sabtu pukul 18.30 WIB.
Meskipun Si Merah unggul 36 poin atas Newcastle di klasemen, laga ini tidak akan mudah dilalui Sadio Mane dan kawan-kawan. Hal itu karena performa gemilang ”The Magpies” yang selalu meraih kemenangan dalam empat laga terakhir, termasuk tiga di antaranya dijalani di kandang sendiri.
Liverpool juga dihadang kelelahan secara fisik dan mental yang membayangi mereka seusai menuntaskan semifinal pertama Liga Champions. Apabila dihitung jarak antara peluit akhir laga kontra Villarreal di Stadion Anfield, Kamis (28/4/2022) dini hari lalu, dengan waktu peluit mula duel di St James Park, skuad Si Merah hanya punya jeda laga sekitar 63 jam, atau 2 hari dan 15 jam.
Dengan masa persiapan yang sangat singkat itu, sulit bagi pemain Liverpool menjaga performa apik yang menyempurnakan penguasaan bola dominan dan parade gol apik. Kondisi skuad Liverpool, terutama dari sisi fisik, tak akan sepenuhnya dalam kondisi terbaik.
Merujuk pada ”Football Recovery Strategies” di dalam Aspetar Sports Medicine Journal edisi Januari 2015, mayoritas tubuh pesepak bola perlu waktu rata-rata 72 jam untuk benar-benar pulih dari kelelahan setelah menjalani laga resmi.
Apa pun yang terjadi, kami harus menyiapkan laga melawan Newcastle semaksimal mungkin. Kami harus mendapat hasil yang bagus demi menjaga peluang kami meraih titel.
Kepulihan itu meliputi kemampuan melompat, kelenturan lutut, serta konsentrasi kreatina kinase, yakni enzim di jaringan otot dalam tubuh. Lalu, untuk mengembalikan kemampuan terbaik lari cepat jarak pendek atau sprint, setiap pemain membutuhkan istirahat maksimal hingga 96 jam.
Klopp mengakui Newcastle akan menjadi lawan yang tangguh. Meski kondisi timnya tidak terlalu prima, skuadnya memahami kewajiban yang harus dijalani di St James Park.
”Apa pun yang terjadi, kami harus menyiapkan laga melawan Newcastle semaksimal mungkin. Kami harus mendapat hasil yang bagus demi menjaga peluang kami meraih titel (liga),” ujar Klopp dalam jumpa pers jelang laga, Jumat (29/4/2022).
Jamie Carragher, legenda Liverpool, tidak segan menganggap laga melawan Newcastle adalah salah satu laga paling sulit bagi Si Merah dalam perjuangan menyaingi City untuk mengejar titel liga musim ini. Kesulitan itu bukan didasari kualitas Newcastle, melainkan lebih kepada durasi persiapan yang amat singkat setelah laga semifinal Liga Champions.
”Laga melawan Newcastle pada tengah hari (12.30 waktu Inggris) akan menghadirkan kesulitan bagi Liverpool. Laga itu menjadi salah satu momen krusial bagi langkah Liverpool meraih gelar Liga Inggris,” kata Carragher kepada Sky Sports.
Menikmati momen
Ketika disinggung terkait peluang timnya meraih kuadrupel atau empat trofi di musim ini, Klopp menuturkan, hal itu tidak sepatutnya menjadi beban bagi skuadnya. Ia menekankan, semua pemainnya perlu menikmati setiap momen pertandingan di sisa musim ini.
Selain akan menjalani lima laga terakhir Liga Inggris musim ini, Si Merah akan bertarung dengan Chelsea di final Piala FA serta berpeluang tampil di final Liga Champions.
”Kami harus menikmati perjalanan musim ini. Kami tidak bisa menentukan akan memenangi seluruh gelar musim ini, tetapi kami mencoba untuk menyapu bersih trofi di tiga kompetisi tersisa,” kata Klopp, yang baru menandatangani perpanjangan kontrak di Liverpool hingga 2026.
Sementara itu, Manchester City, pesaing Liverpool di Liga Inggris, akan berusaha mempertahankan posisi puncak saat bertandang ke kandang Leeds United, Elland Road, Sabtu pukul 23.30 WIB. City wajib menang apabila Liverpool bisa menumbangkan Newcastle.
Walakin, ”The Citizens” juga berpeluang menambah jarak poin jika menang, dan Liverpool gagal membawa pulang tiga poin dari St James Park.
Kondisi fisik City jelang laga kontra Leeds lebih baik ketimbang Liverpool. The Citizens memiliki waktu persiapan dan istirahat sekitar 92 jam.
Bek tengah City, Ruben Dias, menggambarkan pertandingan melawan Leeds memiliki makna penting yang setara dengan dua laga semifinal Liga Champions kontra Real Madrid. Mengalahkan Real dilakukan untuk menjaga asa meraih titel Eropa pertama, sedangkan menumbangkan Leeds untuk mempertahankan trofi liga.
”Kami akan menjalani final lainnya menghadapi Leeds, akhir pekan ini. Kami harus membawa pulang kemenangan sebelum kembali fokus untuk bermain di (Stadion Santiago) Bernabeu,” ujar Dias. (REUTERS)