Nikola Jokic telah memberikan segalanya di playoff, tetapi timnya belum berhasil menang sekalipun. Sang MVP berada dalam puncak rasa frustasinya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
DENVER, JUMAT – Setelah tampil di bawah standar pada dua gim awal, center andalan Denver Nuggets Nikola Jokic mengamuk pada gim ketiga playoff lawan Golden State Warriors. Sang Most Valuable Player musim lalu itu mendominasi lewat dobel-dobel 37 poin dan 18 rebound. Mirisnya, sumbangannya masih belum cukup untuk mengantar Nuggets menang.
Jokic hanya bisa tertunduk, berjalan tanpa ekspresi ke ruang ganti, setelah Nuggets takluk dari Warriors 113-118 di markas sendiri, Ball Arena, Jumat (22/4/2022) WIB. Dia sangat kecewa karena sudah mengeluarkan segalanya selama 38 menit, tetapi dewi fortuna masih belum berpihak kepada mereka.
“Hari ini kami bermain lebih baik dibandingkan dua gim sebelumnya. Saya hanya menjalankan instruksi untuk membuat tim ini menang. Namun, kami membuat beberapa kali turnover dan tidak menciptakan lemparan bagus dalam momen krusial pada ujung laga. Itu yang membuat kami kalah,” kata Jokic sambil menggelengkan kepalanya di konferensi pers.
Salah satu yang membuat turnover adalah Jokic. Dia kehilangan bola saat Nuggets sedang tertinggal 111-116 pada 35 detik terakhir. Bolanya dicuri oleh forward Warriors Draymond Green. Nuggets pun kehilangan momentum membalikkan keadaan.
Dampaknya, Nuggets tertinggal 0-3 dari Warriors dalam seri playoff berformat terbaik dalam tujuh gim. Tim asuhan pelatih Michael Malone tersebut hanya terpaut satu kekalahan lagi untuk tersingkir dari perburuan juara musim ini.
“Joker” tampil luar biasa dengan dobel-dobel. Dia juga menghasilkan akurasi lemparan 63,6 persen, termasuk memasukkan dua kali dari tiga percobaan lemparan tiga angka. Performa itu meningkat pesat dibanding dua gim terdahulu. Ketika itu, akurasi lemparannya di bawah 50 persen dengan tidak memasukkan satu pun tembakan tiga angka.
Namun, kata Jokic, performa itu tidak cukup membawa kemenangan karena tim Warriors sangat bertalenta. “Mereka punya tiga penembak yang sangat baik. Ketiganya sangat sulit dijaga ketika bermain bersama. Selain itu mereka juga punya Green yang merupakan pemain bertahan sangat agresif,” tambah kandidat terkuat peraih MVP musim ini tersebut.
Warriors punya tiga senjata mematikan, yaitu Jordan Poole (27 poin), Klay Thompson (26 poin), dan Stephen Curry (27 poin). Para guard yang punya kemampuan menembak tiga angka itu mencatatkan akurasi lemparan di atas 50 persen. Mereka bergantian menghantui pertahanan Nuggets.
Kemewahan skuad tersebut berbanding terbalik dengan Nuggets. Jokic seperti hanya bertarung sendiri dalam seri ini. Nuggets kehilangan dua bintang utama Jamal Murray dan Michael Porter Jr yang absen sepanjang musim akibat cedera.
Jokic memang punya kemampuan lengkap dan status MVP, tetapi bola basket adalah permainan tim. Nuggets tidak punya rencana alternatif selain mengandalkannya. Apalagi, perbedaan kedua tim akan semakin timpang ketika Jokic sedang diistirahatkan.
Nuggets tidak punya pemain yang bisa memimpin unit cadangan mereka. Berbeda dengan Warriors. Curry yang baru saja sembuh dari cedera, selalu masuk dari cadangan dalam tiga gim seri ini. Malone pun mengibaratkan, kedua tim ini bagai mobil murah dan mobil mewah. “Kami seperti Pinto dan mereka adalah Maserati," kata Malone
Kami seperti Pinto dan mereka adalah Maserati. (Michael Malone)
Dengan situasi saat ini, Nuggets pun wajib menang dalam gim 4 di markas sendiri, Senin nanti. Jokic dan rekan-rekan akan menentang takdir. Sebab, sepanjang sejarah NBA, tidak ada tim yang bisa bangkit seusai kalah tiga kali lebih dulu.
Jokic, meskipun frustasi dengan tiga kekalahan, percaya timnya masih bisa menciptakan keajiban. Nuggets pernah mengukir sejarah ketika berhasil bangkit dari ketertinggalan 1-3 dalam dua seri sekaligus pada playoff NBA 2020-2021. “Kami hanya perlu melanjutkan semangat seperti hari ini, dengan bermain lebih baik lagi. Semuanya masih mungkin,” pungkasnya. (AP)