Skuad Ducati MotoGP Kuasai Sirkuit Amerika
Ducati menunjukan sinyal kebangkitan dengan menempatkan lima pemacu Desmosedici GP di lima besar dalam kualifikasi MotoGP seri Amerika. Balapan ini akan berakhir epik jika podium juga dikuasi oleh skuad Borgo Panigale.
AUSTIN, SABTU – Tim Ducati bergembira di Sirkuit Amerika alias COTA (Circuit of The Americas) setelah lima pemacu Desmosedici GP menempati lima posisi start terdepan dalam kualifikasi MotoGP seri Amerika, Sabtu (9/4/2022) atau Minggu dini hari WIB. Jorge Martin meraih pole position sekaligus mencetak rekor baru putaran tercepat 2 menit 2,0390 detik. Di belakang pebalap Pramac Racing itu ada dua pebalap tim pabrikan Ducati Jack Miller, dan Francesco Bagnaia. Rekan setim Martin, Johann Zarco start keempat disusul pebalap Gresini Racing Enea Bastianini.
Kelima pemacu Ducati Desmosedici itu menjadi tantangan berat bagi para pebalap pabrikan lain untuk meraih podium dalam balapan di Amerika, Senin (11/4) pukul 01.00 WIB. Para penantang lima pebalap Ducati itu antara lain Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) yang start keenam, disusul oleh dua pebalap Suzuki Ecstar Alex Rins dan Joan Mir, serta Marc Marquez (Repsol Honda).
Martin meraih pole position dengan brilian, salah satunya melalui teknik menikung yang sangat ekstrem hingga helmnya nyaris menempel ke aspal. Manuver yang bertumpu pada kelihaian Martin dalam memaksimalkan daya cengkeram ban belakang itu, membuat dia unggul 0,003 detik atas Miller yang sempat memuncaki catatan waktu putaran.
Posisi start terdepan kedua Martin musim ini tersebut, juga diraih setelah dia memuncaki sesi kualifikasi pertama (Q1). Dia gagal langsung lolos ke Q2 karena terjatuh saat sesi latihan bebas ketiga.
"Saya pikir ini dihitung dobel karena setelah terjatuh di FP3 saya berada di posisi ke-17. Saya tidak berharap bisa berada di sini, di posisi start terdepan. Terima kasih kepada tim yang telah bekerja dengan sangat baik untuk membuat motor bisa kembali ke trek. Saya sangat senang karena pole position bermakna besar. Kami cepat dan balapan di COTA luar biasa menyenangkan dan saya menikmati di sini. Kini, saya fokus untuk lomba besok yang akan sulit karena ada empat pebalap Ducati di belakang dan banyak pebalap lain dengan pace yang bagus. Kami akan berusaha sampai akhir," ungkap Martin di parc ferme.
Dalam balapan sebelumnya di Argentina, Martin juga start terdepan serta sempat menguasai mayoritas balapan. Namun, pebalap muda Spanyol itu hanya bisa finis kedua setelah didahului oleh pebalap Aprilia Aleix Espargaro. Martin kini melanjutkan perburuan kemenangan musim ini yang akan sangat ditentukan oleh manajemen ban.
Baca juga : Diplopia Turunkan Kepercayaan Diri Marquez
Tantangan Martin untuk meraih kemenangan akan sangat berat, karena ada Miller dan Bagnaia yang akhir pekan ini mulai menemukan setelan motor yang sesuai dengan gaya membalap masing-masing. Miller bahkan menilai, akhir pekan ini motornya terasa sangat kompetitif, jauh dibandingkan saat di Termas de Rio Hondo. Akhir pekan lalu, dia hanya mampu start di posisi ke-11 dan mengakhiri balapan di urutan ke-14.
"Ya rasanya menyenangkan bisa kembali ke baris terdepan setelah akhir pekan lalu, kami memerlukan ini. Semoga saya bisa menggunakan ini dalam balapan dan meraih hasil bagus. Saya senang dengan pace saya, bisa cepat, dan saya penasaran akan seperti apa akhir pekan ini," ungkap Miller.
Saya sangat senang karena pole position bermakna besar. Kami cepat dan balapan di COTA luar biasa menyenangkan. (Jorge Martin)
Terkait dengan lima pebalap Ducati di posisi start pertama hingga lima, Miller menilai, ini karena Ducati melakukan pekerjaan dengan bagus untuk memaksimalkan potensi motor. Tim dari Borgo Panigale, Italia, bekerja keras menganalisis data dari delapan motor mereka di trek untuk menemukan setelan paling ideal bagi masing-masing pebalap.
"Sebelumnya kami selalu kesulitan di sini, biasanya karena angin dan perubahan arah. Hari ini kami menghadapi keduanya, banyak angin pada siang ini dan juga perubahan arah, tetapi motor jelas bekerja dengan luar biasa. Ada lima pebalap Ducati di lima besar sungguh mengesankan, nyaris mengunci dua baris terdepan," tegas Miller.
Baca juga : Marquez Menjaga Singgasana di Amerika
Miller menegaskan, dirinya selalu menargetkan podium di setiap akhir pekan balapan. Dia memang belum bisa meraih podium musim ini, tetapi itu bukanlah sesuatu yang buruk karena kejuaraan masih tahap awal. "Sama seperti setiap akhir pekan (saya memburu podium). Dua balapan lalu saya finis keempat, tetapi semua orang selalu menanyakan itu, seperti seolah saya telah mati. Kejuaraan baru saja dimulai," tegas Miller.
Setali tiga uang, Bagnaia juga merasakan Desmosedici hibrida, gabungan GP22 dan GP21, mulai menunjukan potensi terbaiknya. Setelan motor akhir pekan ini membuat dirinya bisa memacu motor lebih cepat, termasuk saat menikung.
"Saya sangat senang, akhirnya bisa kembali ke baris terdepan. Saya sedikit kesulitan saat time attack (memacu motor pada kecepatan tertinggi dalam satu putaran penuh), tetapi akhirnya saya sangat senang. Besok akan menjadi hari yang berbeda, kami akan berusaha melakukan hal yang sama dengan yang kami lakukan dalam FP4 di mana kami banyak memperbaiki feeling (pengendalian motor). Kita lihat saja, kedua pebalap yang bersama saya di baris terdepan sangat cepat," ungkap Bagnaia.
Sesi kualifikasi kedua tidak berjalan mulus bagi Quartararo karena dia sempat terjatuh di Tikungan 19. Padahal, dia memiliki peluang start di baris terdepan setelah menjadi yang tercepat dalam FP3 dengan catatan waktu yang kompetitif. Juara bertahan MotoGP itu harus puas start dari posisi keenam saat balapan.
Baca juga : Amarah Espargaro, Aprilia, dan Penolakan Pebalap Muda
Potensi Quartararo meraih podium masih terbuka, karena dia memiliki pace yang sangat kuat pada rentang 1 menit 3 detik menengah dalam simulasi balapan di FP4 dengan ban depan belakang kompon keras dan medium. Pace pebalap berjuluk El Diablo itu lebih bagus dibandingkan para pebalap Ducati di depannya, yang rata-rata di kisaran 4 detik kecil. Namun, Quartararo perlu melakukan start yang bagus dan masuk di posisi tiga besar, untuk bisa memaksimalkan keunggulan pace tersebut.
Bagnaia bahkan mengakui bahwa pace Quartararo sangat bagus, terutama dengan ban belakang kompon lunak. Namun, pebalap berujuluk Pecco itu optimistis bisa bersaing karena motornya kini lebih kompetitif dan pace dirinya tidak terlalu jauh. "Besok tidak akan mudah, karena banyak pebalap yang cepat," ujar Pecco.
Pace Quartararo itu setara dengan Rins dan Marquez, yang masing-masing start di posisi ketujuh dan sembilan. Jika mereka tertahan di belakang para pebalap Ducati setelah start, persaingan ketiga pebalap itu serta Mir, berpotensi sangat ketat.
Marquez yang baru pulih dari cedera diplopia belum menunjukan berada dalam kondisi terbaiknya. Saat kualifikasi kedua, dia bahkan selalu membuntuti pebalap lain untuk mendapatkan waktu putaran yang kompetitif. Dia juga sempat membuat jengkel Bastianini yang merasa dijadikan penarik oleh Marquez.
Baca juga : MotoGP dan Realitas Pawang Hujan
Kekesalan oleh taktik pebalap menggunakan pebalap lain sebagai penarik juga dirasakan oleh Aleix Espargaro dalam Q1. Dia bahkan sempat marah-marah di lintasan dan meminta ketiga pebalap yang membuntutinya mendahului. Konsentrasi Espargaro pun buyar, hingga menyebabkan dia terjatuh dan tidak bisa lolos ke Q2. Dia akan start dari posisi ke-13 dan rekan setimnya Maverick Vinales di posisi ke-14. Momentum Aprilia untuk mengulang sukses di Argentina pun memudar.