Tiga tempat di semifinal ganda putra Korea Terbuka menjadi milik pemain Indonesia. Sektor terkuat Indonesia ini mengulang dominasi seperti yang terjadi di All England.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SUNCHEON, JUMAT — Dominasi ganda putra Indonesia pada turnamen All England terulang di Korea Terbuka. Tiga wakil ”Merah Putih” tampil pada semifinal hingga melahirkan peluang final sesama Indonesia seperti yang terjadi di Birmingham, Inggris, tiga pekan lalu.
Tiga ganda putra yang akan tampil di Stadion Palma, Suncheon, Korea Selatan, Sabtu (9/4/2022), adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang akan bertemu rekan latihan di pelatnas Cipayung, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Senior mereka, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, juga bersaing menuju final melawan wakil tuan rumah, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae.
Hendra/Ahsan dan Fikri/Bagas tampil pada semifinal All England. Dua pasangan beda generasi itu bahkan mempertegas dominasi Indonesia dengan membuat final sesama Indonesia yang dimenangi Fikri/Bagas.
Persaingan rekan senegara dalam laga puncak di Birmingham terjadi setelah Hendra/Ahsan mengalahkan wakil China, He Jiting/Tan Qiang, pada semifinal. Adapun Fikri/Bagas menyingkirkan ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Situasi serupa terjadi pada semifinal di Suncheon. Hendra/Ahsan bisa menjadi penentu persaingan sesama Indonesia di final jika bisa mengalahkan Kang/Seo. ”Semoga bisa terjadi all Indonesian final lagi. Tetapi, kami akan menghadapi tantangan berat di semifinal, jadi fokus dulu ke situ,” komentar Hendra setelah mengalahkan Choi Sol-gyu/Kim Won-ho (Korea Selatan), 21-17, 21-13, Jumat.
Sementara itu, satu tiket final telah dipastikan menjadi milik Indonesia, yang akan diperebutkan oleh Fikri/Bagas dan Fajar/Rian. Laga itu akan menjadi persaingan juara pada dua turnamen beruntun di Eropa, Maret lalu. Fikri/Bagas adalah juara All England, sedangkan Fajar/Rian menjadi juara di Swiss Terbuka.
Mereka pernah bertemu pada dua turnamen di Bali, November 2021. Fikri/Bagas menang pada babak pertama Indonesia Masters, lalu dibalas Fajar/Rian dalam babak kedua Indonesia Terbuka.
Tiket semifinal Korea Terbuka didapat Fajar/Rian setelah mengalahkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia), 21-19, 22-20. Adapun Fikri/Bagas menang atas Yong Jin/Na Sung-seung (Korea Selatan), 22-20, 21-18.
Ketika kedua rekannya menang dalam laga yang didominasi adu kecepatan, Hendra/Ahsan justru menang dengan memainkan tempo lebih lambat. Mereka mengandalkan kejelian dan akurasi dalam mengarahkan kok ke celah lapangan kosong hingga lawan sulit mengantisipasinya.
Akurasi tersebut menjadi senjata Hendra/Ahsan ketika usia tak lagi membuat mereka bisa bermain dalam tempo cepat. Apalagi, Ahsan bermain dalam kondisi cedera betis yang belum pulih seratus persen sejak perempat final All England.
Semoga bisa terjadi all Indonesian final lagi. Tetapi, kami akan menghadapi tantangan berat di semifinal, jadi fokus dulu ke situ.
Saat melawan Choi/Kim, Ahsan mengatakan masih merasakan nyeri terutama setelah melompat. Namun, pemain yang bertanding di Korea Selatan sambil berpuasa itu masih bisa menahan dan melupakan rasa sakit tersebut hingga melaju ke semifinal.
Kesabaran Jonatan
Pada tunggal putra, kesabaran membuahkan kemenangan bagi Jonatan Christie saat berhadapan dengan pemain muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn. Setelah kehilangan gim pertama, lalu tertinggal sejak awal hingga menjelang akhir gim kedua, Jonatan berbalik menang 8-21, 21-17, 21-19 dalam laga selama 1 jam 17 menit. Lawannya pada laga empat besar adalah Kidambi Srikanth (India), yang menang atas andalan tuan rumah, Son Wan-ho, 21-12, 18-21, 21-12.
Persaingan di Suncheon menjadi pertemuan kelima Jonatan dan Vitidsarn setelah mereka berbagi dua kemenangan. Dalam dua pertemuan terakhir tahun ini, Vitdisarn menang atas Jonatan 22-20, 21-9 pada babak kedua Jerman Terbuka, Maret. Sepekan kemudian, Jonatan membalasnya pada babak kedua All England dengan skor 21-16, 21-19.
Jonatan terlihat seperti akan kalah saat kehilangan gim pertama dengan mudah dan tertinggal hingga menjelang akhir gim kedua. Sejak awal pertandingan, dia kesulitan menghadapi Vitidsarn yang bisa mengontrol permainan dengan baik.
Pemain Thailand berusia 20 tahun itu memiliki berbagai keistimewaan, yaitu bisa mengatur irama permainan, lalu menyerang dengan tiba-tiba. Dia juga memiliki permainan net yang menyulitkan lawan untuk mengantisipasinya. Vitidsarn bisa melakukan netting yang membuat kok jatuh menyusur net dan pukulan net silang yang mengecoh lawan.
Ketika Jonatan kesulitan untuk mengimbangi kecepatan Vitidsarn, dia menerapkan taktik bermain reli panjang pada hampir setiap poin di gim ketiga. Kesabarannya menjalankan taktik ini membuahkan hasil.
”Berkat kemurahan Tuhan, saya bisa punya kekuatan dan tenaga tambahan untuk mengejar dan balik unggul. Saya juga diberi ketenangan, semangat juang muncul lagi,” komentar Jonatan yang akan berhadapan dengan Kidambi Srikanth pada semifinal.
Tiket semifinal juga didapat ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari setelah mengalahkan Hiroki Midorikawa/Natsu Saito (Jepang), 15-21, 21-18, 21-16. Pada laga empat besar, ganda campuran nomor tiga Indonesia itu menantang unggulan kedua, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia).
Rinov berharap bisa memenangi semifinal karena tak pernah melewati tahap itu pada turnamen berlevel BWF World Tour Super 500 seperti Korea Terbuka. Mereka tersingkir pada semifinal dalam dua kesempatan turnamen selevel, yaitu Korea Terbuka 2019 dan Hylo Terbuka 2021 di Jerman.
Sementara itu, langkah Adnan Maulana/Mychelle Chrystine Bandaso dan Shesar Hiren Rhustavito terhenti di perempat final. Adnan/Mychelle kalah dari unggulan keempat asal Korea Selatan, Ko Sung-hyun/Eom Hye-won, 19-21, 21-18, 18-21. Adapun Shesar disingkirkan Victor Svendsen, 14-21, 12-21.