Era baru Formula 1 membuka persaingan yang lebih luas untuk masuk ke persaingan papan atas, seperti Sergio Perez yang meraih ”pole position” pertamanya. Namun, era baru ini menghadirkan nestapa bagi Lewis Hamilton.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JEDDAH, SABTU — Lewis Hamilton mengalami momen buruk di Jeddah, Arab Saudi, karena hanya bisa meraih posisi start ke-16. Juara dunia tujuh kali F1 itu tersingkir di Q1, pertama kali sejak Brasil 2017. Nestapa Hamilton itu kontras dengan pencapaian sensasional Sergio Perez yang meraih pole position pertamanya setelah 215 balapan. Pebalap Red Bull itu membalik prediksi posisi start terdepan di Jeddah akan menjadi milik Charles Leclerc atau Max Verstappen.
Checo, sapaan Sergio Perez, meraih pole position melalui time attack (upaya memacu mobil dalam kecepatan tertinggi selama satu putaran) terakhirnya yang menggusur Leclerc. Pebalap asal Meksiko itu mencetak waktu 1 menit 28,200 detik, unggul 0,025 detik dari Leclerc yang akan start dari posisi kedua. Rekan setim Leclerc di Ferrari, Carlos Sainz Junior, menempati posisi ketiga, dan Verstappen keempat.
”Kerja keras selalu membuahkan hasil kawan,” ujar Checo melalui radio tim Red Bull seusai Q3, Minggu (27/3/2022) dini hari WIB.
”Putaran yang luar biasa. Saya bisa melakukan 1.000 putaran, tetapi saya tidak berpikir akan bisa mengalahkan yang satu ini. Ini luar biasa. Kami tidak berharap terlalu banyak untuk menyamai Ferrari dalam kualifikasi. Kami fokus melakukan setelan untuk balapan,” ungkap rekan setim Verstappen itu.
Performa Checo itu memang mengejutkan, terutama bagi Leclerc yang selalu menjadi pebalap tercepat dalam tiga sesi latihan bebas. Dia juga berada di posisi pole hingga Perez menggusurnya.
”Saya sama sekali tidak menduga Checo akan datang dengan waktu putaran ini. Jadi selamat untuk dia,” ujar Leclerc.
Kepala Tim Red Bull Christian Horner pun memuji penampilan Checo yang sangat kompetitif, bahkan mengungguli Verstappen, yang dalam tiga sesi latihan selalu menjadi pebalap kedua tercepat.
”Saya sangat bahagia untuk Checo. Dia bekerja lebih keras dari sebelumnya dan putaran itu sungguh luar biasa. Para pebalap Ferrari mencetak catatan waktu yang sangat kompetitif dan hanya kali kedua dia mengalahkan Max dalam kualifikasi. Fenomenal. Sangat senang untuk dia. Saya pikir mobil tahun ini lebih sesuai dengan gaya (membalap) dia,” ungkap Horner.
Putaran yang luar biasa. Saya bisa melakukan 1.000 putaran, tetapi saya tidak berpikir akan bisa mengalahkan yang satu ini. Ini luar biasa. (Sergio Perez)
Hasil kualifikasi ini akan menjadi pembuktian Red Bull melawan Ferrari yang berakhir dengan kekecewaan di Bahrain. Checo dan Verstappen akan berebut kemenangan dengan Leclerc dan Sainz yang musim ini memiliki mobil sangat kencang dan seimbang. Bagi Verstappen, ini akan menjadi tantangan yang menarik, untuk meraih podium bahkan kemenangan dari posisi start keempat.
”Ini Q3 yang luar biasa, set pertama saya di Q3 sangat buruk, seperti feeling yang berbeda dengan ban-ban. Pada set kedua, saya tidak merasa nyaman dan saya tidak bisa mengeluarkan potensi seperti yang saya lakukan dalam Q1 dan Q2. Temperatur trek menurun, seharusnya bisa menjadi lebih baik dengan mudah, tetapi terasa datar atau lebih buruk,” ungkap Verstappen.
Nestapa Hamilton
Selain kejutan yang dihadirkan oleh Checo, sesi kualifikasi juga dikejutkan oleh tersingkirnya Lewis Hamilton di Q1. Pebalap asal Inggris itu hanya mampu berada di posisi ke-16 sehingga tereliminasi. Ini pertama kali Hamilton tersingkir di Q1 sejak kecelakaan dalam kualifikasi pertama di Brasil pada 2017. Catatan waktu Hamilton terpaut hingga hingga 1,4 detik dari pebalap tercepat Q1, Carlos Sainz Junior. Ini hasil yang janggal, karena rekan setim Hamilton, George Russell, berada di posisi keempat.
”Maaf sekali kawan,” ujar Hamilton melalui radio tim Mercedes.
Saat bendera kotak-kotak hitam putih dikibaskan, Hamilton sempat naik ke posisi 15, slot terakhir untuk melangkah ke Q2. Namun, pebalap Aston Martin Lance Stroll menggusur Hamilton ke zona eliminasi, bergabung dengan dengan Alex Albon, Nico Huelkenberg, Nicolas Latifi, dan Yuki Tsunoda.
”Saya mengalami kesulitan dengan keseimbangan mobil. Bukan posisi yang kami inginkan. Sayangnya salah jalan dalam penyetelan (mobil),” ungkap Hamilton, yang tidak berselera berbicara banyak.
Kecelakaan Schumacher
Sesi kualifikasi ini sempat terhenti dua kali karena kecelakaan yang dialami Latifi di awal Q1, serta kecelakaan parah Mick Schumacher yang menabrak dinding pembatas Tikungan 12 dalam Q2. Putra Michael Schumacher itu sadar dan bisa berkomunikasi dengan dokter yang mengevakuasi dengan ambulans. Dia juga sudah berbicara dengan ibunya melalui telepon sebelum diterbangkan ke rumah sakit menggunakan helikopter.
Namun, mobil Haas hancur, hingga ban-ban lepas, dan pecahan mobil berserakan di sirkuit yang memerlukan waktu cukup lama untuk membersihkan trek. Q2 dihentikan saat sisa waktu 4 menit 58 detik.
Schumacher berpotensi absen dalam balapan karena Haas harus membangun mobil baru yang akan sulit dengan ketersediaan onderdil serta waktu yang singkat. ”Mobil hancur. Kami perlu melihat hasil pemindaian, melihat kondisinya, dan kemudian melihat apa yang akan kami lakukan besok. Kami perlu melihat seperti apa kondisi kami dengan onderdil, karena perlu membangun mobil baru,” ungkap Kepala Tim Haas Guenther Steiner kepada F1 TV.