F1 Tetap Berlangsung Seusai Serangan Rudal Ledakan Depo Aramco
Balapan Formula 1 seri Arab Saudi tetap berlangsung setelah pertemuan sekitar empat jam menyusul serangan rudal yang meledakan kompleks tangki minyak di depo Aramco, sekitar 11 kilometer dari sirkuit jalan raya Jeddah.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
JEDDAH, SABTU — Kebakaran kompleks tangkiminyak milik Aramco, perusahaan minyak raksasa Arab Saudi, menyebabkan kepulan asap hitam tebal yang terlihat dari sirkuit jalan raya Jeddah Corniche. Kejadian yang disebabkan oleh serangan rudal yang diklaim dilakukan oleh milisi Houthi asal Yaman itu tidak diketahui oleh para pebalap Formula 1 yang sedang menjalani sesi latihan bebas pertama, Jumat (25/3/2022) petang atau Jumat malam WIB.
”Saya mencium ada sesuatu yang terbakar. Saya tidak yakin apakah ini mobil saya atau mobil lain,” ujar Max Verstappen melalu radio tim Red Bull di tengah sesi FP1 yang berlangsung pukul 21.00-22.00 WIB.
Serangan dari milisi Houthi yang telah bergerilya sekitar tujuh tahun melawan Arab Saudi itu direspons oleh Formula 1 dan FIA dengan menggelar pertemuan darurat menjelang sesi latihan bebas kedua. Pertemuan itu menyebabkan FP2 mundur 15 menit dari jadwal semula berlangsung pukul 00.00-01.00 WIB.
FP2 tetap berlangsung normal dan para pebalap memanfaatkan sesi itu untuk mengumpulkan data ban yang akan dipakai menentukan strategi balapan, Minggu malam waktu Jeddah, atau Senin (28/3) pukul 00.00-01.00 WIB. Pebalap Ferrari, Charles Leclerc, kembali menjadi pebalap tercepat, seperti saat FP1, tetapi dia mengakhiri FP2 lebih awal karena mobilnya mencium pembatas lintasan. ”Mobil saya rusak,” ujarnya melalui radio tim.
Setelah sesi latihan kedua itu, pertemuan kembali berlangung antara para pebalap, kepala tim, Formula 1, FIA, promotor balapan, dan perwakilan Pemerintah Arab Saudi. Pertemuan berlangsung sekitar empat setengah jam. Sejumlah pebalap merasa khawatir dengan serangan itu, tetapi mereka mendapat jaminan penuh dari Pemerintah Arab Saudi. Balapan pun akhirnya di putuskan berlangsung sesuai dengan jadwal semula.
”Kami telah mendapat jaminan penuh dari pemerintah bahwa keselamatan yang paling utama. Mereka telah menempatkan semua sistem untuk melindungi area ini. Jadi, kami merasa yakin bahwa kami harus mempercayai otoritas lokal dalam hal itu. Kami tentu saja akan melanjutkan ajang ini,” ujar Stefano Domenicali, CEO Formula 1, kepada Sky Sports F1.
Presiden FIA Mohammed bin Sulayem juga mengatakan, serangan itu tidak mengincar sirkuit. ”Kami bertemu dengan aparat keamanan tingkat tinggi, kemudian kami rapat dengan kepala tim-tim serta para pebalap. Bisa saya pastikan kepada anda, mereka menargetkan infrastruktur ekonomi, bukan warga sipil, dan, tentu saja bukan trek,” ujar Bin Sulayem.
Kami telah mendapat jaminan penuh dari pemerintah bahwa keselamatan yang paling utama. Mereka telah menempatkan semua sistem untuk melindungi area ini.
”Tentu kami juga memeriksa fakta-fakta dari mereka dan kami telah menerima jaminan dari otoritas tingkat tinggi terkait dengan keselamatan di sini dan mari balapan,” kata Bin Sulayem.
Keputusan melanjutkan balapan ini disepakati oleh semua pihak, termasuk para pebalap serta kepala tim-tim F1. Kepala Tim Mercedes Toto Wolff mengatakan, itu merupakan keputusan suara bulat dari para kepala tim F1.
”Kami para kepala tim telah mendapat jaminan bahwa kami dilindungi di sini dan ini mungkin tempat paling aman di Arab Saudi pada saat ini.Itulah mengapa kami tetap balapan. (Ini keputusan dengan suara bulat) oleh para kepala tim, ya,” ujar Wolff.
Kepala tim Red Bull Christian Horner menilai, ini keputusan penting karena tidak membiarkan olahraga berada dalam intimidasi.
”Olahraga harus berdiri bersama secara kolektif. Setiap tindakan terorisme tidak dapat dimaafkan dan olahraga tidak boleh diintimidasi ke dalam suatu posisi, situasi seperti itu tidak dapat diterima. Stefano dan Presiden (FIA) sedang menghadapi itu, ada jaminan terkait dengan semua hal dari penyelenggara dan kami akan menjalankan balapan,” ucap Horner.