Mengulik Ban Podium di Jeddah
Sesi latihan bebas 1 dan 2 Formula 1 seri Arab Saudi menguak sedikit potensi strategi penggunaan ban untuk meraih podium. Musim lalu, Lewis Hamilton finis terdepan dengan ban kompon medium dan keras.
JEDDAH, JUMAT – Pilihan ban dalam balapan Formula 1 seri Arab Saudi di Jeddah akan menjadi salah satu detail strategi untuk meraih podium, Senin (28/3/2022) mulai pukul 00.00 WIB. Lewis Hamilton yang lihai dalam manajemen ban, musim lalu menerapkan strategi yang sangat berani dengan menggunakan ban kompon medium dalam 10 putaran awal, kemudian memaksa ban kompon keras menyelesaikan 40 putaran hingga finis.
Sedangkan pebalap Red Bull Max Verstappen yang musim lalu finis kedua, melakukan dua kali pit stop dengan ban kompon medium selama 13 putaran, kemudian kompon keras dua putaran, dan kembali menggunakan ban medium dalam 35 putaran. Valtteri Bottas yang musim lalu masih membela Mercedes, juga menggunakan ban sama seperti Verstappen.
Baca juga : Pembalasan Red Bull di Jeddah
Namun, strategi pilihan ban musim ini bisa berbeda, karena mobil-mobil F1 era baru, menggunakan ban ukuran 18 inci, sedangkan musim lalu 13 inci. Ban diameter besar diharapkan lebih tahan terhadap panas, sehingga para pebalap bisa memaksa ban-ban bekerja lebih lama.
Sepanjang sesi latihan bebas pertama, Jumat (25/3) pukul 21.00-22.00 WIB, Hamilton hanya menggunakan ban kompon lunak (C4). Ban kompon lunak musim lalu hanya dipakai oleh Lando Norris dan Fernando Alonso, saat balapan. Sedangkan pebalap lain, baik yang menerapkan sekali dan dua kali pit-stop menggunakan ban kompon medium dan keras.
Hamilton sepertinya menyimpan ban kompon keras, paling tidak satu set, untuk dipakai saat balapan, sehingga bisa dia paksa menjalani banyak putaran hingga akhir balapan. Sedangkan para pebalap lainnya mengawali FP1 menggunakan ban kompon keras atau medium, kemudian mengakhiri sesi latihan dengan ban kompon lunak.
Hamilton dengan ban kompon lunak juga tidak mengejar waktu putaran, karena dia mengakhiri FP1 di posisi ke-9. Dia juga masih mengalami porpoising. "Sering sekali terpantul-pantul," ujar juara dunia tujuh kali F1 itu mengeluhkan porpoising melalui radio tim.
Baca juga : Vettel Menanti Status Negatif Covid-19
Pilihan ban Hamilton itu berbeda dengan pebalap Red Bull Max Verstappen, serta pebalap Ferrari Charles Leclerc, yang menggunakan ban kompon keras di awal sesi dan menutup dengan kompon lunak. Verstappen sempat mencetak waktu tercepatnya 1 menit 30,888 detik menggunakan ban kompon keras, unggul sekitar 0,6 detik atas Leclerc dengan ban yang sama. Leclerc kemudian mencetak waktu tercepat FP1 menggunakan ban kompon lunak C4 di akhir sesi latihan. Dia unggul 0,116 detik atas waktu tercepat Verstappen dengan ban C2. Verstappen kemudian menggunakan ban C4 di akhir FP1, tetapi catatan waktunya lebih lambat dibandingkan saat memakai ban C2.
Pirelli musim ini menyediakan pilihan ban sama seperti musim lalu, dengan kompon terkeras C2 (2 set), kemudian C3 (3 set), dan kompon terlunak C4 (8 set).
Jeddah memiliki tantangan yang sepenuhnya berbeda dibandingkan dengan balapan pembuka di Bahrain kerena karakteristik trek yang berbeda, baik dalam tata sirkuit dan aspal.
"Jeddah memiliki tantangan yang sepenuhnya berbeda dibandingkan dengan balapan pembuka di Bahrain kerena karakteristik trek yang berbeda, baik dalam tata sirkuit dan aspal," ungkap Direktur Motorsport Pirelli Mario Isola di laman Formula 1.
"Para pebalap juga akan menggunakan rentang kompon yang lebih lunak (dibandingkan Bahrain) akhir pekan ini untuk menghadapi tuntutan trek yang spesifik, yang nyaris secepat Monza," ungkap Isola.
Baca juga : Musim Penuh Semangat bagi Hamilton
"Tim-tim menuju Jeddah tanpa pengalaman dengan ban-ban ini dan mobil di sirkuit, dan kondisinya bisa berbeda dengan musim lalu di Arab Saudi, karena saat ini balapan berlangsung pada waktu yang berbeda (musim 2021 pada Desember) dan beberapa modifikasi trek yang dilakukan. Kompon-kompon yang disediakan sama dengan 2021, tetapi tampilannya juga berubah sepenuhnya dibandingkan tahun lalu," ungkap Isola.
"Hasilnya, tim-tm akan memiliki sangat banyak pekerjaan untuk dilakukan untuk mencerna sebanyak mungkin data sepanjang latihan bebas, khususnya dalam FP2 yang akan menjadi satu-satunya sesi yang relevan, berlangsung pada waktu yang sama dengan kualifikasi dan balapan," pungkas Isola.
Pengumpulan data ban itu menjadi sangat krusial saat FP2, Sabtu pukul 00.00-01.00 WIB, di mana semua tim melakukan simulasi balapan menggunakan ban kompon medium. Hamilton juga menggunakan ban medium dan mencatatkan waktu yang lebih baik sehingga naik ke posisi kelima. Verstappen dan rekan setimnya Sergio Perez juga menggunakan ban C3 dan menyelesaikan 11 putaran untuk mengetahui daya tahan ban medium untuk menentukan strategi pit stop saat balapan.
Sedangkan kedua pebalap Ferrari Leclerc dan Sainz berhenti lebih awal karena mobil mereka 'mencium' pembatas sirkuit. Mereka pun kembali ke garasi dan kehilangan waktu yang penting untuk simulasi balapan. Leclerc menyelesaikan 15 putaran dan Sainz 12 putaran. Kondisi ini bisa memengaruhi detail strategi, karena mereka tidak memiliki data sebanyak tim lain, terutama pesaing terkuat mereka Red Bull dan Mercedes.
Baca juga : Ferrari Optimistis Bisa Mengatasi ”Porpoising”
Leclerc kembali menjadi pebalap tercepat di akhir FP2 dengan catatan waktu 1 menit 30,074 detik menggunakan ban kompon lunak. Vestappen kembali di posisi kedua terpaut 0,140 detik dari Leclerc, tetapi catatan itu dicetak dengan ban medium. Di belakang mereka ada Sainz, Perez, Hamilton, dan George Russell.