Ferrari akan menghadapi tantangan lebih berat dari Red Bull di Jeddah, terutama setelah kedua pebalap mereka kehilangan waktu simulasi balapan akibat kedua mobil F1-75 mencium pembatas lintasan dalam FP2.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
AP/HASSAN AMMAR
Pebalap Ferrari, Charles Leclerc, melewati tikungan dalam sesi latihan Grand Prix Formula 1 seri Arab Saudi di Jeddah, Sabtu (26/3/2022) dini hari WIB.
JEDDAH, JUMAT — Perombakan organisasi yang dilakukan oleh Ferrari pada awal musim 2021 dengan mengerahkan lebih banyak sumber daya untuk fokus membangun mobil 2022 berbuah manis. Mobil baru mereka, F1-75, langsung melesat dalam balapan pembuka musim ini, meninggalkan mobil milik Red Bull dan Mercedes. Namun, pencapaian finis satu-dua di Bahrain dinilai oleh Ferrari belum menunjukkan gambaran utuh persaingan musim ini. Mereka masih mewaspadai potensi kebangkitan Red Bull serta Mercedes yang kini tersendat di awal musim.
Performa F1-75 jelas di atas RB18, terutama dalam pace dan keandalan. Itu terbukti saat Charles Leclerc tiga kali mampu mengambil alih pimpinan balapan yang sempat direbut oleh pebalap Max Verstappen. Saat di trek lurus, Leclerc dengan mudah mendahului juara F1 2021 itu. Keunggulan Scuderia Ferrari itu membuat Leclerc mampu memimpin setiap putaran balapan untuk pertama kali setelah seri Belgia 2018. Pebalap asal Monegasque itu pun finis terdepan di Bahrain, akhir pekan lalu, dan kini memimpin klasemen pebalap untuk pertama kali dalam kariernya di F1. Ferrari juga memuncaki klasemen konstruktor berkat Carlos Sainz Junior yang finis kedua.
Namun, pencapaian dalam seri pembuka era baru F1 itu dinilai oleh Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto belum menggambarkan persaingan sesungguhnya. Mobil RB18 dia nilai memiliki pace yang kompetitif, tetapi tidak beruntung karena masalah pada tekanan pompa bahan bakar sehingga Verstappen dan Sergio Perez gagal finis.
Akhir pekan ini, dalam balapan di Jeddah, Arab Saudi, para pebalap Red Bull akan menjadi penantang Ferrari yang paling diwaspadai. Tim milik produsen minuman energi itu sudah menemukan penyebab masalah pada kedua mobil mereka.
AFP/ANDREJ ISAKOVIC
Pebalap Ferrari, Carlos Sainz Jr, melewati tikungan dalam sesi latihan Grand Prix Formula 1 seri Arab Saudi di Jeddah, Sabtu (26/3/2022) dini hari WIB.
”Kedua mobil mengalami masalah akibat kekurangan tekanan bahan bakar pada akhir pekan lalu. Bahan bakar yang di dalam kedua mobil dalam jumlah yang tepat, tetapi kondisi kevakuman menghalangi pompa menyedot bahan bakar dan mengalirkan ke mesin,” ungkap pernyataan Red Bull, menjelang sesi latihan bebas pertama di Jeddah, Jumat (25/3/2022).
”Kami telah mengambil langkah yang diperlukan untuk memperbaiki masalah ini dan kami berharap tidak ada masalah akhir pekan ini,” ujar Red Bull.
Langkah cepat Red Bull memperbaiki mobil mereka itu akan membuat balapan seri Arab Saudi menjadi lebih menantang bagi Leclerc dan Sainz. Ferrari pun akan mempersiapkan mobil mereka hingga ke detail-detail kecil untuk menjaga keunggulan.
”Menurut saya yang lainnya juga sangat, sangat kuat. Mereka (Red Bull) telah membuktikan sangat kuat dalam kualifikasi. Ini benar-benar masalah detail,” ungkap Binotto kepada Formula 1.
AP/HASSAN AMMAR
Pebalap Ferrari, Charles Leclerc, memacu mobilnya dalam sesi latihan bebas Grand Prix Formula 1 seri Arab Saudi di Jeddah, Sabtu (26/3/2022) dini hari WIB.
”Saya pikir (pada Minggu) mobil mereka bisa menjadi sangat bagus, tetapi mungkin mereka mengalami beberapa masalah keandalan atau sesuatu yang tidak sempurna pada mobil mereka yang bisa kami pahami dari komunikasi radio. Dan, lagi pula mereka juga sangat cepat,” ungkap Binotto.
”Dan, jika saya melihat periode waktu pertama Max (sebelum pit stop) menggunakan ban yang sudah terpakai, dia juga mengimbangi pace Charles jadi saya pikir kami seharusnya tidak melupakan bahwa ini adalah kejuaraan dunia. Mereka tetap favorit,” lanjut Binotto.
Apa yang bisa kami lakukan adalah melakukan yang terbaik. Jeddah bisa menjadi gambar yang sangat berbeda dan saya pikir kami perlu menunggu paling tidak empat atau lima balapan untuk mengetahui (di mana kami berada).
”Apa yang bisa kami lakukan adalah melakukan yang terbaik. Jeddah bisa menjadi gambar yang sangat berbeda dan saya pikir kami perlu menunggu paling tidak empat atau lima balapan untuk mengetahui (di mana kami berada),” kata Binotto.
Ferrari kini perlu bekerja cepat memperbaiki mobil Leclerc dan Sainz yang ”mencium” pembatas lintasan saat menjalani FP2 di Jeddah, Sabtu pukul 00.00-01.00 WIB. Mobil Leclerc kemungkinan mengalami masalah pada suspensi setelah menyerempet pembatas trek di Tikungan 4.
AP/HASSAN AMMAR
Pebalap tim Red Bull Max Verstappen memacu mobilnya pada sesi latihan Grand Prix Formula 1 seri Arab Saudi di Jeddah, Sabtu (26/3/2022) dini hari WIB.
Kedua pebalap Ferrari itu mengakhiri FP2 lebih awal sehingga kehilangan banyak waktu berharga untuk melakukan simulasi balapan. Simulasi itu sangat krusial untuk mengetahui daya tahan ban medium yang sepertinya akan dipakai saat awal balapan. Ban C3 itu masih bisa bertahan hingga 15 putaran, tetapi sejumlah pebalap merasa sudah kehilangan banyak daya cengkeram.
Di saat para pebalap Ferrari kembali ke garasi, para pebalap Red Bull terus memanen data ban yang akan dipakai untuk menentukan strategi balapan. Para pebalap Red Bull paling mulus menjalani FP2 meski mobil Verstappen sempat menunjukkan efek porpoising (memantul-mantul) meski tidak separah yang dialami oleh Mercedes.
Porpoising juga masih dialami oleh Ferrari, seperti dikeluhkan oleh Sainz dalam FP1. Ini menempatkan Ferrari seperti tim-tim lainnya, yang perlu terus mengembangkan mobil mereka dalam regulasi baru F1. Meskipun F1-75 memiliki performa yang memuaskan sejak tes pramusim, masih ada ruang pengembangan untuk menjadi lebih baik.
”Sudah pasti ada potensi di dalam mobil, tetapi kami tetap perlu mengembangkan mobil. Ketika Anda memiliki basis yang bagus dan ketika Anda mengembangkan, Anda perlu memastikan bahwa apa pun yang Anda lakukan pada mobil adalah sebuah langkah maju,” ujar Binotto.
MAXIM SHEMETOV, POOL VIA AP
Pebalap Mercedes, Lewis Hamilton (kiri), dan pebalap Ferrari, Charles Leclerc, berbincang seusai kualifikasi balapan Formula 1 seri Azerbaijan di Sirkuit Baku, Azerbaijan, 5 Juni 2021.
”Dan, itu menjadi lebih penting saat ini karena kami memiliki batasan anggaran. Kami tidak bisa melakukan kesalahan. Kami hanya memiliki beberapa kesempatan dalam pengembangan dan apa pun yang akan kami lakukan, kami perlu memastikan bahwa itu adalah yang sesuai dan tepat,” kata Binotto.
Ferrari tidak ingin mengulang kesalahan arah pengembangan SF90 pada musim 2019 yang membuat mereka harus melangkah mundur pada musim 2020. Ferrari waktu itu diduga salah dalam pengembangan sistem aliran bahan bakar hingga diperiksa oleh FIA. Konsekuensi dari salah langkah itu membuat SF1000 yang dipakai musim 2020 hanya bisa bersaing di papan tengah. Musim itu juga menjadi musim terburuk tim paling sukses di F1 itu dalam 40 tahun.
Musim ini, di era baru F1, Ferrari kembali bangkit dan ditengarai menjadi salah satu kandidat juara, baik pebalap maupun konstruktor. Tim asal Maranello, Italia, itu berada dalam momentum positif untuk kembali meraih supremasi di ajang Formula 1.