Beban Besar Arhan di ”Negeri Sakura”
Pratama Arhan memulai lembaran baru dalam kariernya bersama Tokyo Verdy di Liga Jepang. Ekspektasi untuk bersinar menaungi Arhan meski ia dibayangi nasib buruk pemain Indonesia sebelumnya di "Negeri Sakura".
Pratama Arhan, bek sayap kiri tim nasional Indonesia, mengakhiri penantian selama lima tahun pesepak bola Indonesia berkarier di Liga Jepang atau JLeague. Bergabungnya Arhan bersama tim Liga 2 Jepang, Tokyo Verdy, tidak sekadar menghadirkan asa untuk peningkatan kariernya, tetapi juga berpotensi membuka jalan untuk ketertarikan klub ”Negeri Sakura” lain mengimpor pemain dari Indonesia.
Dengan dua peluang itu, Arhan memiliki beban yang tidak mudah di musim debutnya bersama Verdy. Ia harus bisa menjaga performa apiknya di Piala AFF 2020, yang menjadi awal ketertarikan Verdy untuk mengontraknya.
Namun, perpindahan dari PSIS Semarang ke Verdy jelas bukan sesuatu yang mudah. Arhan harus beradaptasi dengan iklim sepak bola yang berbeda.
Jepang sebagai salah satu raksasa dan kiblat sepak bola Asia memiliki pemahanan taktik, teknologi, dan ilmu olahraga yang jauh lebih mahir dibandingkan dengan Indonesia. Di sisi lain, Arhan juga harus beradaptasi dengan makanan, bahasa, dan cuaca di Tokyo, ibu kota Jepang, yang amat berbeda dibandingkan dengan di Blora, Jawa Tengah, kampung halamannya.
Baca juga: Pratama Arhan Bergabung dengan Tokyo Verdy
Berbagai tuntutan adaptasi itu membuat tiga pemain Indonesia terdahulu gagal bersinar di Liga Jepang. Mereka adalah Ricky Yakobi yang dikontrak Matsushita Electric atau kini bernama Gamba Osaka, lalu Stefano Lilipaly yang membela Consadole Sapporo, serta Irfan Bachdim yang sempat bermain untuk Ventforet Kofu dan Consadole Sapporo.
Serupa dengan Arhan, Ricky mendapat kesempatan hijrah dari Arseto Solo ke Matsushita berkat performa gemilangnya bersama timnas Indonesia di SEA Games 1987. Kala itu, Ricky mempersembahkan medali emas bagi ”Garuda”.
Tetapi, karier Ricky mandek di ”Negeri Matahari Terbit”. Ia hanya tampil pada enam laga dengan mencetak sebuah gol bagi Matsushita pada kompetisi musim 1988.
Penampilan kurang memuaskan Ricky itu disebabkan buruknya proses adaptasi dan cedera kambuhan. Musim berikutnya, Ricky pun kembali membela Arseto Solo.
Baca juga: Investasi Masa Depan Tim Garuda
Sementara itu, Lilipaly datang ke Sapporo setelah kontraknya berakhir dengan Almere City, klub divisi dua Liga Belanda, Maret 2014. Sayang, Lilipaly, yang seharusnya tidak kesulitan untuk beradaptasi dengan cuaca dan telah terbiasa dengan sepak bola level tinggi di Belanda, juga tidak bisa menembus tim utama Consadole di Liga 2 Jepang.
Pada 2014, giliran Bachdim yang mencoba peruntungan di Jepang. Berbeda dengan Ricky dan Arhan yang dilirik berkat penampilan di timnas, Bachdim bergabung dengan Ventforet Kofu setelah lolos pada tahapan seleksi atau trial.
Namun, Bachdim gagal mencatatkan menit bermain bersama Ventrofet di Liga 1 Jepang. Semusim berselang Bachdim mengisi slot pemain Asia Tenggara di Consadole pada periode 2015-2016.
Bachdim pun hanya tujuh kali tampil membela Consadole yang tampil di Liga 2. Setelah itu, ia pulang ke Indonesia untuk membela Bali United pada musim 2017.
Hal itu tidak membebani saya. Justru itu menjadi motivasi saya untuk menjadi pemain yang lebih baik.
Seiring belum adanya catatan positif dari petualangan pemain Indonesia di Jepang, hal itu jelas menghadirkan beban besar bagi Arhan. Apalagi, Arhan baru mengenyam pengalaman di level senior saat membela PSIS Semarang pada BRI Liga 1 2021-2022. Sebelumnya, Arhan sempat tampil untuk ”Mahesa Jenar”, julukan PSIS, di Piala Menpora 2021.
Arhan mengungkapkan, dirinya tidak merasa terbebani dengan pengalaman kurang baik para pendahulunya di Liga Jepang. Peraih predikat Pemain Muda Terbaik Piala AFF 2020 itu pun sempat berbincang dengan Lilipaly mengenai pengalaman berkarier di Jepang.
”Hal itu tidak membebani saya. Justru itu menjadi motivasi saya untuk menjadi pemain yang lebih baik,” kata Arhan dalam konferensi pers hibrida yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Tokyo, Jumat (25/3/2022).
Ketika Kompas singgung terkait hal apa saja yang perlu ditingkatkannya untuk bisa bersaing meraih tempat utama di Verdy, pemain kelahiran 21 Desember 2001 itu menuturkan, ”Saya harus meningkatkan kemampuan fisik dan cepat beradaptasi dengan cuaca. Saya akan fokus untuk bermain lebih baik demi membawa Verdy masuk Liga 1 lagi.”
Dukungan penuh
Verdy tidak sembarangan untuk mengontrak Arhan dengan durasi 2022 hingga 2024. Klub yang bermarkas di Stadion Ajinomoto itu memberikan dukungan penuh kepada Arhan.
Mereka memahami Arhan yang memeluk agama Islam sehingga Verdy hanya menyediakan makanan halal kepada Arhan. Ketika memasuki bulan Ramadhan, Verdy juga akan menyiapkan program nutrisi khusus agar Arhan bisa tetap berlatih dan bertanding dengan normal.
”Kami sudah berdiskusi dengan chef di klub untuk tidak menyediakan makanan non-halal kepada Arhan. Saya paham makanan masalah utama orang asing di Jepang sehingga kami berusaha mengatasi hal tersebut,” ujar Manajer Umum Verdy Atsuhiko Ejiri.
CEO Verdy Takaaki Nakamura menambahkan, pihaknya telah melakukan riset untuk membantu Arhan cepat beradaptasi dan nyaman berada di Verdy. Ia berharap Verdy bisa membantu Arhan meningkatkan kualitas permainannya.
Baca juga: Pelihara Kepak Sayap Garuda Muda
”Kami menganggap kehidupan sehari-hari Arhan adalah tanggung jawab kami. Kami memiliki sejarah panjang dengan pemain asing dan amat memahami pentingnya menghormati perbedaan,” ucap Nakamura.
Verdy pun menyiapkan khusus penerjemah untuk membantu Arhan memahami instruksi pelatih dalam sesi latihan. Tak hanya itu, Arhan pun akan difasilitasi untuk menjalani kursus bahasa Jepang.
Tak hanya manajemen, pemain Verdy pun menyambut baik kedatangan Arhan. Junki Koike, gelandang senior Verdy, juga belajar bahasa Indonesia untuk membantu Arhan. Hal itu ditunjukkan Koike dengan mengunggah kamus Jepang-Indonesia yang tengah dipelajarinya pada fitur cerita di akun Instagram-nya, akhir Februari lalu.
Berkat kehadiran Arhan, Verdy menjadi klub sepak bola Jepang dengan pengikut terbanyak di Instagram. Verdy mencatatkan sekitar 470.000 pengikut sehingga melampaui 285.000 pengikut milik Vissel Kobe, klub yang dibela Andres Iniesta.
Pembuka jalan
Performa Arhan di musim ini bersama Verdy akan amat krusial. Seluruh klub dan penggemar Verdy amat menantikan kiprah Arhan di Liga 2 Jepang edisi 2022.
Baca juga: Kekalahan Termanis Tim Garuda
Apabila bisa tampil memuaskan, Arhan bisa menjadi pembuka jalan bagi kehadiran pemain Indonesia lain di Jepang. Hal itu telah ditunjukkan bintang Thailand, Chanathip Songkrasin.
Sejak bergabung dengan Consadole di musim 2017, Songkrasin menjadi ikon klub, bahkan dinobatkan sebagai salah satu pemain asing terbaik di Liga 1 Jepang. Ia masuk dalam susunan 11 pemain terbaik Liga 1 Jepang edisi 2018.
Setelah lima musim berkarier di Consadole, Songkrasin naik kasta dan direkrut juara bertahan Liga Jepang, Kawasaki Frontale, awal tahun ini.
Kami menganggap kehidupan sehari-hari Arhan adalah tanggung jawab kami. Kami memiliki sejarah panjang dengan pemain asing dan amat memahami pentingnya menghormati perbedaan.
Kei Koyama dari Departemen Bisnis Global JLeague, dalam wawancara virtual dengan Kompas, November 2020, mengungkapkan, kegagalan pemain asing di Liga Jepang disebabkan kesulitan menyesuaikan diri dengan kultur dan gaya sepak bola Jepang memiliki ciri khas.
”Songkrasin adalah wujud sukses pemain Asia Tenggara di Liga Jepang karena memiliki kekuatan mental dan selalu bekerja keras untuk berprestasi,” ujar Koyama.
Keberhasilan Songkrasin itu membantu kompatriotnya di timnas Thailand untuk menembus Jepang. Teerasil Dangda, Theerathon Bunmathan, dan Thitipan Puangchan pernah pula berkarier di Liga Jepang.
Bahkan, Bunmathan menjadi pemain Asia Tenggara yang pertama dan satu-satunya hingga kini yang merasakan gelar Liga 1 Jepang. Prestasi itu dicatatkan pemain berposisi bek sayap kanan itu bersama Yokohama Marinos pada musim 2019.
Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi menilai, bergabungnya Arhan ke Verdy membuka peluang baru bagi kerja sama Indonesia dan Jepang, terutama di bidang sepak bola. Heri mengatakan, pihaknya telah merencanakan kunjungan pengurus klub dan sekolah sepak bola Indonesia ke Jepang, pertengahan 2022, untuk membuka peluang kerja sama dengan klub-klub Jepang.
”Tokyo Verdy menyampaikan kepada saya, perekrutan Arhan adalah sebuah permulaan dari kerja sama pengembangan sepak bola Indonesia. Selain itu, mereka berencana menerima magang pemain U-16 dan U-19 Indonesia di Verdy dan berkolaborasi dengan klub Indonesia,” kata Heri.
Baca juga: Benteng Kokoh Tim Garuda
Nakamura menambahkan, ”Kami telah berdiskusi dengan sejumlah perusahaan Indonesia untuk membantu pertukaran atlet Indonesia. Kerja sama itu bertujuan untuk mencetak pesepak bola yang andal dari Indonesia.”
Tak ketinggalan, Ejiri juga mengungkapkan, rencana tim yunior Verdy melakukan tur pramusim ke Indonesia, akhir 2022. Langkah itu juga bertujuan untuk menemukan bibit muda Indonesia yang memiliki peluang berkarier di Jepang untuk mengikuti jejak Arhan.
Ganbatte kudasai, Arhan-san!