Fokus dan Fisik Menurun, Fikri/Bagas Langsung Tersingkir
Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana tersingkir pada babak pertama turnamen Swiss Terbuka. Fokus dan fisik mereka menurun setelah menjuarai All Engalnd, pekan lalu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
BASEL, RABU - Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana menjalani laga pertama Swiss Terbuka dengan status sebagai juara All England. Dengan fokus dan fisik yang terkuras pada All England, mereka gagal melewati tantangan tersebut.
Tantangan pertama yang mereka hadapi tidak mudah. Fikri/Bagas berhadapan dengan ganda putra peringkat ketujuh dunia, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), di St Jakobshalle, Basel, Swiss, Rabu (23/3/2022). Mereka pun kalah 21-17, 11-21, 18-21.
Meski naik tujuh peringkat, dari posisi ke-28 menjadi 21 dunia setelah menjuarai All England, pekan lalu, Fikri/Bagas belum bisa menjadi salah satu dari delapan unggulan turnamen BWF World Tour, termasuk dalam Super 300 yang merupakan level terendah. Mereka pun masih memiliki risiko bertemu pemain unggulan pada babak pertama seperti yang terjadi di Swiss.
Fikri/Bagas membuat kejutan dengan menjuarai All England di Birmingham, Inggris, 16-20 Maret. Dalam perjalanan menuju tangga juara, mereka mengalahkan pasangan-pasangan top dunia, yaitu juara dunia Takuro Hoki/Yugo Kobayashi pada perempat final, ganda putra nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (semifinal), dan pasangan peringkat kedua dunia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Laga di Basel pun menjadi pengalaman pertama dengan status mereka sebagai juara turnamen Super 1000. Selain membawa status tersebut, tantangan lain bagi mereka adalah harus bisa tampil konsisten hingga babak akhir dalam lebih dari satu turnamen seperti yang biasa dicapai pemain-pemain top dunia.
Senior mereka, Kevin/Marcus, misalnya melakukan itu menjelang akhir 2021. Mereka mencapai final dalam lima turnamen beruntun dalam rentang enam pekan pada kejuaraan di Eropa dan Bali, Indonesia. Dari lima final itu, ganda berjulukan “Minions” tersebut meraih gelar dari Hylo Terbuka Super 500 di Jerman dan Indonesia Terbuka Super 1000.
Menjelang tampil di Swiss Terbuka, Bagas mengatakan, akan mengatasi tekanan sebagai juara All England dengan tetap rendah hati. “Saya akan menjalani pertandingan seperti biasa, seperti turnamen-turnamen sebelumnya. Jangan merasa telah di atas dan cepat puas,” katanya.
Mereka membawa sikap itu ke lapangan, tetapi lawan yang dihadapi memiliki kemampuan berimbang. "Lawan hari ini bermain lebih baik dan lebih bertenaga. Sementara, fokus dan tenaga kami memang agak menurun. Kalau ditanya beban sehabis juara All England, kami tidak ada beban sama sekali," kata Fikri melalui tim humas dan media PP PBSI.
Laga tiga gim, juga, harus dijalani ganda putra Indonesia lainnya, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, saat melawan Keiichiro Matsui/Yoshiniro Takeuchi (Jepang). Pramudya/Yeremia menang 29-30, 21-11, 21-17.
Pada tunggal putra, Jonatan Christie juga memenangi babak pertama setelah mengalahkan Thomas Rouxel (Perancis) 21-10, 21-15 dan akan berhadapan dengan Ng Tze Yong (Malaysia) pada babak kedua.
Jonatan mengatakan, tidak mudah baginya menjalani kompetisi di Eropa sejak dua pekan lalu. Ketika tampil pada Jerman Terbuka, 8-13 Maret, dia terinfeksi Covid-19.
“Ada satu sampai dua hari, saya tidak latihan dan itu membuat kondisi fisik agak turun. Makanya, ini setelah main mau coba langsung latihan lagi supaya fisiknya lebih baik untuk pertandingan besok," kata Jonatan yang bertahan hingga perempat final All England.
Fokus dan tenaga kami memang agak menurun. Kalau ditanya beban sehabis juara All England, kami tidak ada beban sama sekali, (Muhammad Shohibul Fikri)
Sementara, sehari sebelumnya, kekalahan dialami tiga ganda campuran, termasuk unggulan kedua, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Mereka disingkirkan sesama pemain Indonesia, Adnan Maulana/Mychelle Chrystine Bandaso, 13-21, 26-28.
Mychelle mengatakan, dia dan Adnan memanfaatkan peluang dengan penampilan Praveen/Melati yang tidak maksimal. Itu membuat Adnan/Mychelle percaya diri.