Angin segar berembus dari Birmingham dengan keberhasilan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana meraih gelar juara ganda putra di turnamen All England.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Sejak era Christian Hadinata/Ade Chandra dan Tjuntjun/Johan Wahyudi merajai bulu tangkis dunia pada 1970-an, nomor ganda putra terus menjadi tulang punggung prestasi bulu tangkis Indonesia. Generasi berganti, dan tradisi itu tampaknya akan dapat dipertahankan jika melihat keberhasilan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana merebut gelar juara ganda putra All England 2022.
Meski masih berusia muda, Fikri (22) dan Bagas (23) memperlihatkan mental yang tangguh dan tak kenal takut. Mereka mampu bermain lepas tanpa beban, dan terus menyerang menekan lawan. Tak tanggung-tanggung, mereka menyingkirkan sekaligus tiga unggulan teratas dalam perjalanan ke tangga juara di turnamen tertua itu.
Juara dunia 2021 asal Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, yang menjadi unggulan ketiga ditundukkan di perempat final. Disusul dengan mengalahkan pasangan nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di semifinal dan pasangan senior yang menjadi unggulan kedua, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, pada laga final.
Fikri/Bagas adalah satu dari tiga ganda putra muda pelatnas yang disiapkan meneruskan prestasi Hendra/Ahsan dan Kevin/Marcus. Dua pasangan lain adalah Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Mereka telah menjadi andalan saat Indonesia menjadi runner up Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia di Selangor, Malaysia, 15-20 Februari.
Meski masih berusia muda, Fikri (22) dan Bagas (23) memperlihatkan mental yang tangguh dan tak kenal takut. Mereka mampu bermain lepas tanpa beban, dan terus menyerang menekan lawan.
Ketiga pasangan muda ini juga telah berada pada peringkat 20-an dunia. Hal ini memastikan mereka bisa langsung masuk babak utama pada rangkaian turnamen BWF World Tour, termasuk pada tiga turnamen level tertinggi Super 1000, yakni All England, Indonesia Terbuka, dan China Terbuka.
Bermain di turnamen besar memberi mereka kesempatan untuk mencapai hasil yang lebih baik, sekaligus tantangan bagi mereka untuk menjaga konsistensi penampilan di level tertinggi. Seperti disampaikan pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, penampilan mereka tak hanya akan dinilai dari satu turnamen saja. Regenerasi pemain baru akan dinilai berhasil jika para pemain muda mampu tampil konsisten dalam jangka panjang.
Harapan yang muncul saat ketiga pasangan ini mulai tampil di turnamen level tinggi tahun lalu mulai berbuah. Namun, seiring prestasi, harapan dan tekanan kepada para pemain pun semakin tinggi. Para pembina di pelatnas Cipayung perlu menjaga kondisi pemain agar hal ini tidak menjadi beban dan membuat mereka layu sebelum benar-benar berkembang.
Yang juga tak kalah penting adalah mencontoh keberhasilan regenerasi di ganda putra untuk diterapkan pada nomor lain, terutama sektor tunggal putra dan putri. Hal itu akan memastikan bulu tangkis tetap menjadi olahraga yang membanggakan Indonesia di dunia internasional.