Kevin Sanajaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjadi salah satu dari empat ganda putra Indonesia yang lolos ke babak kedua All England. Babak pertama mereka diwarnai perpindahan lapangan karena atap bocor.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
BIRMINGHAM, RABU — Babak pertama ganda putra All England, antara Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Lucas Corvee/Ronan Labar, diwarnai pindah lapangan karena bocornya atap di atas Lapangan 4 tempat mereka bertanding. Ganda Indonesia berjulukan ”Minions” itu bisa mempertahankan momentum hingga memenangi pertandingan.
Kevin/Marcus dan Corvee/Labar (Perancis) bermain di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pada Rabu (16/3/2022) tengah malam waktu Indonesia. Ganda Indonesia nomor satu dunia itu merebut gim pertama 21-12. Saat skor 2-2 pada gim kedua, pertandingan pun terganggu atap bocor.
Pertandingan tersebut dihentikan sejenak untuk menanti selesainya laga di Lapangan 3 agar bisa dipindahkan. Ketika pertandingan dilanjutkan kembali, persaingan perebutan angka lebih ketat dibandingkan gim pertama.
Kevin/Marcus bahkan tertinggal 7-11 saat jeda. Mereka baru unggul menjelang akhir pertandingan dengan merebut empat poin beruntun setelah tertinggal 17-18. Juara All England 2017 dan 2018 itu pun menang 21-12, 21-18 dan akan melawan Akira Kago/Taichi Saito (Jepang) pada babak kedua.
”Sebenarnya, kami sudah bermain bagus sejak awal pertandingan, tetapi sempat tidak enak setelah pindah lapangan karena badan jadi dingin lagi,” komentar Marcus pada tim humas dan media PP PBSI.
Pasangan yang ditempatkan sebagai unggulan teratas itu seharusya bertemu pasangan Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan) pada babak pertama. Namun, mereka digantikan Corvee/Labar setelah Choi/Seo mundur.
Kevin/Marcus menjadi salah satu dari empat ganda putra Indonesia yang melaju ke babak kedua. Pasangan lainnya adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang menang atas MR Arjun/Dhruv Kapila 15-21, 21-12, 21-18.
Dua pasangan pelapis di pelatnas utama juga lolos ke babak kedua setelah mengalahkan rekan latihan di Cipayung. Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin mengalahkan senior mereka, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, 21-16, 22-20, sementara Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana menang atas Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan 21-18, 21-19.
Sebenarnya, kami sudah bermain bagus sejak awal pertandingan, tetapi sempat tidak enak setelah pindah lapangan karena badan jadi dingin lagi. (Marcus Gideon)
”Hari ini kami fokus satu poin demi satu poin saja, tidak mau berpikir menang atau kalah,” kata Leo, mengutarakan kunci kemenangan mereka. Pada babak kedua, juara dunia yunior 2019 ini akan berhadapan dengan Liu Yuchen/Zhao Haodong (China).
Selain itu, Leo mengatakan, mereka juga berusaha lebih sering menyerang lebih dulu. Mereka akan kesulitan jika menerapkan taktik bertahan karena Fajar/Rian memiliki kemampuan rotasi posisi dengan sangat cepat.
Sementara kekalahan Fajar/Rian pada babak pertama ini terjadi setelah mereka tersingkir pada babak kedua Jerman Terbuka, pekan lalu. Ganda peringkat kesembilan dunia ini mengakui penampilan buruk mereka.
”Kami masih banyak melakukan kesalahan, harus lebih fokus lagi pada poin-poin akhir dan saat unggul seperti yang terjadi saat melawan Leo/Daniel. Banyak pelajaran bisa diambil dan kami harus bisa bangkit,” tutur Rian.
Dari nomor ganda campuran, dua pasangan Indonesia melaju dan dua lainnya tersingkir. Kemenangan didapat Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Adapun Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Adnan Maulana/Mychelle Chrystine Bandaso tersingkir.
Babak pertama yang berlangsung sepanjang Rabu melahirkan kejutan dengan tumbangnya dua juara dunia, yaitu Loh Kean Yew (tunggal putra) dan Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri). Loh, yang untuk pertama kalinya tampil di All England, disingkirkan unggulan ketiga, Anders Antonsen, 15-21, 21-18, 13-21. Sementara Chen/Jia kalah dari pasangan Korea Selatan, Jeong Na-eun/Kim Hye-jeong 15-21, 16-21.
Kemenangan Antonsen menjadi pembalasan kekalahan dari Loh yang dialami pada semifinal Kejuaraan Dunia pada Desember 2021. ”Saya mengantisipasi kecepatan Loh dengan mempersiapkan fisik dalam dua bulan terakhir. Sangat sulit menghadapi babak pertama melawan Loh, pemain yang juga menjadi lawan saya pada turnamen sebelum All England,” tutur pemain Denmark tersebut dalam laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Sementara Loh mengatakan, kualitas pukulan Antonsen lebih baik darinya hingga dia selalu berada dalam keadaan tertekan.