Daniil Medvedev mendapat status baru ketika menjadi petenis nomor satu dunia. Dia menjadi generasi baru pertama tunggal putra yang mencapai posisi impiannya sejak masa kecil.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Juara turnamen ATP Masters 1000, Final ATP, dan Grand Slam dikumpulkan Daniil Medvedev dalam tiga tahun terakhir. Perjalanannya sebagai petenis, sejak mengangkat raket pada usia enam tahun, mencapai puncaknya ketika petenis Rusia itu berada dalam posisi teratas daftar peringkat dunia tunggal putra.
Medvedev, dalam daftar yang dikeluarkan Asosiasi Tenis Profesional (ATP), pada Senin (28/2/2022), berada paling atas dengan 8.615 poin. Dia mengungguli Novak Djokovic, Alexander Zverev, Rafael Nadal, dan Stefanos Tsitsipas pada posisi kedua hingga kelima.
”Tentu saja, saya senang menjadi petenis nomor satu dunia. Saat muda, saya sempat berpikir rasanya mustahil, lalu menjadikan itu sebagai mimpi. Ketika mimpi itu semakin dekat untuk diwujudkan, mimpi itu berubah menjadi target yang harus dicapai. Tidak menjadi mimpi lagi, tetapi berubah menjadi tujuan,” tutur Medvedev pada laman ATP.
Petenis berusia 26 tahun itu menggapai puncak peringkat saat tampil dalam turnamen ATP 500 Acapulco, pekan lalu. Meski tersisih pada perempat final, poin yang dikumpulkannya cukup untuk menggeser Djokovic yang kalah pada perempat final ATP 500 Dubai.
Hal lain yang juga berpengaruh pada perubahan posisi tersebut adalah absennya Djokovic pada Grand Slam Australia Terbuka, 17-30 Januari. Dia dideportasi karena tiba di Australia tanpa vaksin Covid-19. Akibat absen pada turnamen itu, Djokovic tak mendapat poin untuk menggantikan 2.000 poin yang hilang hasil juara pada 2021. Sesuai peraturan, poin untuk menyusun peringkat dunia dibuat berdasarkan hasil turnamen selama 52 pekan ke belakang.
Dengan tetap menolak vaksinasi, Djokovic pun bisa absen kembali jika pemerintah negara tuan rumah turnamen mewajibkan vaksinasi bagi warga pendatang. Sejauh ini, petenis dengan 20 gelar Grand Slam itu tak akan bisa tampil pada Indian Wells dan Miami Masters, 7 Maret-4 April, karena Amerika Serikat mengharuskan vaksinasi penuh.
Meski demikian, perubahan posisi pada puncak peringkat dunia ini tetap menjadi fenomena menarik pada persaingan tunggal putra. Sejak Roger Federer menggeser Andy Roddick pada posisi teratas, 2 Februari 2004, hanya ada ”Big Four” yang bergantian menempati posisi tersebut. Selain Federer, ada Djokovic, Rafael Nadal, dan Andy Murray.
Sebagai perbandingan, untuk menggambarkan dominasi ”Big Four” yang belakangan menjadi ”Big Three”, terdapat 17 tunggal putri yang menjadi petenis nomor satu dunia pada periode yang sama. Di antara mereka terdapat 13 petenis nomor satu dunia baru.
Perjalanan Medvedev pada persaingan tenis profesional dimulai pada 2014. Dia masuk peringkat 100 besar dunia dua tahun kemudian, lalu 50 besar pada 2017, 20 besar (2018), dan 10 besar sejak 2019. Medvedev menempati peringkat kedua dunia sejak 15 Maret 2021, diselingi Nadal selama dua pekan pada April 2021.
Saat muda, saya sempat berpikir rasanya mustahil, lalu menjadikan itu sebagai mimpi. Ketika mimpi itu semakin dekat untuk diwujudkan, mimpi itu berubah menjadi target yang harus dicapai.
Peringkat 10 besar dunia yang ditempatinya sejak tiga tahun lalu menjadi bonus dari gelar juara Cincinnati dan Shanghai Masters, serta final AS Terbuka. Setelah dikalahkan Nadal pada final AS Terbuka 2019 itulah, Medvedev mulai membayangkan dirinya menjadi juara Grand Slam.
”Saat melihat layar, panitia menampilkan nomor 1, 2, hingga 19 untuk gelar Grand Slam yang diraih Rafa. Saya membayangkan, jika saya menjadi juara, tayangan apa yang ditampilkan,” katanya.
Pada final ketiga di arena Grand Slam, yaitu AS Terbuka 2021, Medvedev akhirnya juara. Dengan karakter permainan yang ulet, memiliki servis keras, forehand datar, dan backhand down the line mematikan, petenis Rusia itu selalu menjadi favorit juara pada turnamen lapangan keras. Di Melbourne Park, dia mencapai final Australia Terbuka dua tahun terakhir sebelum dihentikan Djokovic dan Nadal.
Medvedev pun menjadi yang terdepan di antara generasi penerus ”Big Three”. Dia unggul atas Zverev, Tsitsipas, Andrey Rublev, dan Matteo Berrettini.
”Semua petenis generasi lebih muda ingin menjadi yang pertama untuk menjadi petenis nomor satu dunia dan berada di sana selama mungkin. Menjadi orang pertama yang mencapainya adalah hal yang sangat positif bagi saya,” tutur Medvedev.
Penghargaan pun disampaikan para senior. ”Semua orang menanti datangnya generasi baru untuk juara Grand Slam dan berada posisi teratas peringkat dunia. Daniil layak menerimanya,” kata Murray.
Djokovic dan Nadal mengatakan hal serupa. ”Naiknya Daniil ke posisi teratas tinggal menunggu waktu. Dia sangat layak menerimanya,” ujar Djokovic.
Pada hari pengukuhan status barunya, Medvedev mengunggah foto dan pernyataan, semua yang didapatnya saat ini berkat mimpi pada masa kecil. Sambil mengajak untuk mewujudkan perdamaian dunia, terkait serangan Rusia ke Ukraina, dia mengingatkan orang dewasa untuk menjaga anak-anak beserta mimpi mereka. ”Setiap anak tidak boleh berhenti bermimpi,” katanya.