Valentino Rossi mengawali tim VR46 di Moto3 pada 2014, kemudian masuk ke Moto2, dan 2022 ini mencapai target besar dengan debut di MotoGP. Ini menjadi awal sejarah baru VR46 yang merupakan warisan penting ”The Doctor”.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
TAVULLIA, KAMIS — Valentino Rossi telah meninggalkan balap motor yang dia geluti selama 25 tahun dan membuahkan sembilan gelar juara dunia di kelas 125cc, 250cc, GP500, dan MotoGP. Namun, warisan pebalap berjuluk ”The Doctor” itu masih terus berdenyut di ajang MotoGP bersama tim yang dia bangun, VR46. Musim ini, tim milik Rossi itu menjalani debut di kelas elite dengan pebalap muda Luca Marini dan Marco Bezzecchi, yang didukung oleh sponsor utama Mooney serta motor Ducati.
Tim Mooney VR46 Racing bernuansa sangat Italia karena para pebalap, sponsor, dan motor yang dipacu semuanya Italiano. Mencapai kelas MotoGP merupakan perjalanan panjang dan berliku, bahkan sempat dalam situasi tidak pasti menyusul masalah kerja sama sponsor dengan Aramco dan Tanal Entertainment Sport dan Media.
Namun, situasi sulit itu telah berlalu, menyusul kerjasama dengan perusahaan finansial Mooney. Kerjasama VR46 dan Mooney sangat cepat, selesai dalam tiga pekan. ”Ini seperti cinta pada pandangan pertama,” ungkap Rossi saat peluncuran livery tim Mooney VR46 Racing, Kamis (24/2/2022).
”Kami mengawali dengan tim Moto3, tetapi tahun ini untuk pertama kali kami berkiprah di MotoGP. Ini seperti menyambung sebuah lingkaran (menyelesaikan sesuatu yang diawali). Menyenangkan bisa mengawali sesuatu yang indah di MotoGP. Terima kasih kepada para rekanan kami, para pebalap kami akan berusaha melakukan yang terbaik,” tutur Rossi.
Tim baru ini mengawali musim debutnya dengan positif. Marini yang musim lalu menjalani musim pertamanya di MotoGP bersama Esponsorama Avintia semakin memahami karakter motor MotoGP. Dia bisa semakin cepat memacu Desmosedici, seperti saat memuncaki catatan waktu dalam tes hari kedua di Sirkuit Mandalika. Namun, dia masih memiliki pekerjaan besar untuk mencetak ritme pace atau kecepatan tiap putaran yang lebih konsisten.
”Tahun ini kami semua bisa benar-benar menikmati balapan. Ini momen bersejarah dalam MotoGP yang sangat kompetitif. Semua orang berkendara dengan sangat baik, para pebalap lain luar biasa, dan hampir semua pebalap menggunakan motor pabrikan. Saya senang ketika sesuatu sangat kompetitif seperti ini,” kata Marini.
”Anda harus bekerja pada setiap detail kecil dan, tahun ini, sebagai sebuah tim, kami bisa benar-benar melakukan yang berbeda. Saya sangat senang bekerja dengan orang-orang di sekitar saya tahun ini. Terima kasih banyak untuk Ducati atas semua dukungan mereka dan saya yakin kami akan menikmati musim ini,” ujar adik Valentino Rossi itu.
Bagi Bezzecchi, menjalani debut di MotoGP setelah musim lalu finis di posisi ketiga klasemen Moto2 merupakan mimpi sekaligus tantangan besar. Dia masih dalam proses adaptasi dengan motor MotoGP yang jauh lebih cepat, bertenaga, dan memerlukan kepekaan rasa untuk mencapai potensi terbesarnya.
”Rookie, ya. Ini terlihat aneh karena untuk bisa berada di MotoGP merupakan jalan yang sangat panjang. Saya sangat senang dan saya belum bisa sepenuhnya memahami ini,” ucap Bezzecchi terkait promosinya ke kelas elite.
”Ini akan menjadi musim yang sangat bagus. Banyak yang perlu saya pelajari sebagai pebalap. Saya harus memahami motor, tetapi kami sudah sangat menikmati selama tes. Saya sangat bersemangat,” kata pebalap berusia 23 tahun itu.
Kedua pebalap muda itu akan berada di bawah asuhan manajer tim Pablo Nieto, putra pebalap legendaris Angel Nieto. Dia juga memiliki pengalaman panjang sebagai pebalap di kelas 125cc, yang penting untuk membantu Marini dan Bezzecchi berkembang lebih baik. Pengalaman mengelola tim juga telah dia buktikan saat bersama Maverick Vinales meraih juara kelas 125cc pada 2013. Dia kemudian bergabung dengan VR46 dan pada 2018 mengantar Francecso Bagnaia menjuarai Moto2.
Kami mengawali dengan tim Moto3, tetapi tahun ini untuk pertama kali kami berkiprah di MotoGP. Ini seperti menyambung sebuah lingkaran.
”Saya ingat ketika masih menjadi pebalap dan ayah saya mengatakan, ’dengar Pablo, benar bahwa motor dan semuanya berubah, tetapi jantung balapan tetap sama persis’. Itu sama sejak ayah saya balapan hingga saat ini. Motor sepenuhnya berbeda, tetapi gaya, pikiran, dan darah Anda sama,” tutur Nieto dalam konferensi pers daring pada Kamis malam.
Nieto kini akan bekerja bersama tim yang kurang lebih sama dengan tim Moto2 VR46, berbeda dengan tim MotoGP musim lalu bersama Esponsorama Avintia tempat Marini berkiprah. Kini, dia memimpin para pebalap muda, juga para mekanik muda yang mengusung misi sama, membuat perbedaan di kelas MotoGP.
”Saya harus mengucapkan terima kasih kepada Avintia karena kami membangun kerja sama yang bagus tahun lalu. Sekarang sepenuhnya berbeda karena ini merupakan tim kami dan seluruhnya orang kami. Tahun lalu merupakan tim Avintia, dengan Ruben (Xaus) sebagai manajer tim, dan kami bisa dikatakan seperti rekanan,” ungkap Nieto.
”Sekarang kami membuat proyek yang sama dengan apa yang kami lakukan di Moto2. Ini sangat penting bagi VR46 karena kami melanjutkan dengan DNA yang sama. Kami membangun tim yang sama sekali baru dan kami juga merekrut anak-anak muda ke dalam tim. Sebab, menurut saya, sangat penting bagi kami memiliki para pebalap muda, orang-orang muda, jadi (tes pramusim lalu) seperti pemanasan bagi kami,” papar Nieto.
Ujian sesungguhnya bagi VR46 akan tiba saat seri pertama MotoGP 2022 bergulir di Sirkuit Losail, Qatar, 4-6 Maret. ”Saya sudah tidak sabar berada di Qatar, tinggal satu pekan lagi. Begitu kami di sana, saya bisa benar-benar melihat seperti apa kami,” ujar Nieto.
”Saya sudah pernah bekerja sama dengan Luca di tim lain, di Avintia. Itu merupakan pengalaman yang sangat signifikan karena kami belajar berbagai hal dan kami bekerja bersama. Jadi, sekarang kami memahami kategori ini dengan lebih baik,” kata manajer berusia 41 tahun itu.
”Kami menjalani tes (pramusim) dengan sangat bagus. Kami tahu kami bisa membuat musim yang sangat bagus. Kami tahu Luca sekarang memiliki pengalaman lebih dengan MotoGP dan Marco datang sebagai rookie. Kami bisa bekerja sama dan saya ingin melanjutkan dengan cara yang sama dengan yang kami jalani di Moto2. Saya ingin bekerja sama dengam Luca dan Marco untuk membuat sesuatu yang berbeda di MotoGP,” tutur Nieto.