Bekal berharga didapatkan Liverpool dalam lawatan ke Milan. ”Si Merah” mengantongi keunggulan 2-0 atas Inter Milan di laga pertama babak 16 besar Liga Champions. Mohamed Salah kembali mencetak gol di Stadion San Siro.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, KAMIS — Dalam sejarah, kota Milan adalah salah satu lokasi yang paling strategis di daratan Eropa. Mulai dari Romawi hingga Perancis pernah silih berganti menjadi penguasa di kota itu pada abad-abad terdahulu. Di dunia modern kini, Milan tidak bisa lagi ditaklukkan dengan perang, tetapi penaklukan bisa terjadi di lapangan hijau. Hal itu telah dilakukan Liverpool bersama Mohamed Salah sebanyak dua kali di musim 2021-2022.
Hanya dalam waktu sekitar dua bulan, kota Milan menjadi arena bermain yang menghadirkan senyum bagi Liverpool. Ketajaman Salah menghadirkan kebahagiaan bagi tamu dari Inggris itu.
Sebuah tendangan kaki kiri Salah menyegel keunggulan 2-0 Liverpool atas tuan rumah Inter Milan pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions, Kamis (17/2/2022) dini hari WIB, di Stadion San Siro. Sumbangan gol Salah itu mengunci kemenangan Liverpool setelah Roberto Firmino mencetak gol melalui sundulan pada menit ke-75.
”Saya senang dengan segalanya yang kami dapatkan di laga ini. Dua gol itu menghadirkan perbedaan yang membantu kami untuk menguasai bola lebih baik dan memenangi pertandingan,” kata Manajer Liverpool Juergen Klopp kepada BT Sport seusai laga.
Gol Salah ke gawang Samir Handanovic itu hanya berselang dua bulan ketika kapten tim nasional Mesir itu mencetak gol ke gawang AC Milan di tempat yang sama, 8 Desember 2021 lalu. Pada laga terakhir fase grup Liga Champions itu, Liverpool membawa pulang kemenangan 2-1.
Dua gol ke dua tim Milan dalam satu edisi Liga Champions membuat Salah menyamai prestasi Peter Crouch di musim 2010-2011. Ketika itu, Crouch membela Tottenham Hotspur yang bertemu Inter di fase grup, lalu menumbangkan Milan pada babak 16 besar.
Selain itu, gol ke gawang Inter juga menjadikan Salah pemain kedua yang bisa mencetak gol dalam delapan laga tandang beruntun di Liga Champions. Rekor itu sebelumnya dikuasai oleh Cristiano Ronaldo.
Bukan penampilan terbaik
Meskipun menang dan membawa pulang bekal yang bagus untuk menghadapi Inter di Anfield, 9 Maret mendatang, Klopp mengakui, anak asuhannya tidak tampil dengan performa terbaik. Liverpool memang lebih banyak menguasai bola dengan 54 persen berbanding 46 persen, tetapi ”Si Merah” gagal tampil apik untuk membongkar pertahanan Inter melalui skema permainan terbuka.
Liverpool gagal menghasilkan tembakan tepat sasaran selama 74 menit laga berjalan. Dua gol yang dihasilkan Liverpool itu diawali dari situasi bola mati.
Dalam 15 menit terakhir laga, Liverpool baru bisa mencatatkan dua peluang tepat sasaran. Secara total, Si Merah menghasilkan 13 tembakan di San Siro.
”Kami tidak memiliki hari yang brilian di Milan, tetapi performa kami cukup baik untuk membawa pulang hasil positif,” ujar Klopp.
Hasil positif atas Inter menjadi kemenangan ke-50 Klopp sebagai juru taktik di Liga Champions. Ia menjadi pelatih kedelapan yang mencatatkan capaian bersejarah itu.
Kami tidak memiliki hari yang brilian di Milan, tetapi performa kami cukup baik untuk membawa pulang hasil positif.
Bek Liverpool, Virgil van Dijk, mengakui, Stadion San Siro selalu memberi kesulitan bagi timnya. Ia menyebut Inter tampil dengan semangat dan sistem permainan yang baik sehingga amat sulit untuk ditaklukan.
Meski begitu, Van Dijk mengatakan, timnya telah memperkirakan sebelumnya bahwa mereka harus siap tampil di bawah tekanan dan sama-sama menderita untuk mendapat kemenangan pada lawatan ke markas Inter.
”Kami tampil sangat baik dalam bertahan. Ini adalah laga yang sulit, tetapi kami pantas memenangi laga ini. Selanjutnya, kami juga akan menjalani laga sulit yang serupa ketika menjamu mereka di Liverpool,” ucap Van Dijk yang dinobatkan sebagai pemain terbaik pada laga itu.
Pada laga itu, Inter gagal menghasilkan satu pun tembakan mengarah ke gawangdari sembilan kali tembakan.
Satu-satunya peluang terbaik ”Si Ular Besar” hadir ketika laga baru berjalan 16 menit. Gelandang serang, Hakan Calhanoglu, menciptakan sepakan di dalam kotak penalti yang membentur mistar gawang Liverpool.
Setelah itu, Van Dijk tidak lagi membiarkan Inter mendapat kesempatan mengancam gawang Alisson Becker. Ia menciptakan tujuh sapuan dan tiga intersep sukses di zona pertahanan Si Merah.
”Liverpool memang tidak menjalani permainan terbaik, tetapi mereka bisa menjaga pertahanan dengan baik ketika tidak tampil bagus. Liverpool menunjukkan mereka memiliki kualitas yang baik untuk menjadi penantang juara (Liga Champions) di musim ini,” ujar legenda Liverpool, Michael Owen, dalam ulasan laga seperti dikutip laman UEFA.
Bangga
Pelatih Inter Simone Inzaghi bangga dengan perjuangan anak asuhannya. Ia menilai performa Inter yang bisa menekan Liverpool, terutama pada 25 menit awal babak kedua, pantas berbuah gol.
”Kami tidak laik kalah, tetapi inilah sepak bola yang ditentukan oleh detail-detail kecil, seperti sundulan Firmino yang mengubah jalannya pertandingan. Saya pikir kami pantas bangga karena kami bermain luar biasa menghadapi salah satu tim terbaik di Eropa saat ini,” kata Inzaghi.
Lebih lanjut, Inzaghi pun meminta maaf kepada semua pendukung Inter karena tidak bisa memberikan hasil positif yang diinginkan. Menurut dia, suporter, yang telah menghadirkan atmosfer luar biasa di San Siro, memberikan suntikan semangat bagi skuadnya untuk mengimbangi Liverpool. (AFP)