Para pebalap MotoGP meninggalkan Mandalika membawa optimisme dan keresahan masing-masing yang baru akan terurai saat balapan pertama di Qatar, 6 Maret. Namun, para pebalap Honda dinilai akan sangat kompetitif musim ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
PUJUT, KOMPAS – Keempat pebalap Honda mencuri perhatian para rival mereka, karena kemajuan pesat dalam pace serta stabilitas RC213V, dalam lima hari tes pramusim di Sepang dan Mandalika. Marc Marquez dan Pol Espargaro pun meninggalkan Mandalika dengan optimisme tinggi karena mulai mengenal motor baru yang diklaim keluar dari cangkang Honda. Sedangkan, juara bertahan Fabio Quartararo masih merasa ada sesuatu yang kurang dengan Yamaha YZR-M1, tetapi tidak tahu lagi cara memperbaiki itu.
Hari terakhir tes pramusim di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (13/2/2022) pukul 17.00 WITA, ditutup dengan waktu putaran tercepat 1 menit 31,060 detik oleh Pol Espargaro. Dia mengungguli Quartararo yang di posisi kedua dengan selisih 0,215 detik. Hasil ini membuat Espargaro jauh lebih percaya diri mengawali musim ini.
"Ini berbalik sepenuhnya (dari motor musim lalu). Sekarang saya bisa menerapkan gaya membalap dengan pengreman belakang yang sangat saya rindukan tahun lalu. Sekarang motor berubah banyak, motor lebih cepat dalam satu putaran, jauh lebih stabil dalam ritme (pace) dan yang terpenting di mana saya paling kesulitan adalah di tempat seperti ini di mana temperatur sangat tinggi, tetapi kami masih tetap kompetitif," tegas Espargaro.
Performa para pebalap Honda ini membuat Quartararo waspada. Meskipun di posisi kedua tercepat, Quartararo merasa masih kurang cepat, karena M1 tidak mengalami peningkatan tenaga yang signifikan. Akibatnya, dia selalu memacu M1 di limit pengendalian. Kondisi itu membuat waktu tercepat satu lap untuk kualifikasi kurang meyakinkan untuk melawan Honda, Ducati, dan Suzuki.
Kekurangan itu bisa menjadi masalah dalam balapan, meskipun Quartararo memiliki pace yang sangat bagus dan konsisten. Jika start di luar dua baris terdepan, akan sangat sulit bagi juara bertahan itu untuk bersaing meraih podium. Kondisi itu diperkuat dengan pace para pebalap Repsol Honda, Marquez dan Espargaro, yang setara dengan dirinya dalam rentang 1 menit 31 detik tengah.
"Pagi ini saya sangat cepat, tetapi tidak merasa sangat bagus. Jadi saya tidak senang dan siang ini kondisi mirip dengan sore. Saya senang karena perbaikan pace memperbaiki feeling dengan motor. Namun, saya dipaksa berada di limit terus. Waktu putaran bagus, tetapi saya berharap bisa sedikit lebih baik. Kita lihat saja di Qatar yang akan berbeda ceritanya, tetapi dari saya, saya 100 persen siap (untuk balapan pertama)," ungkap Quartararo.
Namun, pebalap tim Monster Energy Yamaha itu tidak yakin dalam dua pekan ke depan akan ada perbaikan performa yang signifikan. "Tidak, karena dalam tiga bulan kami tidak mendapat sesuatu yang spesial, dan dalam dua pekan saya tidak berharap ada sesuatu yang istimewa," tegas Quartararo.
Pebalap asal Peancis itu menilai, para pebalap Honda berpotensi menjadi pesaing podium musim ini. Motor baru mereka bekerja dengan sangat baik, dan membuat para pemacu RC213V bisa melesat semakin cepat dalam lima hari tes pramusim.
Sekarang saya bisa menerapkan gaya membalap dengan pengreman belakang yang sangat saya rindukan tahun lalu. (Pol Espargaro)
"Ya, bagi saya ya, karena jika anda cek seluruh pebalap Honda, pace mereka mengagumkan, lihat Pol yang tercepat, Marc super cepat, Alex (Marquez) juga super cepat, Taka (Takaaki Nakagami) memberi pelajaran membalap yang hebat. Jadi keempat pebalap Honda sangat cepat, dan motor bekerja dengan cara berbeda, saya tidak tahu respons para pebalap itu, tetapi dari luar sangat bagus," ungkap Quartararo.
Dia menilai, motor baru Honda unggul dalam tenaga serta pengereman belakang sangat kuat. "Marc mengerem dengan super, super bagus. Menurut saya, karakter mesin (Honda) juga berbeda. Motor mereka saat sliding masih bisa berbelok. Itu bukan sesuatu yang hilang dari saya, tetapi karakter dari motor," ungkap Quartararo.
Pebalap Suzuki Ecstar Alex Rins, yang konsisten di papan atas waktu tercepat selama tes, juga menilai para pebalap Honda sangat mengejutkan. "
Motor yang lebih mengejutkan saya adalah Honda. Pol dan Marc berkendara dengan cepat, dan di sini Pol baru saja melakukan waktu lap tercepat, dia melakukan pekerjaan bagus dan sangat cepat, pace tidak terlalu buruk. Jadi, saya pikir semua akan menjadi pesaing kami, tetapi yang lebih siap mungkin Honda, atau Aprilia, kita lihat saja," ungkap dia.
Namun, Rins optimistis dirinya akan mampu tampil kompetitif musim ini karena GSX-RR lebih bertenaga, kecepatan puncak lebih tinggi, dan tidak mengalami masalah dalam penyaluran tenaga.
"Saya melakukan tes bagus di Sepang dan di sini. Pace sangat bagus di sini juga di sepang, jadi saya merasa siap. Jika kami mengawali di Qatar dengan ambisi yang sama dengan saat kami mengawali tes di sini, kami bisa melakukan pekerjaan bagus. Saya tidak mengatakan kami akan di podium," ungkap Rins.
Terkait peningkatan GSX-RR, Rins menilai, semua area motor meningkat, tanpa mengalami spin akibat kelebihan tenaga ke ban belakang yang sering dialami motor-motor bertenaga besar. "Hampir semua meningkat, tidak mudah menaikan tenaga mesin, membuka gas tanpa mengalami masalah dalam penyaluran tenaga. Jadi saya cukup terkesan dengan ini karena saat di Jerez, Sepang dan di sini, kami tidak ada masalah dengan penyaluran tenaga," ujar Rins.
Trek masih berbahaya
Terkait dengan kondisi trek Sirkuit Mandalika, Rins menilai, kondisinya masih berbahaya untuk balapan, karena masih kotor dan racing line sempit. Saat balapan itu sangat berbahaya karena semua pebalap akan memacu motornya semaksimal mungkin, sangat berbeda dengan sesi tes.
"Saat ini (lintasan) tidak aman. Mungkin satu pekan sebelum ke sini mereka perlu mengizinkan semua motor yang ada di jalan raya untuk berkendara di sini untuk membuat trek lebih mencengkeram atau mungkin mobil, melakukan balap mobil dengan mobil sewaan," ujar Rins menyindir.
Menurut Rins, panitia melakukan usaha besar membersihkan trek, tetapi tetap hanya ada satu jalur untuk berkendara, dan sangat sulit untuk mendahului. "Namun, yang pasti mereka akan melakukan sesuatu, mereka tahu caranya, dan mungkin untuk (tes) ini tidak cukup waktu," ujar Rins.
Quartararo juga menilai trek belum layak untuk balapan, bahkan perlu pengaspalan ulang di tikungan 1 karena lapisan aspal terkelupas.
"Jujur, trek ini merupakan salah satu trek terbaik keamanannya dengan run-off area yang panjang. Namun, sebenarnya saat saya di belakang Franco (Morbidelli), saya terkena banyak kerikil kecil di leher, dan saya hanya berada di belakang Franco. Jadi bayangkan jika di belakang tiga, empat, lima pebalap, dalam banyak putaran. Setelah tiga lap, leher terasa sedikit sakit, tetapi saya tahu jika lebih dari 10 lap di belakang seorang pebalap leher anda akan tertinggal di trek," ujar Quartararo.
"Mulai dari tikungan 1 hingga 7 banyak aspal yang lepas. Saya pikir untuk balapan mereka perlu mengaspal ulang tikungan 1, karena sangat parah di sana. Anda bisa lihat setelah tiga hari permukaan semakin rendah. Menurut saya, sirkuit aman tetapi aspal di trek mengelupas," pungkas Quartararo.