Dalam dua laga beruntun, Manchester United gagal meraih hasil positif meski telah unggul dan tampil dominan di babak pertama. Posisi MU di zona Eropa kian terancam.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BURNLEY, RABU — Manchester United mengalami masalah performa ibarat seseorang yang tengah mengidap gangguan bipolar atau masalah mental yang menyebabkan suasana hati dapat berubah drastis. Hal itu terlihat ketika ”Setan Merah” menghadapi Burnley di Stadion Turf Moor, Rabu (9/2/2022) dini hari WIB. MU tampil sempurna di babak pertama, lalu melempem dan melepas keunggulan di paruh kedua.
Pada laga pekan ke-24 itu, MU menampilkan performa tanpa cela di babak pertama sehingga tim tuan rumah hanya bermain di zona pertahanan sendiri. Bruno Fernandes dan kawan-kawan menghasilkan 12 tembakan yang lima di antaranya tepat sasaran.
Setan Merah bahkan mencetak tiga gol, tetapi dua gol dianulir oleh wasit Mike Dean. Pertama, tandukan Raphael Varane saat laga baru berjalan 12 menit setelah menerima umpan tendangan bebas Fernandes. Gol itu dibatalkan karena dalam situasi bola mati itu bek sekaligus kapten MU, Harry Maguire, berada di posisi offside.
Kemudian, pada menit ke-21, giliran gol MU yang diawali bunuh diri gelandang Burnley, Josh Brownhill, dianulir karena dalam proses itu Paul Pogba melakukan pelanggaran kepada bek sayap kiri Burnley, Erik Pieters. Alhasil, MU menutup babak pertama dengan keunggulan satu gol berkat gol perdana Pogba di musim ini yang tercipta pada menit ke-18.
Selain gol itu, MU memiliki tiga peluang emas untuk mencetak gol di babak pertama masing-masing dari Rashford, Jadon Sancho, dan Edinson Cavani. Hanya saja, kiper Burnley, Nick Pope, tampil cemerlang dengan menghalau tiga peluang itu. Bahkan, peluang Cavani melalui sundulan bisa dihalau Pope dengan lututnya.
Selain gol dan kreasi peluang terbanyak dalam satu babak di Liga Inggris musim ini, dominasi Setan Merah amat terlihat dengan catatan penguasaan bola yang mencapai 63 persen. Tak hanya itu, MU juga membuat lini serang Burnley gagal menunaikan tugasnya.
Sebab, ”The Clarets”, julukan Burnley, tidak mampu menciptakan satu pun tembakan. Alhasil, David De Gea, kiper MU, hanya menyibukkan diri dengan berjalan di depan gawangnya. Jersei De Gea yang terlihat basah sebelum masuk ke ruang ganti di akhir babak pertama lebih disebabkan guyuran hujan dibandingkan keringat.
Tidak berbekas
Namun, penampilan brilian MU itu tidak berbekas di babak kedua. Tanda-tanda menurunnya performa MU setelah dari ruang ganti ialah keberhasilan Burnley, tim yang berada di posisi terakhir Liga Inggris, mencetak gol ketika paruh kedua laga baru berjalan 1 menit dan 55 detik.
Kerja sama dua penyerang Burnley, Wout Weghorst dan Jay Rodriguez, mengelabui lini belakang MU. Pergerakan dengan bola Weghorst mengecoh dua bek MU sehingga Rodriguez lolos dari pengawalan.
Weghorst pun memberikan umpan kepada Rodriguez yang tak kesulitan menaklukkan De Gea. Gol itu berasal dari tendangan pertama yang dihasilkan Burnley di laga itu.
Setelah gol itu, Burnley tampil lebih bersemangat sehingga bisa menciptakan sembilan tembakan di babak kedua dengan tiga tendangan yang tepat mengarah ke gawang MU. Adapun MU bisa mengkreasikan 10 peluang, tetapi tidak ada tembakan tepat sasaran yang dicatatkan di paruh kedua.
Manajer MU Ralf Rangnick mengakui performa anak asuhnya menurun di babak kedua. Menurut dia, gol penyama kedudukan yang dicetak Burnley berawal dari kelengahan di lini belakang MU.
Di babak kedua, kami tidak cukup agresif, sedangkan Burnley tampil lebih bersemangat dan lebih agresif. Kami tidak bertahan dengan baik sehingga membiarkan mereka mencetak gol.
”Di babak kedua, kami tidak cukup agresif, sedangkan Burnley tampil lebih bersemangat dan lebih agresif. Kami tidak bertahan dengan baik sehingga membiarkan mereka mencetak gol,” ucap Rangnick.
Ia menambahkan, ”Ini adalah malam yang penuh penyesalan karena kami seharusnya bisa menang dengan nyaman. Laga ini menunjukkan performa baik di satu babak tidak cukup untuk menghadirkan kemenangan.”
”De javu”
Penampilan menurun Setan Merah ketika memasuki babak kedua di Turf Moor ibarat de javu ketika menghadapi Middlesbrough di babak keempat Piala FA, Sabtu (5/2/2022) dini hari WIB. Pada laga itu, MU juga unggul satu gol dan mendominasi babak pertama, tetapi penampilan menurun di babak kedua ”membantu” Middlesbrough mencetak gol penyama kedudukan. Pada akhirnya, Middlesbrough menyingkirkan MU melalui adu penalti.
Akan tetapi, Rangnick enggan menyebut performa timnya serupa dengan laga di Piala FA itu. Menurut dia, skuad Setan Merah telah tampil lebih baik saat bertandang ke markas Burnley.
”Kami bisa mencetak tiga gol pada laga ini yang menjadi pembeda pada laga Piala FA lalu,” kata juru taktik asal Jerman itu.
Dengan raihan satu poin dari Turf Moor, MU harus merelakan posisi keempat kepada West Ham yang unggul 1-0 atas Watford di Stadion Olimpiade London, pada saat bersamaan. West Ham berada di posisi keempat dengan torehan 40 poin, sedangkan MU, yang memiliki 39 poin, di posisi kelima dengan tabungan satu laga.
Posisi MU di zona Eropa belum aman. Sebab, mereka hanya unggul tiga poin dari dua tim di bawahnya, yaitu Arsenal dan Tottenham Hotspur. Duo tim asal London itu memainkan laga lebih sedikit dibandingkan dengan MU. Arsenal baru menjalani 21 laga. Di sisi lain, Spurs baru tampil dalam 20 pertandingan.
Keluar zona degradasi
Pada laga lain, Newcastle United sukses menumbangkan Everton 3-1 di Stadion St James Park. Hasil itu membuat ”The Magpies” mencatatkan dua kemenangan beruntun perdana di musim ini.
Gol Newcastle dihadirkan berkat gol bunuh diri bek Everton, Mason Holgate, saat laga berjalan 37 menit, lalu sumbangan gol Ryan Fraser dan Kieran Trippier masing-masing pada menit ke-56 dan ke-80. Adapun Everton sempat unggul lebih dulu karena bek Newcastle, Jamaal Lascelles, menciptakan gol bunuh diri pada menit ke-36.
”Ini adalah kemenangan yang bermakna besar dan sebuah hasil positif kedua beruntun. Kami telah berada di posisi yang lebih baik, tetapi kami tidak boleh lengah,” kata Manajer Newcastle Eddi Howe seusai laga.
Kemenangan itu membawa The Magpies untuk pertama kali di musim ini keluar dari zona degradasi. Mereka mengoleksi 18 poin dari 22 laga untuk duduk di peringkat ke-17.
Trippier dan kawan-kawan unggul dua poin atas Norwich City di posisi ke-18. Hasil di St James Park itu pun membawa Newcastle hanya berjarak satu poin dari Everton yang berada di peringkat ke-17.
Adapun Everton memulai kebersamaan dengan manajer baru Frank Lampard dengan hasil buruk di Liga Inggris. Lampard menjadi manajer pertama Everton yang kalah di laga pertama liga sejak Gordon Lee pada 1977. (AFP)