Keajaiban Rafael Nadal di Australia Terbuka
Meskipun telah menginjak 35 tahun, sempat didera cedera, dan tampil menghadapi terik panas, Rafael Nadal mampu menundukkan salah satu penantang terberatnya, Denis Shapovalov. Itulah wujud keajaiban di Australia Terbuka.

Petenis Spanyol, Rafael Nadal, memukul bola saat menghadapi Denis Shapovalov (Kanada) pada babak perempat final Australia Terbuka di Arena Rod Laver, Melbourne Park, Australia, Selasa (25/1/2022). Laga itu dimenangi Nadal.
MELBOURNE, SELASA - Dari maskot menjadi penantang berat Rafael Nadal. Perjalanan itu dilalui petenis Kanada, Denis Shapovalov, sejak berusia sembilan tahun hingga tampil dalam perempat final Australia Terbuka. Nadal pun harus mengerahkan semua kemampuannya untuk melewati pertandingan lima set selama empat jam delapan menit yang akhirnya dimenanginya.
Perjumpaan pertama Nadal dan Shapovalov terjadi di lapangan tenis terjadi 14 tahun lalu. Saat itu, Shapovalov menjadi salah satu maskot untuk pertandingan Nadal melawan Igor Andreev pada babak ketiga ATP Masters 1000 Kanada 2008. Dengan mengenakan topi, yang selalu dikenakan saat bertanding hingga saat ini, Shapovalov menjadi maskot bagi pihak Andreev.
Sembilan tahun kemudian, perjumpaan Shapovalov dan Nadal terjadi dengan status Shapovalov sebagai lawan pada turnamen yang sama. Berusia 18 tahun, Shapovalov membuat kejutan dengan mengalahkan Nadal, 3-6, 6-4, 7-6 (4), pada babak kedua. Itu menjadi tahun pertama ketika Shapovalov memasuki persaingan tenis profesional.
Baca juga : Cornet dan Monfils Tunjukkan Tidak Ada Kata Terlambat
Setelah itu, persaingan berlanjut dalam tiga ajang lain yang dimenangi Nadal. Satu pertemuan, pada semifinal Paris Masters 2019, batal terjadi karena Nadal mengundurkan diri.

Petenis Spanyol, Rafael Nadal (kiri), dan lawannya, Denis Shapovalov (Kanada), berbincang seusai berakhirnya laga perempat final Australia Terbuka di Arena Rod Laver, Melbourne Park, Australia, Selasa (25/1/2022). Laga itu dimenangi Nadal.
Beranjak menjadi petenis peringkat ke-14 dunia, Shapovalov pun mendapat kesempatan terbesar dalam bersaing dengan Nadal, yaitu pada perempat final Grand Slam Australia Terbuka. Pertemuan berlangsung di Arena Rod Laver, stadion terbesar di Melbourne Park, Selasa (25/1/2022).
Keluar dari tekanan
Dengan semua upaya terbaiknya, Shapovalov mencuri dua set dan hampir membuat kejutan. Namun, dengan berbekal pengalaman dan karakter pejuangnya, Nadal berhasil keluar dari tekanan dan menang 6-3, 6-4, 4-6, 3-6, 6-3.
Nadal menghindari apa yang dialaminya pada babak yang sama tahun lalu, yaitu ketika kalah dari Stefanos Tsitsipas setelah memenangi dua set pertama. Dalam Australia Terbuka 2021, yang digelar pada Februari karena pandemi Covid-19, Nadal kalah 6-3, 6-2, 6-7 (4), 4-6, 5-7.
“Dua bulan lalu, saya tidak tahu apakah bisa melanjutkan penampilan dalam turnamen atau tidak. Tetapi, sekarang saya berada di sini. Senang rasanya akan bermain pada semifinal,” ungkap Nadal.

Petenis Spanyol, Rafael Nadal, memukul bola saat menghadapi Denis Shapovalov (Kanada) pada babak perempat final Australia Terbuka di Arena Rod Laver, Melbourne Park, Australia, Selasa (25/1/2022). Laga itu dimenangi Nadal.
Meski memiliki 20 gelar Grand Slam, peluang Nadal dan Shapovalov setara ketika mereka memasuki Arena Rod Laver. Shapovalov berada dalam penampilan terbaiknya di Melbourne setelah melewati laga ketat pada tiga babak dan mengalahkan unggulan ketiga, Alexander Zverev, pada babak keempat.
Shapovalov juga memiliki bekal kemenangan dari Nadal pada perebutan posisi ketiga turnamen ekshibisi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 16-18 Desember lalu. Saat itu, petenis Kanada itu menang 6-7 (4), 6-3, 10-6.
Komentator pertandingan pun menyebut, dengan usia 35 tahun, cedera kaki, dan harus bertanding dalam cuaca panas selama lebih dari empat jam, kemenangan atas Shapovalov merupakan keajaiban bagi Nadal.
Namun, seperti diakuinya, setelah mengalahkan Zverev, atmosfer pertemuan di Australia Terbuka berbeda dengan turnamen eskhibisi. Shapovalov pun menyatakan kesiapannya untuk menghadapi laga panjang melawan Nadal.
Pada momen-momen awal pertemuan pertama dengan Nadal di Grand Slam, Shapovalov belajar bagaimana dia harus menjaga konsistensi penampilan dalam persaingan level tinggi. Kecepatan dalam menguasai lapangan, seperti yang diantisipasi Nadal, memang terlihat. Dia bisa bertahan dengan baik ketika Nadal mengarahkan pukulan mendekati baseline yang membuat bola memantul jauh ke luar lapangan.

Statistik pertandingan Denis Shapovalov versus Rafael Nadal pada perempat final Australia Terbuka 2022, Selasa (25/1/2022).
Shapovalov juga memiliki servis, forehand, dan backhand satu tangan yang cepat. Namun, semifinalis Wimbledon 2021 itu kesulitan mempertahankan kualitas pukulannya. Pada set pertama, servisnya dipatahkan Nadal pada gim keempat karena bola dari dua forehand jatuh jauh di luar garis tunggal lapangan.
Pukulan mematikan
Shapovalov juga masih kesulitan dalam melancarkan backhand slice dan ketika mengembalikan pukulan heavy top spin Nadal yang membuat bola berputar dengan cepat dan memantul tinggi. Nadal pun tak memberikan kesempatan pada lawan yang 13 tahun lebih muda darinya itu untuk mematahkan servis, baik pada set pertama maupun kedua.
Baca juga : Mental Juara Rafael Nadal
Shapovalov baru mendapat peluang mematahkan servis Nadal pada gim keenam set ketiga. Tetapi, double break point (15-40) yang didapatnya hilang ketika Nadal bisa mengatasinya dengan servis akurat ke garis pinggir dan tengah lapangan. Servis itu tak bisa dikembalikan Shapovalov.
Momen Shapovalov akhirnya tiba ketika dia mematahkan servis Nadal pada gim kesepuluh, salah satunya karena double fault yang dilakukan Nadal. Itu menjadi double fault keempat Nadal pada set tersebut.

Petenis Kanada, Denis Shapovalov. AFP/DAVID GRAY
Seiring dengan menurunnya akurasi Nadal, Shapovalov mempertahankan momentum permainan agresif dengan reli pendek. Kepercayaan dirinya pun terjaga hingga bisa memaksakan pertandingan berjalan lima set.
Pelajaran lain pun didapat Shapovalov ketika menjalani set kelima pertama kalinya melawan “Big Three”. Bermain dalam pertandingan panjang Grand Slam tak hanya membutuhkan daya tahan fisik. Hal yang lebih penting dari itu adalah ketangguhan mental.
Komentator pertandingan pun menyebut, dengan usia 35 tahun, cedera kaki, dan harus bertanding dalam cuaca panas selama lebih dari empat jam, kemenangan atas Shapovalov merupakan keajaiban bagi Nadal.
“Saya sebenarnya memiliki kesempatan memenangi set ketiga, tetapi akhirnya gagal. Setelah itu, fisik saya menurun. Saya pun merasakan sakit pada perut dan harus dicek tim medis. Sakitnya masih terasa, tetapi saya beruntung bisa melakukan servis dengan baik pada set kelima. Denis telah tampil dengan sangat baik dengan talenta dan permainan agresifnya,” tutur Nadal.

Petenis Spanyol, Rafael Nadal, merayakan kemenangannya atas Denis Shapovalov (Kanada) pada babak perempat final Australia Terbuka 2022 di Melbourne Park, Selasa (25/1/2022).
Keys Kembali Ke Semifinal
Pada tunggal putri, Madison Keys menjadi pemain pertama yang mendapat tempat pada semifinal setelah mengalahkan juara Perancis Terbuka, Barbora Krejcikova, 6-3, 6-2. Kemenangan itu mengantarkan Keys pada semifinal pertama Grand Slam sejak AS Terbuka 2018. Di Melbourne Park, Keys pernah mencapai semifinal, babak yang merupakan hasil terbaiknya hingga saat ini, yaitu pada 2015 silam
Bersama rekan-rekannya, seperti Sloane Stephens dan Coco Vandeweghe, Keys muncul sebagai harapan baru skuad tunggal putri AS ketika menjuarai ajang beregu putri Piala Fed 2017, yang saat ini bernama Piala Billie Jean King. Pada tahun itu, Keys dan Stephens juga menciptakan sejarah dengan menjadi finalis AS Terbuka yang dimenangi Stephens.
Baca juga : Perempat Final Pertama Alize Cornet dalam 17 Tahun
Pada tahun berikutnya, Keys, yang pernah berperingkat ketujuh dunia pada 2016, masih tampil konsisten dengan mencapai perempat final Australia Terbuka serta semifinal Perancis dan AS Terbuka. Tetapi, setelah itu, penampilannya kian menurun hingga mengalami masa suram pada 2021.
Musim lalu diawali Keys dengan terjangkit Covid-19 hingga batal tampil pada Australia Terbuka. Dari 15 turnamen yang diikuti, delapan kali petenis berusia 26 tahun itu langsung kalah pada penampilan perdana. Hasil terbaik yang dicapainya adalah babak keempat Wimbledon.

Petenis Amerika Serikat, Madison Keys, merayakan kemenangannya atas Barbora Krejcikova (Ceko) pada abak perempat final Australia Terbuka di Melbourne Park, Selasa (25/1/2022).
“Apa yang saya capai di sini sangat berarti setelah tahun lalu sangat berat bagi saya. Saya dan tim memanfaatkan waktu jeda turnamen dengan mengatur ulang fokus. Kami mulai kembali dari nol untuk musim ini dan tak lagi mengkhawatirkan tahun lalu,” tutur Keys.
Pada semifinal, Keys akan melawan sesama petenis AS, Jessica Pegula, atau petenis nomor satu dunia, Ashleigh Barty. Laga perempat final kedua petenis putri berlangsung pada sesi malam waktu setempat.
Salah satu kunci kemenangan Keys pada laga itu adalah akurasi servis. Dia memiliki tingkat keberhasilan melakukan servis pertama 72 persen (47/65). Sebanyak 77 persen (36/47) dari servis itu menghasilkan angka. Laju dan arah pengembalian servisnya pun sering membuat Krejcikova kesulitan untuk mengantisipasinya.
Kondisi lain yang bisa ditangani Keys dengan baik adalah cuaca panas. Mereka bertanding pada suhu 32 derajat Celsius di Melbourne yang bisa terasa lebih panas oleh petenis karena pantulan panas dari lapangan. Ketika Krejcikova kesulitan bertanding dalam cuaca tersebut, Keys bisa bermain dengan nyaman.

Petenis Ceko, Barbora Krejcikova, menyiram air untuk mendinginkan tubuhnya di sela-sela laga versus Madison Keys (Amerika Serikat) pada perempat final tunggal putri Australia Terbuka di Melbourne Park, Selasa (25/1/2022). Krejcikova takluk pada laga itu.
Keys bercerita, dia terbiasa dengan cuaca panas karena berlatih di Orlando pada musim panas di kota yang berada di negara bagian Florida, AS, itu. Pada musim panas, suhu di Orlando bisa mencapai 33 derajat Celsius. Suhu itu sama seperti di Melbourne.
“Saya memang terbiasa berlatih sepanjang waktu pada cuaca seperti di Orlando. Saya pikir, itu adalah tempat terpanas di Bumi ini. Saya bahkan tak ingin berada di sana,” kata Keys. (afp/reuters)