Muguruza memiliki dua gelar dari panggung persaingan tertinggi tenis profesional, tetapi belum bisa melakukannya di Grand Slam lapangan keras.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MELBOURNE, KAMIS — Garbine Muguruza memiliki 10 gelar juara yang delapan di antaranya berasal dari turnamen lapangan keras. Namun, kesuksesan itu tidak berlaku di arena Grand Slam. Meski memiliki dua gelar dari panggung persaingan tertinggi tenis profesional, Muguruza belum bisa melakukannya di Grand Slam lapangan keras.
Datang sebagai unggulan ketiga pada Australia Terbuka 2022, dia kembali gagal menaklukkan Melbourne Park. Muguruza disingkirkan petenis Perancis, Alize Cornet, pada babak kedua, dengan skor 3-6, 3-6, di Rod Laver Arena, Kamis (20/1/2022). Tersingkirnya petenis Spanyol itu menjadi kejutan besar pertama pada turnamen yang berlangsung 17-30 Januari 2022.
Petenis yang saat ini berusia 28 tahun itu memperlihatkan potensi menjadi bintang ketika mencapai final Wimbledon pada 2015. Padahal, di antara semua Grand Slam, Wimbledon yang digelar di lapangan rumput adalah yang paling sulit ditaklukkan.
Jenis lapangan rumput membutuhkan keahlian khusus karena bola memantul dengan sangat cepat dan rendah, serta dengan arah yang sulit ditebak karena permukaan lapangan yang tidak serata lapangan keras.
Pada tahun berikutnya, Muguruza meraih gelar pertama Grand Slam di lapangan yang juga memerlukan spesifikasi khusus, yaitu lapangan tanah liat Roland Garros. Dia menjuarai Perancis Terbuka 2016 dengan mengalahkan juara bertahan Serena Williams di final. Kegagalan pada Wimbledon 2015 dibayar pada 2017 ketika menjadi juara dengan mengalahkan Venus Williams pada laga perebutan gelar.
Gelar itu ditambah dengan delapan gelar turnamen WTA, tiga dari level WTA 1000 dan satu dari Final WTA pada 2021. Gelar dari Final WTA, yang diselenggarakan di Guadalajara, Meksiko, baru didapat dua bulan lalu.
Akan tetapi, Grand Slam lapangan keras tidak begitu bersahabat dengan petenis yang dilatih oleh mantan petenis Spanyol, Conchita Martinez, itu. Hasil terbaiknya di Australia Terbuka adalah final 2020 ketika dikalahkan Sofia Kenin. Adapun pada AS Terbuka, Muguruza, bahkan, tak pernah bisa melewati babak keempat.
Di Melbourne Park, gaya main Muguruza yang konsisten dengan pukulan keras dari baseline dihentikan Cornet dengan karakter berbeda. Mantan petenis peringkat ke-11 dunia itu merusak gaya main Muguruza dengan variasi jenis dan arah pukulan.
Dia membuat Muguruza kesulitan untuk mengembalikan dropshot, lob, atau ketika bola diarahkan ke sudut lapangan. Itu dilakukan sejak awal permainan hingga Muguruza langsung tertinggal 0-3.
Hampir pada setiap gim ketika Muguruza memegang servis, Cornet membuat break point. Dia mengonversi 3 dari 12 break point sepanjang pertandingan menjadi kemenangan. Sebaliknya, tidak satu pun break point dibuat Muguruza.
Saya super fokus dan menikmati pertandingan tadi. Meski telah memenangi set pertama dan unggul pada set kedua, saya menjaga fokus karena Muguruza adalah pejuang. (Alize Cornet)
Meski hanya menempati peringkat ke-61 dunia dan tidak pernah melewati babak keempat Grand Slam, Cornet memiliki pengalaman panjang bersaing di arena tenis profesional, yaitu selama 16 tahun. Perancis Terbuka 2005 menjadi debutnya pada persaingan Grand Slam.
Dia pun menggunakan pengalaman itu, serta kemenangan atas Muguruza pada perempat final WTA Berlin 2021, ke Rod Laver Arena. ”Saya super fokus dan menikmati pertandingan tadi. Meski telah memenangi set pertama dan unggul pada set kedua, saya menjaga fokus karena Muguruza adalah pejuang. Dia tak akan membiarkan saya menang dengan mudah,” ujar Cornet yang akan bertemu Tamara Zidansek atau Heather Watson pada babak ketiga.
Selain Muguruza, unggulan keenam tunggal putri Anett Kontaveit juga tersingkir pada babak kedua. Petenis Estonia itu dikalahkan Clara Tausan (Denmark), 2-6, 4-6. Sementara unggulan ketujuh Iga Swiatek menang, 6-2, 6-2, atas Rebecca Peterson (Swedia).
Pada tunggal putra, unggulan kelima Andrey Rublev mendapat tiket babak ketiga dengan kemenangan atas Ricardo Berankis, 6-4, 6-2, 6-0. Adapun petenis Inggris Raya, Dan Evans, mendapat kemenangan tanpa tanding setelah lawannya, Arthur Rinderknech (Perancis), mengundurkan diri. (Reuters)