Spezia kembali menjadi ”penyelamat” Inter Milan. Kali ini, di pekan ke-22 Liga Italia, mereka menaklukan AC Milan, 2-1, sehingga posisi Inter Milan tetap aman di puncak klasemen sementara.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
MILAN, SELASA — Pemuncak klasemen sementara Serie A Liga Italia, Inter Milan, patut berterima kasih kepada Spezia. Saat Inter Milan tertahan 0-0 oleh tuan rumah Atalanta dalam pekan ke-22, Senin (17/1/2022), Spezia hadir sebagai ”penyelamat”. Klub berjuluk ”Il Aquile”alias”Si Elang”ini bisa menumbangkan tuan rumah, AC Milan, 2-1 pada pekan ke-22, Selasa (18/1).
Hasil itu pun membuat Milan gagal mengudeta posisi saudara mudanya, Inter.”Para pemain pantas mendapatkan pujian. Itu adalah laga sulit karena melawan tim yang sedang dalam perlombaan memenangiscudetto (juara Serie A). Namun, kami melakukannya dengan baik sampai akhir,”ujar Thiago Motta, Pelatih Spezia sekaligus mantan pemain Inter Milan yang seolah menjadi perpanjangan tangan untuk membantu Inter tetap di posisi teratas, seperti dilansir Football-Italia.
Sebagai tim papan atas dan bermain di kandang sendiri, Stadion San Siro, Milan, AC Milan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan merebut poin penuh atas tim papan bawah Spezia. Mereka mendapatkan peluang emas untuk langsung unggul saat mendapatkan hadiah penalti di menit ke-43.
Hadiah penalti itu diberikan seusai penyerang sayap kiri AC Milan, Rafael Leao, dijatuhkan penjaga gawang Spezia, Ivan Provedel. Sayangnya, bek sayap kiri, Theo Hernandez, yang menjadi algojo gagal menyarangkan bola ke gawang. Tendangan kaki kirinya yang menyusur rumput melebar beberapa meter ke samping kanan gawang.
Setelah itu, AC Milan kembali berusaha mencari gol. Upaya mereka terbayar di menit ke-45+1. Berawal dari umpan lambung jauh gelandang tengah, Rade Krunic, bola disambut Leao. Hanya dengan satu sentuhan, penyerang asal Portugal itu bisa membuat bola melewati kepala Provedel dan masuk ke gawang.
Di babak kedua, AC Milan tidak mengendurkan serangannya. Namun, lini belakangnya menjadi lengah. Situasi itu dioptimalkan Spezia untuk menyamakan kedudukan di menit ke-64. Setelah ditekan, pelan-pelan pemain Spezia merangsek ke depan.
Saya mencoba menenangkan pemain, tetapi tidak bisa. Kami tahu itu ketidakadilan. Dia (wasit) bahkan meminta maaf. Memalukan.
Berawal dari kerja sama dengan gelandang Simone Bastoni, sayap kiri Daniele Verde melepaskan umpan kencang ke jantung kotak penalti. Bola itu meluncur bebas ke gelandang pengganti, Kevin Agudelo, yang tidak terkawal sehingga dengan mudah menceploskan bola ke gawang.
Kontroversi wasit
Setelah berkali-kali mencoba membalikkan keadaan, AC Milan akhirnya bisa menyarangkan gol lagi di menit ke-90+3 atau empat menit sebelum laga berakhir. Penyerang pengganti, Junior Messias, menyambut umpan terobosan penyerang pengganti, Ante Rebic, sebelum melepaskan sepakan dari dalam kotak penalti yang meluncur deras ke gawang.
Akan tetapi, wasit Marco Serra tidak mengesahkan gol tersebut. Dia menilai sudah meniup pluit lebih dahulu untuk pelanggaran yang dilakukan Bastoni kepada Rebic di depan kotak penalti sebelum bola sampai ke kaki Messias. Padahal, seharusnya, itu menjadi keuntungan untuk AC Milan karena bola tetap berada di penguasaan pemain mereka.
Di tengah kondisi panik dan kecewa, AC Milan melupakan lini pertahanannya. Momen itu pun bisa optimalkan Spezia. Setelah Agudelo mencuri bola dari bek Pierre Kalulu, bola langsung dikejar gelandang pengganti, Viktor Kovalenko. Ia mendekati kotak penalti sebelum melepas umpan kepada penyerang Emmanuel Gyasi. Gyasi, yang tidak terkawal, dengan gampang melepaskan bola datar ke gawang.
Setelah laga, Serra dikabarkan meminta maaf kepada para pemain AC Milan. Kendati demikian, Motta menganggap timnya memang layak menang.”AC Milan sangat kuat dengan para pemain berkualitas. Mereka berpikir menyerang sehingga meninggalkan sejumlah ruang di belakang dan kami memanfaatkannya sebaik mungkin,”katanya.
Tidak menerima
Pelatih AC Milan Stefano Pioli menegaskan, dirinya dan para pemainnya sulit menerima hasil tersebut. Mereka menilai kekalahan itu akibat keputusan wasit yang tidak profesional dan wasit mesti bertanggung jawab.”Saya mencoba menenangkan pemain, tetapi tidak bisa. Kami tahu itu ketidakadilan. Dia (wasit) bahkan meminta maaf. Memalukan,”tuturnya.
Theo Hernandez menyampaikan, laga itu amat penting bagi klub berjuluk”Setan Merah”itu untuk menjaga peluang meraih scudetto.”Kami bisa memenangi laga ini. Namun, entah bagaimana kami kalah. Itu sangat berat sebab kami gagal memastikan kemenangan yang sangat kami inginkan,”tuturnya.
Dengan kekalahan itu, AC Milan tertahan di urutan kedua dengan 48 poin dari 22 laga. Mereka urung menggeser Inter Milan di puncak klasemen dengan 50 poin dari 21 laga. Adapun Spezia bisa merangkak dari peringkat ke-16 menjadi urutan ke-14 dengan 22 poin dari 22 laga.
Secara keseluruhan, itu kedua kalinya Spezia membantu Inter Milan mengamankan singgasana klasemen. Sebelumnya, dalam pekan ke-19, mereka menumbangkan tuan rumah Napoli, 1-0. Ketika itu, mereka mencatat sejarah sebagai tim pertama Serie A sejak musim 2004-2005 yang menang tanpa melepaskan satu saja tembakan tepat sasaran ke gawang lawan.
Hasil sensasional itu menyebabkan perolehan poin Napoli kian melebar dari AC Milan ataupun Inter Milan.”Memasuki paruh kedua musim ini, kami bekerja keras untuk menjadi lebih baik. Dengan kerendahan hati dan komitmen, apa pun bisa terjadi,” kata Gyasi.