Juventus memetik poin penuh dari tim tamu Udinese dalam lanjutan Liga Italia. Namun, kemenangan itu justru terasa hambar bagi Juventus
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TURIN, MINGGU — Juventus bangkit dari kekalahan menyakitkan dari Inter Milan pada Piala Super Italia. Tim besutan pelatih Massimiliano Allegri itu membekap Udinese 2-0 pada lanjutan Liga Italia di Stadion Allianz, Turin, Italia, Minggu (16/1/2022) dini hari WIB. Meski berhasil menyegel poin penuh, kemenangan Juventus tersebut terasa hambar.
Tiga poin yang didapat atas Udinese mampu mengamankan posisi Juventus di lima besar klasemen Liga Italia. ”Si Nyonya Besar” menjaga jarak enam poin dengan Lazio di peringkat keenam.
Tambahan tiga poin juga membuat perolehan poin Juventus kini menyamai Atalanta di peringkat keempat dengan koleksi 41 poin. Akan tetapi, Atalanta bisa kembali menjauh karena memiliki dua laga lebih sedikit dari Juventus.
Kemenangan atas Udinese tidak terlalu manis dirasakan Juventus. Kemenangan itu justru terasa agak hambar karena laku kontroversial Paulo Dybala dan ketidakpuasan Allegri terhadap cara para pemainnya mengontrol laga.
Dybala tampil gemilang dengan menyumbang satu gol kemenangan Juventus pada menit ke-19. Permainan kolektif tiga pemain Juventus, Moise Kean, Arthur Melo, dan Dybala mampu membuka celah di lini pertahanan Udinese. Dybala kemudian sukses merangsek ke dalam kotak penalti Udinese dan mencetak gol melalui sepakan melengkung kaki kirinya.
Usai mencetak gol, Dybala tidak berselebrasi. Pemain timnas Argentina itu terdiam. Ia lalu menatap tajam ke arah tribune tempat para petinggi Juventus menonton jalannya laga.
Tatapan tajam Dybala itu mengundang kontroversial dan syak wasangka. Sejumlah pihak menduga, tatapan itu mewakili amarah dan rasa kecewa Dybala kepada petinggi klub atas berlarutnya proses perpanjangan kontrak dirinya di Juventus.
”Saya mengundang seorang teman untuk menonton pertandingan. Namun, saya tidak dapat melihatnya di tribune penonton,” kata Dybala kepada Sky Italia ketika disinggung mengenai tatapan matanya tersebut.
Dybala belum menyetujui perpanjangan kontraknya dengan Juventus yang akan berakhir pada akhir musim ini. Kesepakatan belum juga tercapai meskipun negosiasi antara Juventus dan Dybala telah berjalan lama.
Sejumlah media di Italia melaporkan, Dybala tidak senang dengan sikap klub dalam pembicaraan perpanjangan kontrak. The Gazzetta Dello Sport menulis, kesepakatan pada prinsipnya telah disepakati untuk beberapa waktu.
Berbagai pemberitaan menyebutkan, pada kontrak barunya itu Dybala akan menerima bayaran mencapai Rp 130,6 miliar per tahun ditambah bonus sebesar Rp 32,6 miliar. Namun, Dybala merasa frustrasi dengan penundaan yang terus berlanjut oleh klub.
Jika tidak segera disetujui, pemain berjuluk ”La Joya” atau Permata itu bisa pergi dengan status bebas transfer pada Juni setelah tujuh tahun membela Juventus. ”Saya tidak punya apa-apa untuk dibuktikan kepada siapa pun. Klub memutuskan bahwa kami akan berbicara lagi pada Februari atau Maret. Selama itu, saya selalu siap jika pelatih membutuhkan saya,” kata Dybala
Tidak puas
Hal lain yang membuat kemenangan Juventus itu terasa hambar adalah ketidakpuasan Allegri terhadap performa para pemainnya dalam mengontrol laga. Juventus memang berhasil menggandakan keunggulan melalui tandukan Weston McKennie di menit ke-79. Pemain berpaspor Amerika Serikat itu sukses mengonversi umpan silang Mattia De Sciglio.
Allegri mengatakan, timnya terlalu lengah di babak kedua. Ia menyebut anak asuhnya terlalu bersantai sehingga membuat Udinese berpeluang menyamakan kedudukan. Kelengahan dan meningkatkan fokus dalam mempertahankan keunggulan menjadi problem besar Juventus dalam beberapa laga sebelumnya.
Contoh paling baru adalah ketidakmampuan Juventus mengunci kemenangan atas Inter Milan di Piala Super Italia. Padahal. ”Si Nyonya Besar” sudah unggul lebih dulu melalui McKennie di menit ke-25.
Juventus tidak mampu menjaga atau menambah keunggulan. Inter kemudian mampu menyamakan kedudukan dan berbalik unggul melalui gol Alexis Sanchez di babak perpanjangan waktu.
”Kami membuat kesalahan di babak kedua. Kami berpikir santai dan keluar dari permainan. Ini bukan tentang menemukan seorang pemimpin, ini tentang kedewasaan para pemain secara keseluruhan. Anda membutuhkan pengalaman dalam setiap profesi. Tidak ada orang yang dilahirkan untuk mengetahui segalanya,” kata Allegri seusai laga dikutip dari Footbal Italia.
Kami membuat kesalahan di babak kedua. Kami berpikir santai dan keluar dari permainan. (Massimiliano Allegri)
Allegri mengaku sempat kesal dan marah terhadap performa para pemainnya di babak kedua. Setelah laga usai, ia mencoba berbicara dengan mereka. Pelatih yang menorehkan laga ke-300 bersama Juventus saat melawan Udinese ini meminta para pemain mengerti bahwa mereka harus mematuhi apa yang diinginkan pelatih.
Ia tentu berharap performa serupa terulang di laga Liga Italia berikutnya. Juventus akan ditantang tim peringkat dua di klasemen sementara, AC Milan, di Stadion San Siro. Laga tersebut akan sangat berharga bagi Juventus yang menargetkan bisa menembus empat besar atau zona Liga Champions Eropa. (REUTERS)