Keajaiban Si Nyonya Besar di Kandang Serigala Roma
Keajaiban terjadi saat laga antara AS Roma dan Juventus dalam pekan ke-21 Liga Italia. Sempat tertinggal 1-3, Juventus selaku tim tamu justru bisa berbalik menang 4-3 dalam 20 menit waktu tersisa.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ROMA, SENIN — Keajaiban terjadi saat laga antara tuan rumah AS Roma dan tim tamu Juventus dalam pekan ke-21 Serie A Liga Italia di Stadion Olimpico, Roma, Senin (10/1/2022). Sempat tertinggal 1-3 hingga menit ke-70, ”Si Nyonya Besar” Juventus bisa membalikkan kedudukan menjadi 4-3 dengan situasi satu pemain terkena kartu merah dan sempat diganjar tendangan penalti dalam 20 menit waktu tersisa.
”Ketika Anda menang, segalanya terasa lebih menakjubkan. Gol kedua kami dari Manuel Locatelli di menit ke-70 telah mengembalikan semangat kami dan kami berhasil mengubah keadaan. Kami menunjukkan karakter asli kami. Pendekatan saja tidak banyak berguna, Anda harus membuktikan semuanya di lapangan,” ujar asisten pelatih Juventus Marco Landucci yang menggantikan pelatih kepala Max Allegri untuk berdiri memimpin pasukan di pinggir lapangan, dilansir Football-Italia.
Laga AS Roma dan Juventus bak kisah Negeri 1001 malam, semuanya bisa berubah dalam sekejap. Sebagai tuan rumah, AS Roma percaya diri bisa memenangi laga itu. Mereka pun mendapatkan suntikan tenaga baru, yakni bek sayap kanan pinjaman dari Arsenal, Ainsley Maitland-Niles yang langsung diberi kesempatan turun sejak menit pertama.
Pelatih AS Roma Jose Mourinho juga ingin timnya bisa mencuri gol dengan permainan cepat. Maka itu, penyerang belia asal Ghana, Felix Afena-Gyan yang baru berusia 18 tahun, mendapatkan menit bermain sejak awal. Pemain yang baru diorbitkan dari tim AS Roma Primavera itu mendampingi barisan depan berpengalaman, yakni gelandang serang sekaligus kapten Lorenzo Pellegrini, pemain sayap Henrikh Mkhitaryan, dan penyerang Tammy Abraham.
Cara itu ternyata ampuh. Afena-Gyan bisa mengacak-acak wilayah kanan pertahanan Juventus. Bek sayap kanan Juventus Juan Cuadrado yang dikenal cepat dibuat kerepotan. Berkat aksi Afena-Gyan pula AS Roma mendapatkan tendangan sudut yang bisa dikonversi menjadi gol tandukan Abraham di menit ke-11.
AS Roma sempat tersentak tatkala Juventus berhasil menyamakan kedudukan lewat gol penyerang Paulo Dybala dari luar kotak penalti di menit ke-18. Namun, pada awal babak kedua, AS Roma mengamuk. Tim berjuluk ”Il Giallorossi” alias Si Merah-Oranye itu bisa memimpin 3-1 setelah Henrik Mkhitaryan mencetak gol melalui tendangan dari luar kotak penalti di menit ke-48 dan Pellegrini melesatkan gol tendangan bebas di menit ke-53.
Tertinggal dua gol sempat membuat Juventus lemas. Buktinya, seusai Locatelli mencetak gol lewat tandukan di menit ke-70, dia dan rekan-rekannya tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Mereka baru menemukan kembali gairah saat gelandang Dejan Kulusevski bisa mencuri gol seusai kemelut di dalam kotak penalti di menit ke-72.
Drama terjadi
Drama akhirnya terjadi di menit ke-77, bek sayap kiri Juventus Mattia De Sciglio sukses menembus kotak penalti lawan dan melesakkan gol yang membuat timnya berbalik unggul. Akan tetapi, drama belum berakhir. Pada menit ke-81, bek tengah Juventus Matthijs de Ligt diganjar kartu merah karena dinilai menyentuh bola dengan sengaja di kotak penalti.
Setelah kartu merah itu, Juventus pun diganjar tendangan penalti. Namun, Pellegrini yang menjadi algojo tendangan 12 pas itu justru gagal mengoptimalkan peluang. Kiper Juventus Wojciech Szczesny bisa menepis bola pelan yang mengarah ke kiri bawah gawang tersebut.
”Kami memulai laga dengan sikap yang salah sehingga sempat tertinggal. Namun, kami bisa menunjukkan karakter asli kami. Kami membuktikan bahwa ketika situasi sulit, skuad ini bisa mengatasinya. Tahun ini, kami harus berhasil mencapai tujuan kami untuk bisa mencapai papan atas,” terang De Sciglio.
Adapun kemenangan Juventus dibayar mahal dengan cederanya penyerang sayap Federico Chiesa. Dia terjatuh tiba-tiba dan harus ditandu keluar lapangan seusai mencoba berbalik dari pengawalan Maitland-Niles di menit ke-31. Ilmuwan olahraga Dr Rajpal Brar yang menyoroti video rekaman menilai Chiesa berpotensi mengalami cedera ACL. Sejauh ini, Juventus masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.
Kesalahan kecil
Sementara itu, Mourinho berdalih, kekalahan AS Roma akibat satu kesalahan kecil. Di menit ke-70, pelatih asal Portugal itu menarik keluar Afena-Gyan yang digantikan oleh penyerang Eldor Shomurodov. Padahal, aksi Afena-Gyan sangat merepotkan pertahanan Juventus dan membuat sang lawan tidak percaya diri menyerang karena khawatir dengan serangan balik cepat tuan rumah.
Terbukti, setelah Afena-Gyan keluar, Juventus mulai berani main terbuka. Cuardrado lebih percaya diri meninggalkan pos di lini belakang untuk membantu serangan. Wilayah kiri pertahanan AS Roma sontak dibombardir. Itu pula yang membuat Juventus bisa memperkecil kedudukan menjadi 2-3 yang menjadi awal malapetaka AS Roma.
”Kami bermain sangat bagus selama 70 menit, lalu ada keruntuhan psikologis. Itu karena Felix memiliki permainan yang luar biasa yang bisa merepotkan Cuadrado. Namun, saya menariknya karena dia tidak memiliki cukup bahan bakar untuk bermain 90 menit dan penggantinya membuat semuanya salah. Saat kami membiarkan mereka memperkecil kedudukan menjadi 2-3, tim dengan mentalitas kuat seperti Juventus bisa menyebabkan ketakutan. Sebaliknya, ada orang di ruang ganti kami yang agak terlalu baik, agak terlalu lemah,” kata Mourinho.
Terlepas dari itu, Mourinho bukan lagi Raja Midas yang bisa mengubah semuanya menjadi emas, seperti sewaktu menangani FC Porto (2002-2004), Chelsea (2004-2007), Inter Milan (2008-2010), dan Real Madrid (2010-2013). Mourinho sekarang sedang memasuki fase seperti awal karier di Benfica (2000) dan Uniao de Leiria (2001-2002).
Mourinho butuh tenaga ekstra untuk mengembalikan kejayaannya bersama AS Roma. Apalagi klub berjuluk ”Serigala Ibu Kota” ini tidak memiliki tradisi juara yang mengakar. Pepatah pun mengatakan, Roma tidak dibangun dalam semalam.
”Saya ingin bekerja di sini setiap hari selama tiga tahun ini, tidak kurang sehari. Namun, saya butuh bantuan dari klub (manajemen) yang benar-benar cocok dengan potensi kami. Sekarang, kami merekrut dua pemain dengan status pinjaman untuk membantu tim, yakni Maitland-Niles dan satunya gelandang yang akan tiba minggu depan. Kami butuh pemain dengan keunggulan fisik dan kepribadian yang kuat. Tim ini harus keluar dari zona nyaman,” ungkap Mourinho.
Saya ingin bekerja di sini setiap hari selama tiga tahun ini, tidak kurang sehari. Namun, saya butuh bantuan dari klub (manajemen) yang benar-benar cocok dengan potensi kami.
Hasil laga itu membuat Juventus kokoh di urutan kelima dengan 38 poin dari 21 laga. Adapun AS Roma tertahan di tempat ketujuh dengan 32 poin dari 21 laga. (AFP)