Kalau Adu Penalti, Indonesia Unggul atas Singapura
Di laga kedua semifinal Piala AFF 2020, tak tertutup kemungkinan Indonesia dan Singapura menjalani adu penalti. Kalau itu terjadi, Indonesia berpeluang lolos ke final karena punya statistik adu penalti lebih baik.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Melihat hasil seri 1-1 dan pola permainan kedua tim dalam laga pertama semifinal Piala AFF 2020 di Stadion Nasional Singapura, Rabu (22/12/2021), Indonesia dan Singapura berpotensi untuk menjalani adu penalti dalam laga kedua semifinal di arena yang sama, Sabtu (25/12/2021). Kalau tos-tosan tendangan 12 pas itu terjadi, tim ”Garuda” punya harapan untuk meraih tiket ke final Piala AFF 2020 karena memiliki rekor yang jauh lebih baik atas tim ”Negeri Singa”.
Merujuk sejarah, setidaknya, Indonesia dua kali menang adu penalti atas Singapura. Keduanya terjadi dalam SEA Games saat timnas senior masih bisa berpartisipasi. Tim ”Merah Putih” menang adu penalti 4-2 (0-0) atas Singapura dalam semifinal SEA Games 1991 di Manila, Filipina, dan menang 4-2 (0-0) atas Singapura dalam perebutan perunggu SEA Games 1999 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
Secara keseluruhan, Indonesia menang tujuh kali dari 10 adu penalti yang dijalani dalam Piala AFF dan SEA Games ketika masih bisa diikuti timnas senior maupun timnas U-23. Di Piala AFF, Indonesia mengukir satu kemenangan dan satu kekalahan dalam adu penalti. Mereka menang adu penalti 5-4 (3-3) atas Thailand dalam perebutan perunggu Piala AFF 1998 di Ho Chi Minh City, Vietnam, dan kalah 2-4 (2-2) dari Thailand dalam final Piala AFF 2002 di Jakarta.
Di SEA Games, Indonesia mencatat enam kemenangan dan dua kekalahan dalam adu penalti. Selain dua kemenangan atas Singapura, Indonesia menang adu penalti 3-1 (0-0) atas Thailand dalam playoff kedua SEA Games 1979 di Jakarta, menang 9-8 (1-1) atas Thailand dalam perebutan perunggu SEA Games 1989 di Kuala Lumpur, Malaysia, dan menang 4-3 (0-0) atas Thailand dalam final SEA Games 1991 di Manila.
Satu kemenangan lainnya diperoleh timnas U-23 atas Malaysia dengan skor 4-3 (1-1) dalam semifinal SEA Games 2013 di Naypyidaw, Myanmar. Adapun kekalahan diderita Indonesia dari Thailand dengan skor 2-4 (1-1) dalam final SEA Games 1997 di Jakarta dan timnas U-23 kalah 3-4 (1-1) dari Malaysia dalam final SEA Games 2011 di Jakarta.
Sebaliknya, Singapura menang dua kali dari enam adu penalti yang dijalani dalam Piala AFF dan SEA Games. Mereka menang adu penalti 5-4 (1-1) atas Malaysia dalam semifinal kedua Piala AFF 2007 di Singapura. Di SEA Games, selain dua kekalahan dari Indonesia, mereka kalah 4-5 (1-1) dari Malaysia dalam semifinal SEA Games 1981 di Manila, menang 6-5 (2-2) atas Malaysia dalam semifinal SEA Games 1985 di Bangkok, Thailand, dan kalah 4-5 (3-3) dari Myanmar dalam semifinal SEA Games 1993 di Singapura.
Saya tidak memikirkan tentang laga berlanjut ke adu penalti meski kemungkinan itu bisa terjadi. Namun, laga tidak boleh sampai adu penalti.
Namun, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong tidak menginginkan laga berlanjut ke babak tambahan 2 x 15 menit maupun adu penalti. ”Saya tidak memikirkan tentang laga berlanjut ke adu penalti meski kemungkinan itu bisa terjadi. Namun, laga tidak boleh sampai adu penalti,” ujar Shin dalam laman PSSI.org, Jumat (24/12/2021).
Tidak ada alasan jelas kenapa Shin tidak menginginkan adanya adu penalti. Boleh jadi, pelatih asal Korea Selatan itu khawatir dengan mental pemain Indonesia kalau harus menjalani adu penalti. Sebab, Singapura bermain di hadapan pendukung sendiri yang memiliki banyak dampak positif terhadap mental mereka.
Itu terlihat jelas dalam laga pertama semifinal. Singapura mampu bangkit dari ketertinggalan 0-1 dari Indonesia di babak pertama untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di babak kedua. Bahkan, di babak kedua, mereka memiliki peluang besar untuk menang. ”Singapura memiliki keuntungan bermain di kandang. Performa mereka terlihat lebih baik di semifinal (laga pertama kemarin) daripada di penyisihan grup,” kata Shin.
Selain itu, Shin mungkin lebih percaya diri karena penyerang Indonesia yang bermain di klub Slowakia, FC Senica, Egy Maulana Vikri, sudah siap diturunkan dalam laga kedua semifinal. Pemain berusia 21 tahun ini sebenarnya tiba di Singapura sejak Selasa (21/12/2021) atau sehari sebelum laga pertama semifinal. Akan tetapi, karena kebugaran, dia belum bisa turun di laga tersebut.
Kini, fisik Egy diyakini telah siap untuk bermain. ”Alhamdulillah, saya sudah berlatih di sini bersama tim dan pelatih. Ya, alhamdulillah kondisi saat ini bagus dan tidak ada masalah. Nanti, tim pelatih akan kasih tahu (evaluasi) kita di rapat. Jadi, kita harus fokus ke laga kedua, melupakan laga kemarin, dan memberikan yang terbaik di laga kedua nanti,” terang Egy di PSSI.org.
Keceriaan Natal
Sementara itu, Pelatih Singapura Tatsuma Yoshida bertekad merebut kemenangan di laga kedua untuk memberikan keceriaan Natal bagi rakyat Singapura. ”Saya ingin memberikan hadiah Natal yang besar kepada semua warga Singapura,” ungkapnya dalam laman Aseanfootball.org, Jumat.
Yoshida cukup yakin dengan kemampuan timnya karena bisa bermain baik di babak kedua laga pertama. Pelatih asal Jepang ini ingin timnya kembali menunjukkan performa seperti itu di sepanjang laga kedua. ”Di babak kedua laga pertama, kami bisa memainkan sepak bola yang lebih baik. Ini adalah kesempatan bagus untuk kami menunjukkan kualitas kami di laga kedua. Saya yakin laga nanti bisa diputuskan dalam 90 menit. Namun, kami siap untuk adu penalti,” tegasnya.
Bek Singapura, Irfan Fandi, mengungkapkan, Singapura bukan tim individu. Mereka lahir sebagai satu kesatuan. Itu dinilai sebagai senjata andalan untuk menundukkan Indonesia. ”Kami bersama siap untuk apa pun yang direncanakan Indonesia,” ujar anak legenda sepak bola Singapura, Fandi Ahmad, tersebut.
Walau seri 1-1 di laga pertama semifinal, kedua tim mesti menang dengan skor berapa pun untuk meraih tiket ke final. Sebab, di Piala AFF kali ini, regulasi keuntungan gol tandang dihapus karena digelar terpusat di Singapura dari penyisihan grup hingga final akibat pandemi Covid-19.
Indonesia ataupun Singapura berpotensi berjumpa Thailand di final. Sebab, dalam laga pertama semifinal, Kamis (23/12/2021), Thailand mampu menaklukkan Vietnam dengan skor 2-0. Artinya, satu kaki tim ”Gajah Perang” telah berada di partai puncak.