Andi Sultan Rebut Medali Emas pada Kejuaraan Dunia Taekwondo
Taekwondoin poomsae Indonesia, Andi Sultan asal DKI Jakarta, meraih medali emas untuk kategori Freestyle Male Cadet dalam Kejuaraan Dunia Online 2021 World Taekwondo Poomsae Open Challenge Final.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Atlet taekwondo poomsae Indonesia, Andi Sultan asal DKI Jakarta, meraih medali emas untuk kategori Freestyle Male Cadet dalam Kejuaraan Dunia Online 2021 World Taekwondo Poomsae Open Challenge Final. Ajang tersebut digelar secara daring dari tempat latihan masing-masing dan penilaiannya berlangsung pada 20-23 Desember 2021.
Andi Sultan tampil sebagai juara setelah meraih skor 6.220 dan mengalahkan atlet Iran, Mohammad Amin Habibzadeh, pada babak final. Habibzadeh harus puas mendapat perak dengan nilai 5.960. Sementara medali perunggu diraih taekwondoin Meksiko Obed Martinez, dan taekwondoin Makau, Shi Hoi Ho, yang masing-masing meraih skor 5.750 dan 5.500.
Selain Andi Sultan, Indonesia juga menurunkan dua atlet lain, yakni Muhammad Nadim Fathurrahman dari Jawa Barat yang turun di kategori Recognize Male Cadet dan Naylana Khansa Janeeta asal Jawa Barat yang turun di kategori Freestyle Female Cadet. Naylana harus puas berada di peringkat kelima.
Sementara itu, Nadim yang berusaha sangat keras menembus babak final akhirnya menempati posisi keempat dengan nilai 7.300 dan gagal meraih medali perunggu. Nadim kalah tipis dari atlet Hong Kong, Ron W Kay, yang meraih nilai 7.310. Medali emas diraih atlet Korea Selatan, Kim Hyo-beom, dengan nilai 7.470 dan medali perak diraih atlet Peru, Rodrigo Subauste Perez, dengan nilai 7.360.
Terkait dengan keberhasilan atlet Indonesia meraih emas dan menembus lima besar kejuaraan dunia ini, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Yefi Triaji menyatakan puas. Menurut Yefi, penampilan ketiga atlet Indonesia itu sudah cukup maksimal.
Selain Andi Sultan yang tampil meyakinkan dan nyaris sempurna dengan teknik, kelenturan, dan gerakan freestyle-nya, kedua atlet lainnya juga tampil maksimal. Menurut Yefi, persaingan pada semua kategori cukup ketat dan semua atlet yang berlomba adalah atlet-atlet terbaik yang pernah juara dan berperingkat delapan besar di rangkaian seri kejuaraan dunia selama tahun 2021.
Sementara itu, Ketua Umum PBTI HM Thamrin Marzuki menyatakan rasa bangganya kepada para atlet yang tetap konsisten berlatih di tengah masa pandemi Covid-19 sehingga hasil yang diraih menjadi maksimal. Prestasi yang diraih atlet Indonesia, kata Thamrin, adalah hasil proses pembinaan atlet usia muda yang berjalan dengan baik. Mereka dilatih dari sejumlah klub, dipilih oleh tim pemandu bakat, dilatih berjenjang di tingkat pengurus provinsi, dan digembleng secara optimal di pelatnas.
Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, pembinaan atlet di pusat maupun di darah tetap berjalan secara optimal.
”Saya sebagai Ketua Umum PBTI merasa bangga karena atlet muda kita berprestasi di tingkat global. Ini menunjukkan, walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, pembinaan atlet di pusat ataupun di daerah tetap berjalan secara optimal,” tutur Thamrin.
Kejuaraan dunia yang digelar badan taekwondo dunia atau World Taekwondo ini adalah kejuaraan yang diselenggarakan sepanjang tahun 2021 yang bersamaan dengan masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kejuaraan berkategori level G2 ini digelar secara daring atau virtual.
Sebelumnya, World Taekwondo menggelar World Taekwondo Poomsae Open Challenge I 2021 yang memperlombakan kategori yunior (pasangan dan tim). Berikutnya World Taekwondo Poomsae Open Challenge II 2021 yang memperlombakan kategori cadet (pasangan dan tim) dan World Taekwondo Poomsae Open Challenge III 2021 memperlombakan kategori senior dan kategori para (disabilitas).
Kejuaraan dunia ini adalah grand final yang merupakan putaran akhir dari rangkaian seri ini, di mana para atlet terbaik dari setiap seri kembali bertarung memperebutkan gelar juara terbaik pada kategori masing-masing.