Tiga Atlet Indonesia Gagal Ikuti Kualifikasi Olimpiade
Tiga atlet taekwondo Indonesia gagal mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2021 karena masalah pendaftaran. Dengan demikian, Indonesia kembali gagal mengirimkan atlet taekwondonya ke olimpiade.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tiga atlet taekwondo Indonesia gagal mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2021 di Jordania karena masalah pendaftaran. Masalah itu membuat atlet Indonesia yang baru selesai pemusatan latihan di Korea Selatan dipastikan tidak bisa tampil di Olimpiade.
“Kami sudah mendaftar secara manual di Jordania pada 24-25 April dan sudah diterima oleh Organizing Committee (panitia pelaksana).Kami sudah memenuhi semua syarat dan sudah membayar biaya administrasi. Namun, belakangan kami baru diberitahu bahwa kami mengalami kendala teknis dalam memasukkan data pendaftaran secara daring,” kata Yefi Triaji Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI), yang sedang berada di Jordania, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (21/5/2021).
Menurut Yefi, kendala dalam pendaftaran daring itu membuat nama-nama atlet Indonesia tidak tercatat dalam daftar atlet yang akan bertarung pada ajang Turnamen Kualifikasi Asia untuk Tokyo 2021, pada 21-23 Mei. Yefi menyesalkan, pendaftaran yang dilakukan secara manual dianggap tidak berguna padahal sudah diterima panitia pelaksana dan sudah membayar biaya pendaftaran secara tunai.
Anthony Musa Siregar, Ketua Harian PBTI mengatakan, kendala pendaftaran itu dinilai aneh karena pihaknya sudah menerima surat elektronik konfirmasi setelah pendaftaran secara manual. Pihak panitia juga tidak melarang keberangkatan tim Indonesia ke Jordania, saat PBTI mengirim pemberitahuan. Tiba-tiba tim Indonesia dinyatakan tidak terdaftar di ajang tersebut setelah sampai di Jordania.
“Menanggapi masalah tersebut, Ketua Umum PBTI Thamrin Marzuki mengirim surat protes keras ke World Taekwondo, federasi taekwondo dunia. PBTI juga mengirim Yefi ke Jordania untuk meminta penjelasan ketua panitia,” kata Anthony Musa Siregar, Ketua Harian PBTI.
Atlet Indonesia yang hadir di Jordania, tetapi tidak bisa tampil itu adalah Mariska Halinda yang seharusnya bertarung di kelas -49 kilogram (kg) putri, M Bassam Raihan di kelas -58 kg putra, dan Adam Yazid di kelas -68 kg putra. Ketiganya baru saja menjalani pelatihan selama satu bulan di Korea Selatan dan langsung ke Jordania.
Mariska Halinda yang dihubungi dari Jakarta menolak berkomentar atas kejadian tersebut. Mariska menyatakan, dirinya dan rekan-rekannya akan segera pulang ke Jakarta pada Jumat (21/5).
“Mohon maaf saya tidak bisa berkomentar atas hal itu. Kami akan segera pulang dan kembali berlatih. Fokus saya saat ini adalah menyiapkan diri untuk menghadapi SEA Games 2021 di Vietnam,” kata Mariska.
Mariska yang berusia 27 tahun adalah atlet taekwondo paling senior di pelatnas PBTI. Berdasarkan kondisi fisik dan pengalaman, Mariska adalah atlet yang paling diandalkan untuk menembus Olimpiade Tokyo 2021. Kegagalan mengikuti kualifikasi olimpiade kali ini membuyarkan impiannya mengikuti ajang empat tahunan itu. Mariska kemungkinan besar tidak dapat tampil pada Olimpiade 2024 karena faktor usia.
Kegagalan itu memperpanjang kegagalan Indonesia mengirimkan atletnya ke cabang taekwondo di Olimpiade. Selain saat eksibisi pada Olimpiade 1992, Indonesia baru mengirimkan atlet taekwondonya ke Olimpiade 2000 dan Olimpiade 2004. Juana Wangsa Putri mengikuti kedua olimpiade itu dan Satrio Rahadhani mengikuti Olimpiade 2004.