Tim Debutan, Bumi Borneo, Usung Semangat Pemerataan dari Luar Jawa
IBL 2022 kian berwarna. Tim asal Pontianak, Kalbar, Bumi Borneo, menjadi debutan di kompetisi musim baru. Sebagai pendatang baru, mereka mengusung misi untuk ikut mewujudkan pemerataan pembinaan basket nasional.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang bergulirnya Indonesian Basketball League (IBL) 2022, tim debutan asal Pontianak, Kalimantan Barat, Bumi Borneo Basketball, akan mengusung semangat pemerataan pembinaan dari luar Pulau Jawa. Mereka ingin menjadi jembatan untuk talenta dari luar Jawa mengorbit ke tingkat nasional.
Selama ini, pebasket daerah atau dari luar Jawa minim kesempatan untuk muncul ke tingkat nasional ketimbang pebasket di Jawa. Padahal, dari sisi kemampuan, mereka tidak kalah.
”Selama ini, pebasket daerah atau dari luar Jawa minim kesempatan untuk muncul ke tingkat nasional ketimbang pebasket di Jawa. Padahal, dari sisi kemampuan, mereka tidak kalah. Maka itu, kami ingin menjadi tim yang mewakili mereka yang tidak terwakili,” ujar pemilik Bumi Borneo, Yansen Kamto, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/12/2021).
Bumi Borneo berdiri sekitar tiga bulan lalu. Klub itu didirikan oleh dua pengusaha, yakni Yansen, yang dikenal sebagai pengusaha sekaligus investor perusahaan berbasis teknologi, dan Isenta Hioe selaku investor di sektor riil serta pernah menjabat sebagai salah satu direktur klub Liga Italia, Inter Milan.
Mereka didukung oleh Jovial da Lopez dan Timothy Ronald yang merupakan pengusaha muda yang memiliki minat kuat dalam basket.
Yansen mengatakan, tujuan utama mendirikan Bumi Borneo untuk memaksimalkan pebasket potensial dari luar Jawa. Salah satu langkah jangka pendeknya ialah merekrut sebagian besar pemain muda dari luar Jawa.
Dari 14 pemain lokal, mereka mengontrak delapan pemain dari luar Jawa, yakni empat dari Kalimantan Barat, dua dari Kalimantan Selatan, satu dari Kepulauan Riau, dan satu dari Bali.
Secara keseluruhan, rata-rata usia pemain 24 tahun dan belum punya pengalaman bermain di IBL. ”Kami berharap para pemain muda dari luar Jawa ini bisa mendapatkan banyak pengalaman dan bisa meningkatkan kemampuan selama berkompetisi di IBL,” katanya.
Untuk jangka panjang, Bumi Borneo tengah menyiapkan akademi basket di Pontianak. Tak tertutup kemungkinan, ke depan, mereka memperluas jaringan akademinya dan rutin menggelar pelatihan singkat ke daerah lain, terutama di sekitar Pontianak ataupun Kalimantan Barat.
”Pendaftaran masuk akademi itu mulai dibuka Januari nanti. Semoga segala upaya kami bisa turut memacu pertumbuhan ekosistem ataupun geliat industri basket di daerah-daerah,” tutur Yansen.
Bagi pemain power forward Bumi Borneo asli asal Pontianak, Arion Tio, kehadiran Bumi Borneo menjadi angin segar untuk membantu karier pebasket daerah menuju tingkat nasional. Sepengalaman pemain berusia 23 tahun ini, tantangan utama atlet daerah menembus kompetisi elite Tanah Air adalah tidak ada wadah atau klub yang bisa menaungi di daerahnya.
Hal itu sangat bertolak belakang dengan para pebasket dari Jawa. Mereka lebih mudah menembus IBL karena sebagian tim yang ikut serta ajang itu berasal dari Jawa.
Merujuk data IBL 2021, ada 12 tim yang berpartisipasi. Dari semua itu, hanya dua tim dari luar Jawa, yakni Bali United Basketball yang berasal dari Denpasar, Bali, dan NSH Mountain Gold dari Timika, Papua.
Sisanya, 10 tim, berasal dari Jawa, dengan rincian empat dari Jakarta; dua dari Surabaya, Jawa Timur; dan masing-masing satu dari Bandung (Jawa Barat), Solo (Jawa Tengah), Salatiga (Jawa Tengah), dan Yogyakarta.
”Saya berharap dengan bertambahnya klub IBL dari luar Jawa, semakin luas pula peluang atlet dari daerah menembus kompetisi basket utama Indonesia,” ujar Tio yang bakal menjalani musim perdananya di IBL.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) Nimala Dewi menuturkan, pihaknya menyambut positif kehadiran tim baru di IBL, seperti Bumi Borneo. Tak cuma bisa membantu pemerataan pembinaan basket, kehadiran klub baru itu juga bisa meningkatkan kualitas persaingan IBL. ”Tim-tim lama IBL tidak bisa bersantai karena klub baru memiliki ambisi membuat kejutan,” ujarnya.
Pada IBL 2022, ada empat tim debutan dari 16 klub yang berpartisipasi. Selain Bumi Borneo, ada juga RANS PIK Basketball, Tangerang Hawks, dan EVOS Basketball Bogor. Semua tim baru itu punya target tak hanya numpang lewat di musim perdananya ini.
Bumi Borneo, misalnya, mematok target tinggi, yakni menembus babak playoff. ”Walau sebagian besar pemain minim pengalaman, kami akan berusaha untuk lolos ke playoff,” ungkap Yansen.
Kepercayaan diri Bumi Borneo timbul karena memiliki staf mumpuni di belakang layar, antara lain mantan pelatih tim putra DKI Jakarta yang meraih emas PON Papua 2021, Tondi Raja Syailendra, yang menjabat pelatih kepala.
Mereka pun dipunggawai legenda basket Indonesia, Ali Budimansyah, selaku Wakil Presiden Bumi Borneo, dan mantan pebasket nasional Rivaldo Tandra sebagai Kepala Pembinaan Bakat Bumi Borneo.
”Tondi punya pengalaman memoles pemain muda. Itu terbukti dalam PON Papua kemarin, dia mampu membawa DKI Jakarta merebut emas. Selain itu, ada Ali dan Rivaldo yang bisa berbagi pengalaman kepada pemain muda agar lebih siap bersaing di IBL,” ucapnya.
Tondi mengungkapkan, secara realistis, kualitas pemain Bumi Borneo tidak seistimewa pemain-pemain yang dimiliki tim IBL lainnya. Akan tetapi, dia siap untuk mengorbitkan pemain yang ada karena yakin memiliki bakat besar.
”Kami ingin menjadi kuda hitam dalam IBL kali ini. Demi mencapai itu, kami bekerja lebih ekstra dari klub lainnya. Kalau tim lain latihan dua-tiga jam sehari, kami latihan sampai lima jam sehari,” katanya.