IBL membekali 49 calon rookie yang akan terjun ke klub profesional. Kelas rookie musim ini begitu dinanti karena penuh dengan pemain berbakat.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Jelang musim baru, Liga Bola Basket Indonesia atau IBL menyiapkan 49 calon rookie untuk terjun ke klub. Datangnya para calon debutan kali ini mengundang antusiasme tinggi. Mereka dinilai sebagai kelas rookie terbaik dalam beberapa tahun terakhir karena mayoritas di antaranya sukses mencuri perhatian selama Pekan Olahraga Nasional Papua 2021.
IBL mengumpulkan bakat-bakat tersebut dalam acara Rookie Combine di Lapangan Aim High Tangerang, pada 20-23 Oktober 2021. Terdapat banyak nama potensial seperti Yesaya Saudale dan Ali Bagir, yang masuk dalam tim nasional muda serta membawa DKI Jakarta juara PON. Ada juga Fernando Manangsang, pemain Sulawesi Utara yang tampil mengejutkan di PON.
Memang melihat dari animonya, PON kemarin luar biasa karena banyak pemain muda potensial. Pemain-pemain itu tergabung di Rookie Combine. Daya tariknya lebih bagus, kelas ini sangat menarik. Lebih banyak talenta muda dari berbagai daerah.
“Memang melihat dari animonya, PON kemarin luar biasa karena banyak pemain muda potensial. Pemain-pemain itu tergabung di Rookie Combine. Daya tariknya lebih bagus, kelas ini sangat menarik. Lebih banyak talenta muda dari berbagai daerah,” ucap Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, saat dihubungi pada Kamis (21/10/2021).
Calon rookie akan mendapat pembekalan untuk beradaptasi di karier profesional selama empat hari. Mulai dari teknik, fisik, hingga sikap sebagai seorang pemain. Pembekalan dilakukan oleh mantan pemain legendaris seperti Ali Budimansyah, Riko Hantono, Andri Ekayana, dan Amin Prihantono, serta pelatih ternama Wahyu Budi Santoso.
Kata Junas, liga butuh lebih banyak talenta pemain dengan penambahan 4 klub baru musim depan. Peran rookie akan lebih besar lagi untuk membantu tim. Karena itu, mereka serius membekali pemain agar siap terjun ke profesional. IBL pun mengadakan Rookie Combine kali ini secara langsung, tidak lewat virtual seperti musim lalu.
“Makanya kami sambungkan pemain baru ini dengan mantan pemain berprestasi luar biasa. Misal Yayan pernah 15 tahun dan Budi pernah 16 tahun di liga. Kami ingin menciptakan pemain seperti itu lagi. Liga ingin mereka siap fundamentalnya. Juga cara berperilaku sebagai profesional yang punya tanggung jawab lebih besar,” tambah Junas.
Adapun sebanyak 21 pemain sudah didaftarkan sebagai rookie rekomendasi. Mereka akan otomatis masuk ke klub berdasarkan rekomendasi. Hal ini berlaku untuk klub yang membina atau menemukan bakat pemain tersebut sebelumnya. Lalu, klub IBL juga wajib memilih pemain lain dari daftar rookie dalam malam draft.
Kehadiran calon debutan ini disambut oleh klub. Salah satunya klub baru, Tangerang Hawks. Menurut pelatih Hawks, Efri Meldi, mereka akan mendaftarkan tiga rookie rekomendasi yang berasal dari pemantauan saat PON. Hawks juga berencana mengambil dua rookie lain dalam draft.
“Jadi memang momentumnya di PON kemarin. Ternyata bibitnya lumayan bagus. Sejauh ini saya melihat calon rookie lebih bagus tahun ini. Ada peningkatan. Yang kali ini terlihat lebih siap bersaing. Ini akan bagus untuk dipakai tim baru maupun tim lama,” kata Meldi yang melatih Satya Wacana Salatiga pada musim lalu.
Bagi tim baru, kehadiran rookie ini akan sangat menentukan prestasi. Mereka tidak punya pondasi kedalaman skuad seperti klub lain. Apalagi untuk Hawks, pemain binaan mereka juga mayoritas belum pernah tampil di liga profesional. Mereka pun berlomba untuk menggaet talenta dari Rookie Combine.
Di sisi lain, Meldi punya tugas lebih berat selama pramusim dengan banyaknya pemain debutan. Dia harus membuat program untuk anak asuhnya berlatih dengan volume dua kali lipat dibandingkan pemain veteran. Dia juga aktif mengadakan uji coba pertandingan sebanyak mungkin.
“Dalam waktu dua bulan ini akan saya kejar untuk uji coba. Mereka harus mendapatkan pengalaman bermain. Saya akan maksimalkan di situ. Walaupun sangat singkat yang penting bisa dapat menit bermain,” ucap pelatih yang terkenal menghasilkan debutan andal tersebut.
Para calon rookie tidak hanya diberikan pembekalan. Mereka juga didata, mulai dari kesehatan fisik, hingga kemampuan fisik seperti berlari dan melompat. Semua pemain juga akan saling bertanding pada Jumat. Wakil dari klub akan datang langsung untuk memantau.
Amin, salah satu anggota tim pelatih, menilai postur tubuh dan kemampuan calon rookie ini memang lebih bagus dibandingkan pemain dalam dua dekade ke belakang. Namun, keunggulan itu tidak serta-merta bisa membuat mereka sukses di liga profesional.
“Ada faktor X yang harus dipahami oleh mereka agar bisa bertahan dan cemerlang di IBL. Bagaimana mereka beradaptasi dengan sistem permainan di lapangan. Mereka harus bisa cepat mengikuti sistem yang dijalankan pelatih. Kemampuan individu bagus juga harus diikuti dengan IQ bola basket,” kata mantan pemain Satria Muda dan Pelita Jaya yang pernah berkarier selama 16 tahun di liga profesional tersebut.