Keputusan inkonsisten para wasit di Liga Inggris kembali menelan korban. Liverpool dirugikan keputusan kontroversi wasit saat ditahan imbang Spurs.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
LONDON, MINGGU — Keputusan kontroversial wasit masih menghiasi pertandingan Liga Inggris musim ini. Kehadiran video asisten wasit atau VAR tidak sepenuhnya menghilangkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Kali ini, giliran Liverpool yang menjadi korban inkonsistensi wasit di Stadion Tottenham Hotspur, London.
Bermain dengan 10 orang sejak menit ke-77, Liverpool harus rela berbagai poin dengan Spurs pada Minggu (19/12/2021) WIB. Skuad asuhan Manajer Juergen Klopp ini tidak bisa berbuat banyak setelah kartu merah bek sayap Andrew Robertson. Laga pun berakhir imbang, 2-2.
Setelah peluit panjang berbunyi, Klopp langsung berjalan menuju tengah lapangan. Dia ingin berhadapan dengan wasit Paul Tierney untuk memprotes beberapa keputusan janggal selama pertandingan. Sang manajer tampak kesal sambil menunjuk area lapangan tempat terjadi beberapa keputusan kontroversial.
Klopp mengatakan, seharusnya penyerang andalan Spurs, Harry Kane, menerima kartu merah pada babak pertama. Tekel sang pemain yang sangat tinggi mengarah ke tulang kering Robertson. Kane sama sekali tidak menyentuh atau mengarahkan tekel ke arah bola.
”Pastinya. Tidak perlu diragukan lagi (untuk diganjar kartu merah). Kakinya melayang di udara. Itu merupakan kesengajaan. Jika kaki Robbo (Robertson) tetap di tanah, dia bisa patah kaki,” ucap manajer asal Jerman tersebut yang mendapat kartu kuning karena melakukan protes saat laga berlangsung.
Insiden tekel keras tersebut sempat ditinjau oleh VAR. Namun, wasit VAR Chris Kavanagh tetap mendukung keputusan Tierney. Kane pun selamat dari hukuman kartu merah yang bisa membuat Spurs bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-20.
Jelang akhir laga, justru Liverpool yang harus tampil dengan 10 pemain. Robertson diganjar kartu merah seusai menendang kaki lawan dari belakang. Dia ingin menyapu bola, tetapi tendangannya justru mengenai betis lawan.
Uniknya, Robertson semula hanya diberikan kartu kuning oleh Tierney. Setelah beberapa saat, wasit VAR meminta Tierney untuk meninjau ulang insiden tersebut. Sang wasit pun merevisi keputusannya setelah melihat video di pinggir lapangan. Peninjauan ini tidak terjadi saat insiden Kane.
”Kami memiliki wasit VAR yang duduk di sana (dalam ruangan). Dia berpikir untuk melihat lagi kejadian Robertson. Saya setuju itu kartu merah karena tekel tersebut sama sekali tidak pintar. Namun, apa yang dia lakukan di situasi satunya?” ucap Klopp.
Kane berbeda pandangan dengan Klopp. Menurut kapten tim nasional Inggris ini, tekelnya terlihat buruk saat tayangan ulang, tetapi itu tidak lebih dari tekel keras biasa. ”Tekel seperti itu biasa di laga seperti ini. Saya tidak khawatir (akan diusir). Jujur, saya agak terkejut (dengan kartu kuning),” ucapnya.
Standar ganda para wasit Liga Inggris sudah menjadi perbincangan sejak beberapa musim terakhir. Pada satu pertandingan, sebuah tekel keras dianggap membahayakan lawan, lalu diganjar kartu merah. Namun, pada pekan berikutnya, tekel serupa hanya diberikan kartu kuning.
Jamie Redknapp, pengamat Sky Sports, berkata, Kane cukup beruntung masih bisa berada di lapangan sampai akhir laga. Dia melihat banyak pemain yang diusir karena tekel seperti itu. Tekel tersebut ceroboh dan di luar kendalinya.
”Terkadang reputasi sebagai kapten timnas Inggris bisa membantu Anda keluar dari masalah. Padahal, itu tekel yang sangat terlambat. Dia juga beruntung kaki Robertson tidak menempel di tanah. Dia sangat beruntung,” ujar Redknapp.
Kekesalan Klopp bertambah karena penyerang mereka, Diogo Jota, tidak diberikan hadiah penalti. Padahal, Jota tampak jelas terjatuh akibat tekel lawan. Namun, kata Tierney, Jota sengaja berhenti sejenak untuk memancing tekel lawan. ”Jika Anda ingin menendang, Anda harus berhenti. Tidak bisa menendang jika tidak berhenti,” kata Klopp.
Kami memiliki wasit VAR yang duduk di sana (dalam ruangan). Dia berpikir untuk melihat lagi kejadian Robertson. Saya setuju itu kartu merah karena tekel tersebut sama sekali tidak pintar. Namun, apa yang dia lakukan di situasi satunya?
Hasil imbang ini pun merusak momentum Liverpool dalam perburuan gelar juara liga. Sekarang ”Si Merah” yang menang dalam 6 laga terakhir sebelum bertemu Spurs tertinggal 3 poin dari pemuncak klasemen Manchester City. Adapun City menang atas Newcastle, 4-0, di Stadion St James Park pada Minggu malam.
Kejutan Spurs
Terlepas dari kontroversi wasit, penampilan Spurs terbilang sangat mengejutkan. Skuad asuhan Manajer Antonio Conte itu mampu tampil menawan dengan strategi serangan balik kilat meskipun sudah tidak bertanding selama dua pekan akibat badai kasus Covid-19.
Kane dan rekan-rekan tampak tidak seperti tim yang minim persiapan atau punya masalah kebugaran. ”Si Lili Putih” justru unggul dulu lewat gol Kane dari skema serangan balik.
Spurs sebenarnya bisa unggul lebih dari satu gol pada babak pertama. Namun, Heung-Min Son dan Delle Ali membuang peluang emas di depan gawang. Jelang turun minum, Liverpool justru menyeimbangkan kedudukan lewat tandukan Jota, memanfaatkan umpan silang Robertson.
Liverpool mendominasi penguasaan bola, sementara Spurs terus mengincar serangan balik pada babak kedua. Setelah beberapa kali keduanya menghasilkan peluang, tim asuhan Klopp berbalik unggul. Gol kembali tercipta lewat sundulan, kali ini melalui tandukan Robertson.
Hanya lima menit berselang, Spurs kembali menyeimbangkan kedudukan lewat aksi Son. Penyerang asal Korea Selatan ini memanfaatkan kesalahan antisipasi kiper Alisson Becker di garis kotak penalti. Setelah kartu merah Robertson, Liverpool tidak bisa lagi mendominasi seperti nyaris pada sepanjang laga.
”Saya pikir untuk mengambil satu poin lawan Liverpool adalah hal bagus. Kami berbicara tentang berhadapan dengan salah satu tim terbaik di dunia. Kami banyak menderita karena pemerintah sempat menutup tempat latihan kami. Hal itu tidak mengganggu kami hari ini karena pemain terbantu atmosfer fantastis di stadion,” ucap Conte. (AP/REUTERS)