Antonio Conte dihadapkan tantangan sangat berat, akhir pekan ini. Manajer baru Tottenham Hotspur itu harus menghadapi Liverpool dengan kondisi tim yang sempat terpukul pandemi Covid-19.
Oleh
Kelvin Hianusa
·4 menit baca
LONDON, SABTU — Baru sebulan menangani Tottenham Hotspur, manajer Antonio Conte harus gigit jari karena skuadnya terdampak badai kasus Covid-19. Tim yang sedang dibangun ulang ini tidak berlaga selama dua pekan dan hanya sempat berlatih beberapa hari. Di tengah masalah kebugaran, Conte dan pasukannya sudah dinanti tim dengan gaya main sangat agresif, yaitu Liverpool.
Spurs merupakan salah satu tim yang paling terdampak gelombang keempat pandemi Covid-19 di Inggris. Sebanyak 9 pemain tim utama, 7 anggota tim pelatih, dan mayoritas pemain tim U-23 dinyatakan positif Covid-19 pada awal Desember. Akibatnya, mereka batal memainkan tiga laga yang sudah dijadwalkan.
Sejumlah laga lainnya juga terdampak. Sepanjang Sabtu (18/12/2021) bahkan ada lima laga sekaligus yang ditunda, termasuk Manchester United versus Brighton & Hove Albion.
Akibat lonjakan kasus Covid-19, kata Conte, persiapan tim kini sangat terganggu. Latihan tim terhenti selama tiga hari pada awal penyebaran Covid-19 di klub itu. Setelah situasi agak kondusif, latihan tim bisa kembali digelar, tetapi hanya dengan 12 pemain. Latihan pun tidak optimal karena para pemain sempat harus berlatih dengan maneken.
”Sangat sulit berlatih dengan jumlah pemain terbatas. Anda tidak bisa melatih taktik. Jika ingin melatih formasi, Anda setidaknya butuh 20 pemain. Kami sempat menggunakan maneken, tetapi tentu hal itu sama sekali tidak sama seperti kehadiran pemain asli,” ucap Conte yang menggantikan manajer Nuno Espirito Santo di Spurs, awal November lalu.
Dalam segala keterbatasan itu, Spurs akan menjamu Liverpool, tim peringkat kedua Liga Inggris, di Stadion Tottenham Hotspur, London, Minggu (19/12/2021) malam WIB. Kini, nyaris seluruh pemain utama sudah bisa tampil. Namun, kebugaran pemain dipertanyakan karena tidak berlaga dalam 14 hari terakhir.
Terakhir kalinya Spurs berlaga adalah saat mengalahkan Norwich City, 3-0, 5 Desember lalu. Mereka berturut-turut tidak jadi menghadapi Rennes di Liga Konferensi Eropa serta Brighton & Hove Albion dan Leicester City di Liga Inggris. Selain masalah kebugaran pemain, Spurs juga kehilangan momentum bertanding.
Gelombang keempat pandemi Covid-19 ikut memukul skuad Liverpool. Mereka kemungkinan belum bisa memainkan Virgil van Dijk, Fabinho, dan Curtis Jones, yang dalam tes terakhir masih dinyatakan positif Covid-19.
Sejumlah masalah tersebut bisa menjadi awal petaka bagi ”Si Lili Putih”. Jika tidak bertarung habis-habisan, mereka akan dipermalukan Liverpool di kandang. Pada saat bersamaan, upaya ekstra di tengah kondisi tubuh yang belum bugar sepenuhnya bisa berujung pada cederanya para pemain.
”Liverpool di era (Juergen) Klopp adalah tim yang sangat kuat. Kami harus siap karena laga ini akan sangat sulit. Kami harus siap menderita. Ketika pemain kembali dari Covid-19, Anda tidak bisa memperlakukan mereka sama dengan yang lain. Anda harus lebih berhati-hati. Mereka lebih berisiko cedera,” ungkap Conte.
Adapun Liverpool, seperti biasanya, akan memperagakan permainan intensitas tinggi ala gegenpressing. Mereka tidak akan memberikan lawan kesempatan ”bernapas”. Ketika lawan lengah, penyerang Mohamed Salah, yang sedang dalam performa terbaiknya, siap menjadi eksekutor gol.
Conte harus memikirkan cara mengatasi keterbatasan kondisi pemainnya. Sejak datang ke Spurs, manajer asal Italia itu selalu mengharapkan para pemain bekerja lebih keras di lapangan. Hasilnya, mereka selalu mengungguli tim lawan dalam hal daya jelajah, menurut data Sky Sports. Etos kerja tinggi itu tidaklah terlihat di Spurs pada era Santo.
Menyiasati kondisi
Gaya bermain intensif itu akan sulit ditampilkan akibat masalah kebugaran pemain. Conte lantas akan menyiasatinya dengan memaksimalkan sebanyak mungkin pemain di dalam tim. Beberapa pemain hanya akan tampil 60 menit, lalu akan langsung digantikan para pemain cadangan.
Di lain pihak, gelombang keempat pandemi Covid-19 juga ikut memukul skuad Liverpool. Mereka kemungkinan belum bisa memainkan Virgil van Dijk, Fabinho, dan Curtis Jones, yang dalam tes terakhir masih dinyatakan positif Covid-19.
Namun, mereka telah membuktikan absennya ketiga pemain tersebut bukan masalah besar. Liverpool mampu menang mudah, 3-1, atas Newcastle, Kamis lalu. ”Si Merah” sedang berapi-api dengan kemenangan beruntun di enam laga terakhir di Liga Inggris.
Klopp lebih memilih tetap bertanding dengan pemain seadanya dibandingkan menunda laga. ”Kami tidak berpikir laga nanti harus ditunda. Kami siap bermain. Saya tak melihat ada keuntungan untuk menunda laga. Penundaan akan membuat banyak laga jadi terbengkalai. Jika lima hingga enam laga ditunda, kapan kami harus memainkannya?” katanya.
Klopp pun mengaku datang tanpa persiapan strategi lebih. Dia belum banyak mempelajari permainan Spurs selama ditangani Conte. Adapun Spurs kini memakai formasi tiga bek, seperti yang diterapkan Conte di klub-klub sebelumnya, yaitu Chelsea dan Inter Milan. ”Saya tidak tahu apa yang akan mereka tampilkan,” tambahnya.
Conte dan Klopp sudah bertemu sebanyak empat kali. Seluruh pertemuan itu terjadi ketika Conte memimpin Chelsea. Pertarungan mereka berakhir seimbang, yaitu dua kali imbang dan masing-masing sekali menang. Pertarungan taktik kedua manajer kawakan akan menjadikan laga ini menarik, terlepas dari keterbatasan dalam skuad masing-masing. (AP/REUTERS)