Kemenangan atas Newcastle di Liga Inggris menjadikan Liverpool sebagai tim pertama yang meraih 2.000 kemenangan liga. Hasil itu turut membuat ”Si Merah” kian menempel pemuncak klasemen sementara, Manchester City.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·4 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT — Walau pandemi Covid-19 kembali memicu ketidakpastian di Liga Inggris, ada kepastian untuk Liverpool saat ini. Dalam laga pekan ke-17, Jumat (17/12/2021), klub berjuluk ”Si Merah” itu berhasil menundukkan tim tamu, Newcastle United, 3-1. Kemenangan itu menjadi kemenangan kedelapan beruntun sekaligus menjadikan Liverpool tim Inggris pertama yang meraih kemenangan ke-2.000 di Liga Inggris.
Kemenangan ke-21 dalam 26 laga, tanpa kekalahan, di kandang sendiri ini turut membuat Liverpool kokoh di peringkat kedua klasemen. Kini, tim yang bermarkas di Anfield ini menempel ketat pemuncak klasemen Manchester City. Kedua tim hanya terpaut satu poin, yakni Liverpool dengan 40 poin dari 17 laga dan City dengan 41 poin dari 17 laga.
”Newcastle memiliki organisasi pertahanan yang sangat baik dan sempat unggul 1-0 lebih dulu. Jadi, ini adalah laga yang sangat sulit, tetapi kami masih bisa menang. Kemenangan ini benar-benar pantas untuk kami,” ujar Pelatih Liverpool Juergen Klopp, dilansir The Guardian, seusai laga tersebut.
Pada laga itu, Newcastle berhasil mengejutkan tuan rumah lewat gol sepakan dari luar kotak penalti gelandang Jonjo Shelvey pada menit ketujuh. Tembakan pemain berusia 29 tahun ini sejatinya tidak terlampau keras, tetapi bola yang dilesatkan terarah akurat ke sudut kiri bawah gawang lawan. Pandangan penjaga gawang Liverpool Alisson pun sepertinya terganggu oleh pemain yang menumpuk di depannya sehingga dia mati langkah untuk menjangkau tembakan tersebut.
Karena permainan bertahan yang displin dari tim tamu, Liverpool butuh waktu 14 menit untuk menyamakan kedudukan seusai bertubi-tubi mengurung pertahanan lawan. Gol penyama kedudukan itu dilesatkan penyerang Diogo Jota pada menit ke-21. Setelah tandukannya ditepis kiper Martin Dubravka, bola muntah berhasil dimaksimalkan untuk menceploskan bola ke gawang lawan.
Tekanan demi tekanan dari para penyerang cepat Liverpool sangat merepotkan Newcastle. Puncaknya menit ke-25, Shelvey panik sehingga umpan yang ingin dikirim ke pemain belakang justru mengarah ke ruang kosong dan berhasil dimaksimalkan penyerang Liverpool, Sadio Mane, untuk melakukan tembakan datar ke gawang. Tembakan itu memang sempat ditepis Dubravka, tetapi bola muntah jatuh ke kaki penyerang Liverpool lainnya, Mohamed Salah, yang tanpa ampun menyepak bola dengan keras ke gawang lawan.
Ini adalah laga yang sangat sulit, tetapi kami masih bisa menang. Kemenangan ini benar-benar pantas untuk kami.
Gol indah Alexander-Arnold
Kemenangan Liverpool akhirnya dikunci oleh gol indah bek kanan Trent Alexander-Arnold pada menit ke-87. Pemain berusia 23 tahun ini mendapatkan bola liar di luar kotak penalti lawan. Karena tidak ada pemain yang mengganggu pergerakannya, pemain bertinggi 175 sentimeter ini bisa mendapatkan ruang bebas untuk melakukan ancang-ancang tembakan keras.
Tak pelak, sepakannya berhasil meluncurkan bola bak peluru menghunjam sudut kiri atas gawang lawan. ”Saya telah menunggu lama untuk mencetak gol seperti itu selama lima tahun. Itu merupakan gol yang manis untuk mengakhiri pertandingan ini,” ucap Alexander-Arnold, yang menjadi pemain terbaik dalam laga itu, seperti dikutip Sky Sports.
Klopp mengatakan, gol Alexander-Arnold lahir dari teknik menembak level tertinggi. ”Itu gol luar biasa, sulit dipercaya. Teknik menembaknya benar-benar di level yang berbeda. Dalam permainan sulit seperti ini, dia tetap positif, tetap berpikir ofensif untuk mengambil peluang yang ada,” katanya.
Namun, Pelatih Newcastle Eddie Howe cukup kecewa dengan hasil tersebut. Terutama untuk gol pertama Liverpool, kata Howe, gelandang Newcastle, Isaac Hayden, tampak terjatuh dengan memegangi kepala sebelum gol itu lahir.
Menurut pendapat Howe, wasit Mike Dean seharusnya menghentikan pertandingan. Apalagi Hayden linglung selama empat-lima menit yang dianggap sebagai momen berbahaya. Sepatutnya, Dean memperhatikan keselamatan pemain.
Akan tetapi, Dean mengabaikan insiden Hayden terjatuh sehingga terlahir gol balasan tersebut. ”Gol itu punya pengaruh besar pada laga ini. Pascamemimpin, kami merasakan ketidakadilan dari gol balasan Liverpool tersebut. Kejadian itu sangat sulit bagi para pemain kami,” ujarnya dilansir Sky Sports.