Stadion San Siro menjadi saksi kegagalan pahit skuad muda Milan di Liga Champions musim ini. Minimnya pengalaman dalam skuad mengubah asa besar di depan mata menjadi harapan palsu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AP PHOTO/LUCA BRUNO
Ekspresi kecewa pemain veteran AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, setelah pertandingan terakhir Grup B Liga Champions Eropa antara AC Milan dan Liverpool di Stadion San Siro, Milan, Rabu (8/12/2021) dini hari WIB. AC Milan terpaksa menyerah dari tim lapis kedua Liverpool, 1-2.
MILAN, RABU — Takdir seolah berpihak kepada AC Milan ketika bek tengah Fikayo Tomori mencetak gol pembuka ke gawang Liverpool. Namun, harapan untuk menang, lalu lolos ke fase gugur Liga Champions Eropa, itu hanya palsu semata. Akibat kepolosan skuad mudanya, ”Rossoneri” terpaksa menyerah dari tim lapis kedua sang tamu, 1-2, di Stadion San Siro, pada Rabu (8/12/2021) dini hari WIB.
Skuad asuhan pelatih Stefano Pioli hanya mampu mempertahankan keunggulan selama 7 menit di depan publik sendiri. Gol Tomori pada menit ke-29 langsung dibalas penyerang lawan, Mohamed Salah, yang memanfaatkan kurang fokusnya pertahanan tuan rumah.
Kepolosan Milan semakin terlihat jelas seusai turun minum. Tomori, yang nyaris menjadi pahlawan kemenangan, justru membuat blunder yang berbuah gol kedua Liverpool dari sepakan Divock Origi. Pemain berusia 23 tahun ini memberikan bola cuma-cuma karena panik terhadap tekanan agresif lawan.
Kami membuat terlalu banyak kesalahan, yang mana harganya sangat mahal di level seperti ini. Tentu ada penyesalan karena saya yakin kami pantas mendapat lebih di dalam grup yang sangat sulit ini.
”Kami membuat terlalu banyak kesalahan, yang mana harganya sangat mahal di level seperti ini. Tentu ada penyesalan karena saya yakin kami pantas mendapat lebih di dalam grup yang sangat sulit ini,” ucap Pioli yang baru pertama kali membawa Milan berlaga di Liga Champions pada musim ini.
Penjaga gawang AC Milan, Mike Maignan (kanan), bertubrukan dengan rekan setimnya, Theo Hernadez, saat pertandingan terakhir Grup B Liga Champions Eropa antara AC Milan dan Liverpool di Stadion San Siro, Milan, Rabu (8/12/2021) dini hari WIB. AC Milan terpaksa menyerah dari tim lapis kedua Liverpool, 1-2.
Kata Pioli, mereka seharusnya lebih banyak bermain umpan-umpan panjang untuk menghindari gaya gegenpressing ala Manajer Juergen Klopp. Namun, Zlatan Ibrahimovic dan rekan-rekan terpancing membangun serangan dari belakang. Mereka pun sering kehilangan bola di pertahanan yang salah satunya berujung gol kemenangan lawan.
Akibat kekalahan itu, Rossoneri harus merelakan mimpi lolos ke babak 16 besar. Tiket terakhir kelolosan dari Grup B direbut oleh Atletico Madrid yang mencuri kemenangan saat bertandang ke Porto, 3-1, di Stadion Do Dragao. Atletico mendampingi Liverpool yang sudah memastikan keluar sebagai juara grup setelah empat pertandingan.
Kegagalan ini terasa amat menyesakkan bagi tim asuhan Pioli. Mereka membawa ekspektasi tinggi untuk lolos pertama kali ke fase gugur sejak 2014. Ekspektasi itu datang setelah mereka sempat mengudeta posisi Atletico lewat kemenangan dramatis di markas lawan pada laga sebelumnya.
Jika berpatokan dengan laga sebelah, Milan akan lolos dengan kemenangan minimal dua gol atas Liverpool. Mereka, di atas kertas, sebenarnya mampu mencapai itu karena tim tamu tampil dengan 8 pemain pelapis, selaih Salah, Sadio Mane, dan Alisson Becker.
AP PHOTO/LUCA BRUNO
Bek AC Milan, Alessio Romagnoli, mencoba menahan penyerang Liverpool, Divock Origi, pertandingan terakhir Grup B Liga Champions Eropa antara AC Milan dan Liverpool di Stadion San Siro, Milan, Rabu (8/12/2021) dini hari WIB. AC Milan harus mengubur impiannya lolos dari fase grup setelah kalah 1-2 meskipun sempat memimpin di awal pertandingan.
Apalagi, tim tuan rumah sempat unggul cepat pada babak pertama. Gol yang membuat para pendukung berpesta itu semestinya menjadi momentum kemenangan mereka. Namun, mereka justru tertekan setelah mampu unggul lebih dulu.
”Ini mengecewakan, tetapi hasil ini akan membantu kami bertumbuh. Kami butuh pengalaman seperti ini untuk semakin kuat pada masa depan. Kami sudah mengetahui lawan di Eropa, kualitas mereka dan fokus yang dibutuhkan untuk menghadapinya. Meskipun tidak bisa mempertahankan target kami untuk tetap di kompetisi Eropa, pelajaran kali ini sangat berharga,” tambah Pioli.
Kegagalan tersebut tidak lepas dari minimnya pengalaman skuad muda Milan. Selain Ibra, mayoritas pemain baru pertama kali tampil di Liga Champions pada musim ini. Tim dengan rata-rata usia 26,8 tahun ini sering kehilangan poin tidak penting, termasuk 2 kali kekalahan dan 1 kali imbang di kandang. Mereka hanya meraup 4 poin dari 6 laga.
”Kami akan belajar dari pengalaman ini. Kami seharusnya bisa menghasilkan lebih, tetapi kami tidak akan melihat ke belakang. Yang bisa kami lakukan hanya melanjutkan perjalanan musim ini dan fokus ke tujuan berikutnya,” kata Sandro Tonali, gelandang andalan Milan yang masih berusia 21 tahun.
AP PHOTO/LUCA BRUNO
Pemain belakang AC Milan, Fikayo Tomori (kanan), mencoba menghentikan penyerang Liverpool, Divock Origi, dalam pertandingan terakhir Grup B Liga Champions Eropa antara AC Milan dan Liverpool di Stadion San Siro, Milan, Rabu (8/12/2021) dini hari WIB. AC Milan terpaksa menyerah dari tim lapis kedua Liverpool, 1-2.
Di tengah kekecewaan skuad Milan, Liverpool justru bisa pulang dengan senyum lebar. Mereka menyudahi babak grup dengan sapu bersih enam kemenangan. Salah dan rekan-rekan menjadi klub Inggris pertama yang bisa mencapai penampilan dominan tersebut. ”Sangat bangga, terutama dengan hasil di laga keenam (hari ini),” ucap Klopp kepada BT Sport.
Klopp begitu bangga karena anak asuhnya memperlihatkan rasa lapar tim juara. Meskipun tidak berkepentingan lagi, mereka tetap mendominasi laga dengan total 22 percobaan tembakan. Di sisi lain, mereka hanya memberikan tuan rumah kesempatan menembak 8 kali.
”Kami butuh gairah bermain seperti ini di tengah jadwal padat ke depannya. Gairah ini akan selalu berguna untuk menyulut para pemain di laga berikutnya. Saya tidak bisa lebih bangga lagi dengan apa yang dilakukan anak-anak. Ini laga yang luar biasa. Penampilan mereka luar biasa,” pungkas Klopp.
Pada dua laga sebelum musim ini, Milan dan Liverpool terakhir kali bertemu di final Liga Champions 2005 dan 2007. Laga ini tidak jauh berbeda dengan partai final, sebab tidak ada tawa bersama untuk kedua tim. Kali ini, giliran skuad Milan yang terpuruk dalam kesedihan. (AP/REUTERS)
GOOGLE.COM
Tangkapan layar statistik pertandingan Grup B Liga Champions Eropa, antara AC Milan dan Liverpool, Rabu (8/12/2021) dini hari WIB.