Milan butuh penampilan hebat dan banyak keberuntungan untuk lolos pertama kali ke fase gugur Liga Champions sejak 2014. Mereka berharap keajaiban terjadi di San Siro.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MILAN, SENIN — AC Milan butuh banyak keberuntungan dalam laga pamungkas fase grup Liga Champions. Selain wajib menang atas Liverpool, mereka juga harus menanti hasil dari laga lain untuk lolos ke babak 16 besar. Milan seakan memeluk erat Dewi Fortuna untuk menciptakan keajaiban lolos dari babak grup pertama kali sejak 2014.
Pada laga terakhir Grup B, Milan akan menjamu Liverpool yang sudah lolos sebagai juara grup, di Stadion San Siro, Rabu (8/12/2021) dini hari WIB. Sementara itu, Porto kedatangan Atletico Madrid di Stadion Do Dragao.
Tiga tim, selain Liverpool, akan bertaruh nasib untuk memperebutkan tiket terakhir ke babak gugur. Porto (5 poin), yang berada di peringkat kedua sementara, memegang kendali untuk lolos. Milan dan Atletico yang sama-sama mengoleksi 4 poin harus menang sambil menunggu hasil laga lain.
Milan lolos jika menang atas Liverpool, lalu Porto dan Atletico berakhir imbang. Skuad asuhan Pelatih Stefano Pioli ini juga bisa lolos seandainya Atletico menang dengan selisih skor yang tidak melebihi selisih kemenangan mereka. Adapun Milan punya keunggulan selisih satu gol atas Atletico.
Kata Pioli, kelolosan mereka sebagiannya adalah urusan takdir. Zlatan Ibrahimovic dan rekan-rekan hanya bisa fokus menghadapi Liverpool. Mereka butuh penampilan sempurna untuk mengalahkan tim tamu yang menyapu bersih lima kemenangan di babak grup.
”Sekarang kami hanya bisa mencoba memberikan yang terbaik. Kami tahu Liverpool pasti menyebabkan banyak masalah karena mereka tidak terkalahkan sejauh ini. Pertahanan mereka tidak bisa ditembus. Mereka adalah kandidat juara Liga Champions musim ini,” ucap Pioli kepada DAZN.
Liverpool mungkin akan merotasi skuadnya. Mereka sudah bermain tiga kali dalam delapan hari terakhir. Namun, tim asuhan manajer Juergen Klopp ini tidak akan mudah ditaklukkan. Seperti laga grup sebelumnya, mereka dengan sistem agresif ala Klopp tetap menang atas Porto, 2-0, dengan separuh skuad berisi pemain pelapis.
Secercah harapan
Tim tuan rumah punya secercah harapan jika berkaca dari pertemuan pertama di Stadion Anfield. Mereka sempat unggul pada babak pertama, 2-1, sebelum Liverpool membalikkan keadaan seusai turun minum. Di San Siro, ”Rossoneri” akan dibantu oleh dukungan puluhan ribu suporter fanatik.
”Setelah menghadapi mereka musim ini, kami punya lebih banyak informasi dan tahu apa yang akan dihadapi. Anda tidak bisa mengalahkan mereka tanpa intensitas dan kualitas level Eropa. Jadi, kami harus membawa karakter di level tertinggi dalam laga nanti,” lanjut Pioli.
Bagi skuad muda Milan, laga nanti akan menjadi pertandingan terpenting sepanjang musim. Mereka punya kesempatan langka untuk membawa Milan pertama kali lolos dari babak grup Liga Champions, setelah terakhir kali pada 2014. Paceklik prestasi di kompetisi paling bergengsi se-Eropa itu bisa berakhir pada Rabu dini hari.
Semangat itulah yang membuat skuad Milan bangkit dari keterpurukan setelah hanya mengoleksi satu poin dari empat laga. Di luar prediksi, tim asuhan Pioli bisa mencuri kemenangan saat bertandang ke markas Atletico. Luar biasanya lagi, gol kemenangan dicetak jelang akhir laga lewat pemain debutan, Junior Messias.
Momen ajaib tersebut menjadi titik balik Rossoneri. Dewi Fortuna seakan berpihak kepada tim peraih tujuh gelar Liga Champions itu. Moral para pemain pun sedang dalam titik tertinggi, apalagi setelah dua kemenangan di Liga Italia.
Skuad muda Milan bisa sedikit tenang karena sang veteran, Ibra, sudah bugar. Penyerang 40 tahun itu tidak tampil di Anfield. Kehadirannya akan memberikan pengalaman lebih yang tidak dimiliki mayoritas pemain lain. Di sisi lain, tim tuan rumah tidak akan diperkuat penyerang Pietro Pellegri dan Rafael Leao yang cedera pada akhir pekan lalu.
Pertemuan Milan dan Liverpool selalu penuh dengan cerita. Keduanya telah bertemu tiga kali di Liga Champions. Dalam dua pertemuan sebelum musim ini, keduanya saling bertarung sebagai finalis di partai puncak pada 2005 dan 2007. Laga nanti juga akan beraroma layaknya final, tetapi lebih untuk tim tuan rumah.
Sekarang kami hanya bisa mencoba memberikan yang terbaik. Kami tahu Liverpool pasti menyebabkan banyak masalah karena mereka tidak terkalahkan sejauh ini.
Di sisi lain, pertaruhan besar juga akan diusung skuad Atletico. Skuad asuhan Pelatih Diego Simeone ini selalu lolos ke fase gugur sebanyak tujuh kali dalam delapan musim terakhir. Tujuan serupa pun kembali menjadi target utama mereka kali ini.
”Besok kami akan menghadapi pertandingan penting. Porto berada di puncak Liga Portugal. Kami harus mengimbangi permainan mereka jika ingin menang. Mereka adalah tim yang luar biasa. Mereka kuat dalam bertahan dan memiliki banyak keseimbangan di lini tengah,” ucap Simeone dikutip situs resmi UEFA.
Masalahnya, Luis Suarez dan rekan-rekan sedang dalam tren inkonsisten dalam beberapa laga terakhir. Seperti pada akhir pekan lalu, Atletico ditaklukkan Mallorca, 1-2.
Meski begitu, Simeone meyakini skuadnya mampu bangkit dari kekalahan itu. Dia percaya, pengalaman segudang Atletico menghadapi laga hidup mati di Liga Champions akan menjadi pembeda. Pengalaman itu tidak dimiliki Porto ataupun Milan.
”Saya selalu mengatakan bahwa kata-kata tidak berguna, hanya perbuatan yang diperhitungkan. Saya sepenuhnya percaya tim saya. Saya berlatih dengan mereka, saya tahu karakter mereka dan saya percaya kepada mereka. Saya tidak pernah terbuai dengan sanjungan atau tertekan oleh kritik,” kata Simeone. (AP/REUTERS)