Ralf Rangnick, ”Mahaguru Sepak Bola Modern Jerman”, Merapat ke MU
Ralf Rangnick sepakat untuk menerima tawaran Manchester United untuk menjadi manajer interim hingga akhir musim ini. ”Setan Merah” akan menjadi pengalaman perdana Rangnick melatih di luar Jerman.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·6 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Pencarian Manchester United terhadap sosok manajer interim yang akan menangani tim di sisa musim ini akhirnya menemui titik akhir. Ralf Rangnick, Direktur Olahraga dan Pembinaan Lokomotiv Moskwa, akan memimpin ruang ganti ”Setan Merah” mulai awal Desember hingga akhir musim kompetisi 2021-2022. Setelah itu, Rangnick akan mendapat peran sebagai Direktur Sepak Bola hingga Juni 2024.
Rangnick memang tidak memiliki prestasi elite sejak menggeluti profesi sebagai pelatih sepak bola pada musim panas 1983. Prestasi terbaik sosok juru taktik berusia 63 tahun itu ialah membantu Schalke 04 menjadi peringkat kedua Bundesliga Jerman musim 2004-2005, kemudian meraih trofi juara Piala Jerman dan Piala Super Jerman pada 2011.
Selain itu, Rangnick menyulap RB Leipzig menjadi salah satu kekuatan baru di sepak bola Jerman. Ia membantu Leipzig promosi ke Bundesliga untuk pertama kali di akhir musim 2015-2016. Sempat menjabat sebagai Direktur Sepak Bola RB Leipzig pada 2016-2018, Rangnick kembali mengisi kursi pelatih Leipzig pada musim 2018-2019. Di bawah Rangnick, Leipzig menduduki peringkat ketiga Bundesliga dan melaju hingga babak final Piala Jerman.
Selain itu, publik juga tidak terlalu banyak mengetahui Rangnick karena belum pernah menangani tim di luar Jerman. Meski begitu, Rangnick adalah sosok penting bagi pengembangan sepak bola modern Jerman, terutama pendekatan sepak bola agresif dan ofensif seperti pakem gegenpressing yang dipopulerkan Juergen Klopp, Manajer Liverpool.
Permainan sepak bola ”rock ’n roll” ala Klopp itu baru diketahui oleh publik sepak bola dunia pada dekade 2010-an. Akan tetapi, pola permainan itu sejatinya telah diperkenalkan Rangnick pada 1997. Hampir seperempat abad lalu, Rangnick telah diundang oleh stasiun televisi dan berbagai acara kepelatihan di Jerman untuk memperkenalkan filosofi permainan yang perlahan menjadi identitas sepak bola modern Jerman di abad ke-21. Kala itu, Rangnick masih melatih Ulm 1846, tim divisi empat Liga Jerman. Di klub itu, Rangnick memiliki bek bernama Thomas Tuchel, yang musim lalu membawa Chelsea juara Liga Champions Eropa.
Berkat konsep sepak bolanya itu, media Jerman menyebut Rangnick sebagai ”mahaguru” permainan menyerang khas Jerman. Cara bermain itu menjadi identitas tim-tim yang ditangani Rangnick, mulai dari Schalke 04, 1899 Hoffenheim, hingga RB Leipzig.
Tuchel, Manajer Chelsea, mengungkapkan peran Rangnick yang memberikan pengetahuan baru baginya ketika masih membela Ulm. Sebagai bek, ia mempelajari pola permainan bertahan zonal marking yang masih langka hadir pada dekade 1990-an. Pada saat itu, Jerman masih menggandrungi taktik tiga bek sejajar dengan peran libero yang menerapkan man-to-man marking. Strategi itu yang membantu Franz Beckenbauer mempersembahkan gelar Piala Dunia 1990.
”Ia (Rangnick) berkata kepada kami bahwa para pemain belakang tidak perlu mengikuti penyerang lawan ’hingga ke toilet’. Ia pun mengajarkan kami cara bermain dengan empat bek,” ujar Tuchel kepada Chelsea TV, Maret lalu.
Di Chelsea pun, Tuchel juga tidak melepaskan pengaruh Rangnick, sang mentor, sepenuhnya. Ia membawa serta Zsolt Low sebagai asisten. Low pun pernah menjadi anak asuh Rangnick ketika masih membela Hoffenheim pada periode 2006-2008. Ketika telah gantung sepatu, Low direkrut Rangnick untuk menjadi asisten pelatih RB Leipzig pada 2015 hingga 2018.
Adapun Klopp mulai mempelajari taktik gegenpressing dari Rangnick pada 2010. Ia rutin memperhatikan permainan Hoffenheim dan mengunjungi Rangnick. Hal itu membantu Klopp menyempurnakan gaya permainan menyerang nan agresif yang memberikan lima trofi untuk Borussia Dortmund dan lolos ke final Liga Champions 2012-2013.
”Rangnick adalah salah satu pelatih terbaik, bahkan ia bisa dikatakan pelatih terbaik Jerman,” kata Klopp beberapa waktu lalu.
Pendekatan personal
Membujuk Rangnick untuk mengisi posisi manajer interim bukan hal yang mudah. Chelsea pernah mencoba memberikan jabatan serupa kepada Rangnick, awal tahun ini, setelah memecat Frank Lampard dan sebelum mengontak Tuchel.
Namun, tawaran itu ditolak Rangnick. Hal itu disebabkan ”Si Biru” enggan memberikan jabatan lain kepada Rangnick seusai kontrak sebagai manajer sementara itu berakhir pada akhir musim 2020-2021.
”Saya katakan kepada mereka (Chelsea), ’Saya senang untuk bergabung dan bekerja dengan Anda, tetapi saya tidak bisa melakukannya hanya dalam empat bulan.’ Saya bukan pelatih interim. Selain itu, kesan di hadapan media dan pemain juga tidak baik karena saya akan dianggap ’manajer empat bulan’,” ungkap Rangnick kepada The Times, awal tahun ini.
Rangnick adalah salah satu pelatih terbaik, bahkan ia bisa dikatakan pelatih terbaik Jerman.
Cara MU dengan memberikan jabatan sebagai penasihat klub, yang serupa perannya dengan direktur sepak bola, kepada Rangnick setelah menyelesaikan musim ini bukan keputusan dadakan. Selain memang MU masih belum menemukan sosok yang tepat untuk mengisi posisi direktur sepak bola, dua petinggi MU, Ed Woodward dan John Murtough, telah mengenal secara personal Rangnick. Keduanya beberapa kali mengunjungi dan melakukan pertemuan dengan Rangnick di markas RB Leipzig pada 2019.
Rangnick pun telah dikenal sebagai sosok yang sukses mengelola tim-tim sepak bola dari balik layar. Sejak memegang jabatan Direktur Sepak Bola RB Leipzig dan Red Bull Salzburg (klub Liga Austria) pada Juni 2012, berbagai prestasi dicatatkan dua klub tersebut. Puncaknya, kedua tim itu bisa berlaga di Liga Champions Eropa.
Kemudian, pada 2019, Rangnick memegang jabatan Kepala Olahraga dan Pembinaan Red Bull GmbH, perusahaan induk berbasis olahraga yang dimiliki produsen minuman energi asal Austria itu. Selain RB Leipzig dan Red Bull Salzburg, Rangnick juga mengelola New York Red Bulls (Liga Amerika Serikat) serta Red Bull Bragatino (Liga Brasil). Di bawah kendali Rangnick, New York Red Bulls meraih tiga gelar juara musim reguler Liga Mayor AS. Adapun Red Bull Bragantino untuk pertama kali promosi ke Serie A Brasil pada 2020.
Sejak 6 Juli 2021, Rangnick menandatangani kontrak tiga tahun sebagai Direktur Olahraga dan Pembinaan Lokomotiv Moskwa. Akibat jabatan itu, MU masih perlu menemukan solusi dengan Lokomotiv Moskwa agar bersedia melepas Rangnick yang baru empat bulan bertugas di tim Liga Rusia itu.
”Rangnick dan MU ingin menghormati Lokomotiv Moskwa. Oleh karena itu, pihak MU tengah merampungkan pembicaraan terkait detail akhir pemutusan kerja sama dengan pihak klub Rusia itu,” tulis David Ornstein dan Laurie Whitwell di The Athletic, Kamis (25/11/2021).
Lalu, sepak bola seperti apa yang akan dimainkan Rangnick untuk MU? Dalam acara Coaches’ Voice di London, September 2021, Rangnick menekankan filosofi sepak bolanya.
”Penting bagi saya memberikan identitas dan ide kepada para pemain tentang cara kami bermain. Kami wajib selalu agresif dan menekan lawan. Di sisi lain, tim saya juga harus menjalankan rencana permainan untuk mengantisipasi taktik lawan dalam menyerang dan bertahan,” kata Rangnick.
Selain itu, juru taktik kelahiran Backnang, Jerman, itu juga amat berambisi untuk menerapkan formula delapan detik bagi timnya untuk bisa kembali merebut bola dari lawan. Kemudian, ia juga ingin anak asuhannya hanya membutuhkan waktu 10 detik untuk mencetak gol ketika melakukan serangan. (REUTERS)