Sejumlah pelari elite Borobudur Marathon mulai berdatangan sejak tiga hari sebelum lomba. Pemulihan stamina dan pengondisian menjadi agenda awal mereka di Kota Magelang, Jawa Tengah.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Para pelari elite Borobudur Marathon powered by Bank Jateng mulai berdatangan di Hotel Puri Asri, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (25/11/2021) siang. Panitia membagi kedatangan para pelari elite menjadi dua kloter. Pada hari awal kedatangan di Magelang ini, mereka memilih menghabiskan waktu dengan beristirahat dan berlatih ringan beberapa hari menjelang maraton dimulai.
Ajang lari elite (elite race) Borobudur Marathon diikuti 42 pelari yang terdiri dari 26 pelari pria dan 16 pelari wanita. Sesampainya di halaman hotel, para pelari elite itu langsung mengisi formulir kedatangan dan diarahkan menuju ke ruang khusus untuk menjalani tes usap. Agar tidak terjadi penumpukan antrean, panitia membatasi maksimal lima orang dalam satu barisan antrean tes usap.
Setelah menunggu selama beberapa menit, pelari yang hasil tesnya dinyatakan negatif dipersilakan untuk menikmati makan siang dan menuju kamar hotel. Salah satu pelari elite nasional yang terlihat tiba pertama di hotel adalah Irma Handayani. Irma adalah pelari peraih medali perak nomor 10.000 meter putri dan medali perunggu maraton penuh pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021.
Panitia Borobudur Marathon membagi kedatangan pelari elite menjadi dua hari, yaitu pada Rabu (24/11) dan Kamis (25/11). Pelari yang berasal dari luar Pulau Jawa tiba pada Rabu, sedangkan yang dari Pulau Jawa kebanyakan tiba pada Kamis yang menjadi hari terakhir kedatangan para pelari.
Pembagian waktu kedatangan itu, selain untuk mencegah kerumunan, dimaksudkan agar para pelari dari luar Pulau Jawa memiliki waktu istirahat lebih panjang. Itu karena mereka telah melalui perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan untuk sampai di Magelang.
Begitu hasil tes dinyatakan negatif dan memasuki kamar, mereka secara resmi langsung memasuki sistem gelembung untuk mencegah terjadi penularan virus Covid-19. Selama berada dalam sistem gelembung, para pelari dilarang melakukan kontak fisik dengan orang luar. Aktivitas para pelari elite diawasi oleh staf yang berjaga di sekitar kamar tempat mereka menginap.
Pelari elite Borobudur Marathon asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Suwandi (29), memilih untuk memulihkan kondisi seusai tiba di Magelang pada Rabu (24/11) malam. Pemenang kedua Borobudur Marathon 2020 itu merasa cukup kelelahan seusai melalui perjalanan panjang selama 12 jam. Ia harus transit sebanyak tiga kali di Lombok, Bali, dan Jakarta, sebelum tiba di Yogyakarta, lalu menempuh perjalanan darat selama dua jam ke Magelang.
Beruntung bisa beristirahat cukup. Tadi subuh juga masih sempat ikut joging. Mungkin hari ini di kamar saja untuk pemulihan stamina.
”Beruntung bisa beristirahat cukup. Tadi subuh juga masih sempat ikut joging. Mungkin hari ini di kamar saja untuk pemulihan stamina,” kata Suwandi di Hotel Puri Asri.
Selain Suwandi, peraih peringkat ketiga Borobudur Marathon 2020, Hamdan Syafril Sayuti (34), juga tiba di hotel dan memasuki sistem gelembung. Pelari elite asal Padang, Sumatera Barat, itu belum pernah absen semenjak ajang Borobudur Marathon diselenggarakan pertama kali pada 2017.
Ini adalah kali kelima Hamdan mengikuti Borobudur Marathon. Selama mengikuti Borobudur Marathon, Hamdan merupakan langganan naik podium, tetapi belum pernah menjadi juara. Kali ini ia menargetkan bisa merebut gelar juara.
”Saya sendiri semangat bertarungnya itu ada. Saya targetnya, saat berangkat itu, kali ini harus juara. Kalau enggak, mungkin rasanya sedih sekali,” kata Hamdan.