”E-sport” semakin cepat berevolusi menjadi olahraga prestasi. Karier para atlet ”e-sport” pun semakin menjanjikan dengan pertumbuhan industri dan perhatian besar pemerintah.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berkat pertumbuhan industri yang pesat, e-sport mulai mendapatkan tempat sejajar seperti olahraga prestasi lain. Hal itu terlihat dari fenomena kemunculan nomor lomba e-sport dalam ajang multicabang, seperti SEA Games dan Asian Games. Karier para atlet e-sport pun semakin menjanjikan pada masa depan karena pemerintah mulai fokus untuk memacu pengembangan prestasi berjenjang.
Beberapa tahun terakhir, e-sport mulai dipertandingkan dalam laga ekshibisi ajang multicabang, termasuk Olimpiade Tokyo 2020. Setelah pengenalan itu, olahraga generasi baru ini akan resmi menjadi cabang yang memperebutkan medali di SEA Games Hanoi 2021 (10 nomor) dan Asian Games Hangzhou 2021 (8 nomor).
Atlet e-sport harus dipersiapkan dengan baik. Jadi, kalau dipertandingkan, kita sudah siap. Ini menjadi salah satu potensi Indonesia ke depan untuk dapat medali, tidak hanya dari bulu tangkis dan angkat besi.
”Atlet e-sport harus dipersiapkan dengan baik. Jadi, kalau dipertandingkan, kita sudah siap. Ini menjadi salah satu potensi Indonesia ke depan untuk dapat medali, tidak hanya dari bulu tangkis dan angkat besi,” kata Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ade Lukman, dalam Media Talk Piala Presiden ”E-Sports” 2021 pada Rabu (24/11/2021).
Atlet e-sport di Indonesia sudah sangat banyak dan menyebar luas. Semua itu bisa dilihat dalam ekshibisi e-sport saat PON Papua 2021. Sebanyak 34 provinsi mengirimkan wakilnya. Padahal, Pengurus Besar E-Sport Seluruh Indonesia (PB ESI) sebagai induk cabang dari olahraga tersebut baru saja aktif dalam kurang dari dua tahun terakhir.
Cermin lainnya adalah penyelenggaraan Piala Presiden ”E-Sports” 2021. Ajang tahunan yang telah digelar tiga kali ini diikuti oleh 130.000 peserta. Mulai dari atlet amatir, semiprofesional, hingga profesional terlibat untuk bertarung dalam enam gim, antara lain Mobile Legends dan Pro Evolution Soccer. Jumlah peserta terus meningkat sejak penyelenggaraan pertama pada 2019.
Kata Ade, banyaknya atlet merupakan potensi besar untuk masa depan industri dan prestasi e-sport. Karena itu, mereka akan mendorong PB ESI untuk melakukan pembinaan dan penyelenggaraan kompetisi berjenjang seperti cabang olahraga lain.
”Ini yang harus menjadi topik, bagaimana dari hobi menjadi profesi. Paling penting jenjang kompetisi harus ada dari kabupaten/kota sampai nasional. Ini yang sedang ditata PB ESI. Untuk mendapat atlet, harus ada kompetisinya,” tutur Ade.
Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PB ESI Ashadi Ang mengatakan, pihaknya sedang membentuk eksosistem pembinaan prestasi. Mereka akan memulai kompetisi berjenjang dari Liga 1, Liga 2, dan liga amatir pada tahun depan. Kompetisi akan menjadi wadah untuk menyeleksi bakat-bakat yang akan masuk ke dalam pemusatan latihan nasional.
Para atlet akan mengikuti kompetisi, lalu mendapatkan poin sesuai tingkatannya. Akumulasi poin tersebut menjadi patokan siapa yang akan membela tim nasional di ajang multicabang internasional.
Di sisi lain, kompetisi ini diharapkan memunculkan wajah-wajah atlet baru dari berbagai daerah. ”Kami ingin mempertemukan tim yang jago, tetapi tidak punya kekuatan finansial dengan investor yang butuh tim untuk didukung. Dengan harapan, pertumbuhan e-sport ini lebih luas dan tidak hanya di Jawa,” ucap Ashadi dalam konferensi pers virtual yang sama.
Adapun PB ESI sedang merencanakan kerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mereka ingin menjadikan e-sport sebagai salah satu ekstrakurikuler. Cara ini diharapkan bisa menjadi fondasi awal munculnya talenta hebat.
Harapan pertumbuhan industri dan prestasi e-sport semakin bersemi di Piala Presiden. Sekretaris Jenderal Piala Presiden ”E-Sports” 2021 Matthew Airlangga menyebut ajang yang sudah mulai masuk babak kualifikasi terbuka ini berlangsung sengit.
”Pada 2021 ini seru sekali. Di babak kualifikasi awal terjadi banyak pertandingan menarik yang mempertemukan tim dari berbagai kategori, semi pro, profesional, dan amatir. Mereka berebut tiket ke babak final pada Desember mendatang,” ucap Matthew.
Bahkan, terdapat beberapa kejutan yang terjadi. Ada tim amatir melaju jauh mengalahkan tim unggulan. ”Tim amatir ini langsung diincar para investor. Jadi, kompetisi ini memang menjadi wadah terbaik untuk batu loncatan para atlet dari seluruh daerah,” ujar Matthew.
Adapun animo penonton selama Piala Presiden juga sangat tinggi. Akhir pekan lalu, terdapat siaran langsung pertandingan yang disaksikan oleh 250.000 penonton di Youtube. Ada juga pertandingan yang disaksikan oleh 6 juta penonton dalam rentang 24 jam setelah berlangsung. Animo ini menjadi magnet besar untuk menarik para sponsor.