Industri Gim Resistan di Tengah Pandemi, Turnamen ”E-Sports” Dunia Games League Jalan Terus
Bersama Tencent, Telkomsel kembali menggelar turnamen ”e-sports” Dunia Games League PUBG Mobile secara daring sampai 11 Juli. Dunia Games League merupakan salah satu turnamen besar yang tetap berlangsung selama pandemi.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri gim Indonesia dinilai resistan terhadap dampak pandemi Covid-19. Selain produksi dan penerbitan produk baru, kompetisi gim tetap berlangsung, mulai dari kualifikasi tingkat lokal sampai nasional.
Direktur Marketing PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Rachel Goh di Jakarta, Kamis (8/7/2021), menyatakan, Dunia Games League 2021 sedang berlangsung. Dunia Games League merupakan salah satu kompetisi e-sports tahunan terbesar di Indonesia yang telah digelar sejak 2019.
Pada kompetisi tahun ini, Telkomsel sebagai pengelola platform Dunia Games bekerja sama dengan Tencent. Kategori yang dipertandingkan adalah gim PUBG mobile. ”Tahun lalu kami juga menyelenggarakan Dunia Games League. Kami bahkan sempat merilis beberapa gim baru di platform Dunia Games,” ujarnya.
Sebagai gambaran, di platform Dunia Games saat ini terdapat 4.096 tim pemain e-sports amatir dengan total peserta 20.480 orang. Sementara jumlah tim profesional mencapai 24 tim dengan total peserta 120 orang. Merekalah yang sekarang sedang ikut turnamen.
Rachel mengatakan, mobile gaming telah menjadi salah satu gaya hidup digital. Keberadaan produk-produk gim baru bukan sebatas hiburan, tetapi juga olahraga dan penghubung ke komunitas sesama pemain di seluruh wilayah Indonesia ataupun luar negeri.
General Manager Segment and Digital Brand and Communication Telkomsel Andrew Mamahit mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, kompetisi e-sport selalu memiliki jenjang kualifikasi. Ini memudahkan untuk menjaring konsumen atau pemain gim amatir atau profesional, bahkan dari luar Jabodetabek.
Menurut dia, terjun ke ekosistem industri gim menjadi strategi perusahaan telekomunikasi untuk relevan dengan zaman. Ketika ditanya mengenai penjualan serta kontribusi gim terhadap pendapatan Telkomsel, dia enggan menyebutkan.
Terjun ke ekosistem industri gim menjadi strategi perusahaan telekomunikasi untuk relevan dengan zaman.
”Fokus kami menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Artinya, kami harus mampu menciptakan nilai-nilai baru berbisnis. Kalau kami terjun ke gim, kami ingin tetap relevan dengan ekosistem industri gim digital yang kini marak,” kata Andrew.
E-Sports Manager Tencent Games Indonesia Agung Chaniago menyampaikan, sebagai publisher gim, Tencent ikut merancang format kompetisi yang bisa mengakomodasi pemain e-sport Indonesia bertanding ke ajang internasional. Dalam konteks Dunia Games League 2021, misalnya, pihaknya menyediakan dua slot bertanding ke jenjang PUBG Mobile League.
”Karena pandemi Covid-19, turnamen e-sports akan memaksimalkan mekanisme daring sehingga kami rasa bisa memperluas jangkauan pemain individual ataupun tim baru untuk bergabung,” ujarnya.
Sebelumnya, laporan ”Peta Ekosistem Industri Game 2020” yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Asosiasi Game Indonesia, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada April 2021 menyebutkan, 57 persen dari 80 perusahaan gim lokal menyebut karyawan mereka mengalami penurunan produktivitas sejak pandemi Covid-19.
Sebanyak 69,7 persen perusahaan gim berskala mikro mengalami kesulitan berkomunikasi. Sementara permasalahan ini hanya dirasakan oleh 18,2 persen perusahaan gim skala menengah dan 12,1 persen perusahaan gim skala besar.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah infrastruktur tidak memadai untuk memberikan hak karyawan bekerja dari rumah dan tidak cukupnya biaya untuk menjalankan bisnis selama pandemi Covid-19. Dua persoalan ini paling banyak dikeluhkan oleh perusahaan gim skala mikro.
Menyikapi pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan, kebijakan yang diambil perusahaan gim adalah memberlakukan kerja dari rumah (69,6 persen), mengundurkan jadwal rilis gim (39,1 persen), memperpanjang masa produksi (29 persen), dan menunda pembaruan gim (30,4 persen).
Meski demikian, secara umum pandemi Covid-19 membuat 36 persen dari total perusahaan gim yang disurvei mengalami kenaikan pendapatan. Sebanyak 33 persen merasa pandemi tidak membawa pengaruh apa pun terhadap pemasukan perusahaan. Sisanya, 31 persen perusahaan gim, mengeluhkan bahwa pandemi menurunkan pendapatan mereka.
Bagi perusahaan gim yang menyebut mengalami kenaikan pendapatan, ini dikarenakan penjualan produk mereka naik 75 persen.
Bagi perusahaan gim yang menyebut mengalami kenaikan pendapatan, ini dikarenakan penjualan produk mereka naik 75 persen.
Laporan ”Peta Ekosistem Industri Game 2020” berawal dari riset yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Asosiasi Game Indonesia, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 31 Juli-11 September 2020. Salah satu kesimpulan penting laporan adalah pelaku industri gim bisa dikatakan resistan terhadap dampak pandemi Covid-19. Permasalahan yang sering muncul bukan pada produk gim yang tidak terjual, melainkan pengelolaan sumber daya manusia pada perusahaan.