Bhayangkara FC menelan kekalahan kedua di musim ini dari Persita Tangerang. Hasil negatif itu membuat posisi ”The Guardians” di puncak klasemen terancam oleh Persib Bandung.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dominasi Bhayangkara FC, yang menguasai puncak klasemen BRI Liga 1 2021-2022 sejak pekan kelima, berpotensi berakhir. Persita Tangerang memberikan kekalahan kedua di musim ini bagi Bhayangkara pada laga pekan ke-12 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (18/11/2021). Tim berjuluk ”The Guardians” itu berpeluang digusur Persib Bandung yang akan melawan Persija Jakarta, Sabtu (20/11/2021).
Dengan hasil ini, Bhayangkara tertahan dengan 28 poin dari 12 laga. Jumlah poin itu berpeluang disamai Persib jika mampu mengalahkan Persija. Hingga pekan ke-11, tim ”Maung Bandung” memiliki 25 poin. Apabila kedua tim memiliki poin setara, Persib naik ke posisi pertama karena keunggulan head-to-head musim ini. Persib mengalahkan Bhayangkara, 2-0, 16 Oktober lalu.
Pelatih Bhayangkara Paul Munster menuturkan, timnya menampilkan performa terburuk musim ini, terutama pada babak pertama melawan Persita. Hal itu membuat Persita bisa mencetak gol melalui tendangan pemain sayap Irsyad Maulana pada menit ke-25. Gol itu berawal dari kemelut di kotak penalti Bhayangkara.
Di babak kedua, penampilan tim asuhannya sempat membaik dengan lebih banyak menciptakan peluang, tetapi hanya dua tembakan yang mengarah ke gawang Persita. Bhayangkara juga memiliki kesempatan emas pada menit ke-75. Sayang, sundulan penyerang Ezechiel N’Douassel membentur tiang gawang. Gol yang diidamkan The Guardians baru tercipta pada menit ke-78 melalui sepakan Dendy Sulistyawan.
Namun, kelengahan lini belakang mengantisipasi serangan balik lawan membuat Bhayangkara gagal mendapatkan poin. Ketika waktu normal tersisa sembilan menit, penyerang Persita, Ahmad Nur Hardianto, mengecoh dua bek Bhayangkara, Hansamu Yama dan Fatchu Rochman, sebelum mencetak gol kemenangan bagi tim ”Pendekar Cisadane”. Hasil akhir, Persita unggul 2-1.
Munster mengatakan, dirinya tidak memedulikan situasi di papan klasemen setelah hasil negatif kontra Persita. Apa pun hasil laga Persib tidak akan memengaruhi ambisi dan semangat skuad Bhayangkara untuk menjaga persaingan di papan atas.
Kami tidak pernah memikirkan tim lain, sebab saya menekankan kepada pemain untuk fokus kepada diri sendiri.
”Kami tidak pernah memikirkan tim lain, sebab saya menekankan kepada pemain untuk fokus kepada diri sendiri. Perjalanan musim ini masih panjang sehingga kami akan fokus untuk kembali meraih kemenangan di laga selanjutnya (melawan PS Sleman),” ujar Munster, pelatih asal Irlandia Utara, dalam konferensi pers virtual seusai laga.
Bhayangkara sudah tujuh pekan kokoh di puncak klasemen Liga 1 musim ini. Sebelum Bhayangkara memimpin sejak pekan kelima, posisi puncak diduduki oleh tiga tim berbeda, yakni Borneo FC, Bali United, dan PSIS Semarang.
Secara terpisah, Pelatih Persib Robert R Alberts berambisi memperpanjang tren lima kemenangan beruntun tim Maung Bandung saat menghadapi Persija. Meski begitu, ia tidak ingin anak asuhannya terbebani dengan tekad merebut posisi pertama. Hingga pekan ke-12, Persib belum pernah menduduki posisi pertama di Liga 1 2021-2022.
”Kami menatap laga melawan Persija dengan sangat serius karena kami memahami kualitas mereka. Intinya, pemain tidak boleh lengah agar kami bisa memenuhi target meraih kemenangan,” ucapnya.
Sementara itu, Pelatih Persita Widodo C Putro mengungkapkan, strategi utama timnya bisa menjadi tim kedua setelah Persib yang menumbangkan Bhayangkara ialah menerapkan permainan menyerang. Selain itu, ia menginstruksikan para pemain untuk sabar dalam penguasaan bola saat menyerang.
Dengan meraih kemenangan di laga pembuka Seri 3 Liga 1 2021-2022 itu, Pendekar Cisadane untuk sementara berada di posisi keenam dengan raihan 19 poin. Persita hanya tertinggal satu poin dari Arema FC dan PSIS Semarang di posisi ketiga dan keempat. Meski begitu, Widodo enggan membebani skuadnya untuk mengejar posisi di papan atas.
”Saya mengalir saja dengan posisi kami di papan klasemen. Bagi saya, yang paling penting semua pemain bisa meningkatkan hal positif dan memperbaiki kesalahan dari performa yang telah kami tampilkan hingga saat ini,” kata Widodo.
Evaluasi wasit
Selain menganggap timnya gagal tampil dalam performa terbaik, Munster juga menyoroti kinerja wasit Armyn Dwi Suryathin. Menurut dia, Armyn menghadirkan dua keputusan yang amat merugikan timnya.
Pertama, Armyn tidak memberikan penalti bagi The Guardians ketika bek sayap Persita, M Toha, menghalau tembakan N’Douassel di depan gawang dengan tangan pada menit ke-76. Pada momen itu, Bhayangkara hanya menerima tendangan sudut. Kedua, wasit menghukum N’Douassel, penyerang asal Chad, dengan kartu merah akibat melanggar kapten Persita, Agung Prasetyo, pada menit ke-77. Padahal, menurut Munster, pemainnya itu tidak melakukan pelanggaran berbahaya kepada Agung. Akibat benturan dengan N’Douassel, Agung mengalami cedera di kepala dan harus digantikan oleh Herwin Tri Saputra pada menit ke-80.
”Kami mustahil bisa memenangi pertandingan ini karena kami melawan wasit dan Persita. Kami berharap PSSI mengevaluasi kinerja wasit yang lebih pantas memimpin laga di Liga 3,” ucap Munster.
Pada laga lain, PSIS gagal mempertahankan keunggulan dua gol di babak pertama ketika menghadapi Persikabo 1973 sehingga gagal menggeser Arema FC di posisi ketiga. Sempat unggul 2-0 melalui Bruno Silva dan Wallace Costa, kemenangan Persikabo dibuyarkan oleh sepasang gol penyama kedudukan yang dicetak dua penyerang lokal Persikabo, Hendra Bayauw dan Dimas Drajad.