Bhayangkara FC belum tergoyahkan di posisi pertama Liga 1 hingga pekan kesembilan. Semangat juang tinggi dan kecermatan taktik sang pelatih menjadi ramuan ”The Guardians” untuk merebut trofi liga kedua.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bhayangkara FC kian menegaskan diri sebagai salah satu kandidat kuat peraih gelar juara BRI Liga 1 edisi 2021-2022. Tim berjuluk ’The Guardians” itu bangkit dari ketertinggalan untuk melibas Borneo FC, 2-1, di Stadion Moch Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (27/10/2021) sore, guna mencetak kemenangan ketujuh di musin ini sekaligus tetap menduduki puncak klasemen dalam lima pekan beruntun.
Bekal Bhayangkara untuk menjaga peluang meraih trofi Liga 1 untuk kedua kali terlihat pada laga pekan kesembilan itu. Meskipun menekan sang lawan, Bhayangkara sempat kecolongan gol berkat sundulan gelandang serang Borneo, Wawan Febrianto, ketika laga baru berjalan 15 menit. Itu adalah sepakan mengarah ke gawang pertama yang dicatatkan ’Pesut Etam”, sebutan Borneo, pada laga itu.
Meski tertinggal, pemain Bhayangkara tidak menyerah untuk mengepung pertahanan Borneo. Usaha untuk mengejar gol memang gagal hadir pada babak pertama. Namun, pada babak kedua Bhayangkara menunjukkan mentalitas juara pada 15 menit awal babak. Dalam periode itu, Arthur Bonai dan Ezechiel N’Douassel masing-masing mencetak sebuah gol untuk membawa ’The Guardians” berbalik unggul.
Arthur mencetak gol penyama kedudukan melalui sundulan pada menit ke-51. Ia memanfaatkan umpan sepakan bebas yang dieksekusi Ruben Sanadi. Enam menit berselang, penyerang andalan Bhayangkara, Ezechiel N’Douassel, mencetak gol kemenangan bagi timnya. Itu adalah sumbangan gol kelima ujung tombak asal Chad di Liga 1 musim ini.
Menurut Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster, anak asuhannya memainkan dua performa berbeda di setiap babak. Skuadnya bermain baik pada babak pertama, tetapi gagal tampil efektif untuk memanfaatkan setiap peluang menjadi gol. Semua pemainnya, kata Munster, menunjukkan kekuatan mental yang luar biasa untuk tampil lebih baik pada babak kedua.
”Semua pemain saya menunjukkan etos kerja tinggi untuk tampil sama-sama dalam menyerang dan bertahan. Itu adalah wujud dari penampilan sebuah tim pemenang yang memiliki mentalitas juara,” ujar Munster, pelatih berkebangsaan Irlandia Utara, pada konferensi pers virtual seusai pertandingan.
Sebelum menumbangkan Borneo, Bhayangkara juga sempat bangkit dari ketertinggalan ketika menaklukan Barito Putera, 3-2. Laga itu tercipta pada pekan keenam, 3 Oktober lalu.
Semua pemain saya menunjukkan etos kerja tinggi untuk tampil sama-sama dalam menyerang dan bertahan. Itu adalah wujud dari penampilan sebuah tim pemenang yang memiliki mentalitas juara.
Raihan tiga poin ketujuh yang dikoleksi Bhayangkara pada awal musim ini bukan sekadar pertunjukan mental juara para pemain. Hal itu tidak lepas pula dari kecermatan taktik yang diterapkan Munster. Mantan pelatih tim nasional Vanuatu itu mengganti gelandang bertahan, Wahyu Subo Seto, dengan Arthur Bonai pada permulaan paruh kedua. Arthur hanya butuh enam menit untuk gol keduanya di Liga 1 2021-2022. Pemain kelahiran Jayapura itu pun telah mencetak dua gol setelah masuk sebagai pemain pengganti.
Memasuki menit ke-63, Bhayangkara juga nyaris mencatatkan gol ketiga melalui pemain pengganti lainnya, Andik Vermansyah. Sepakan Andik yang telah melewati kiper Borneo, Gianluca Claudio Pandeynuwu, masih bisa disapu oleh Wildansyah sebelum melewati garis gawang.
’Kami tentu akan melakukan evaluasi untuk tampil lebih baik pada pertandingan selanjutnya. Satu hal yang tidak saya ragukan adalah semua pemain bersedia bekerja keras untuk membantu tim ini meraih kemenangan,” kata Munster.
Berkat kemenangan itu, ”The Guardians” menjaga jarak tiga poin di puncak klasemen atas Persib Bandung. Adapun Bhayangkara belum tergoyahkan dari posisi pertama sejak pekan kelima.
Pengaruh hujan
Permulaan babak kedua pada laga itu sempat tertunda sekitar 30 menit akibat lapangan tergenang air hujan. Wawan mengatakan, keterlambatan dimulainya babak kedua memengaruhi kondisi rekan setimnya.
”Hujan yang berlangsung selama setengah jam membuat fokus kami mengendur. Kondisi itu dimanfaatkan dengan baik oleh lawan untuk mencetak dua gol di awal babak kedua,” ucap Wawan.
Adapun Pelatih Borneo Risto Vidakovic mengeluhkan penampilan anak asuhannya yang gagal mengimbangi Bhayangkara pada babak kedua. Vidakovic menganggap penurunan penampilan pasukannya setelah turun minum disebabkan kurangnya daya juang.
”Untuk bisa mengalahkan tim kuat seperti Bhayangkara, pemain harus menampilkan 100 persen performa terbaik selama 90 menit, tidak hanya terlihat pada babak pertama. Jadi, kami kalah bukan karena masalah taktik, melainkan lebih disebabkan para pemain kurang berusaha lebih keras untuk bangkit mengejar kekalahan,” ujar Vidakovic yang baru menukangi ”Pesut Etam” di tiga laga.
Pada laga itu, Borneo sejatinya lebih mendominasi penguasaan bola dengan perbandingan 62 persen kontra 38 persen. Namun, Borneo hanya mencatatkan delapan tembakan, sedangkan Bhayangkara menghasilkan 12 tembakan.
Kekalahan dari Bhayangkara membuat Borneo hanya berjarak tiga poin dari Barito Putera di posisi ke-16 yang menjadi batas akhir zona degradasi. ”Pesut Etam” mengumpulkan 10 poin dari sembilan laga. Sementara itu, Barito Putera memiliki tujuh poin. Dua posisi terbawah di klasemen sementara diisi oleh Persipura Jayapura dan Persiraja Banda Aceh yang masing-masing baru mengoleksi lima dan empat poin.