”Gelembung” Festival Bulu Tangkis Indonesia di Hotel The Westin Resort, Bali, menjadi tempat reuni para pebulu tangkis dunia dengan keluarga mereka. Kehadiran keluarga sangat berarti bagi atlet yang akan berlaga.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Festival Bulu Tangkis Indonesia tak hanya menjadi ajang persaingan atlet top dunia. ”Gelembung” Nusa Dua, Bali, juga menjadi tempat reuni beberapa atlet dan keluarga mereka.
Jumat (12/11/2021) siang, Hendra Setiawan menemani ketiga anaknya di ruang bermain anak The Westin Resort, Nusa Dua, Bali. Setelah itu, atlet ganda putra itu menemani mereka bermain di area pinggir kolam renang.
Sore harinya, si kembar, Richard dan Richelle, serta si bungsu, Russell, kembali mengajak ayahnya bermain. Semua kegiatan tersebut dilakukan atlet berusia 37 tahun tersebut di sela latihan dalam menghadapi turnamen Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750 dan SimInvest Indonesia Terbuka Super 1000 pada dua pekan mendatang. Jika lolos berdasarkan peringkat, Hendra/Mohammad Ahsan bisa melanjutkan penampilan ke turnamen Final BWF, 1-5 Desember.
Ketiga ajang tersebut berlangsung di dalam ”gelembung” kompleks Westin yang menyediakan hotel serta Bali International Convention Center (BICC) sebagai tempat pertandingan.
Seperti Hendra, Ahsan dan Marcus Fernaldi Gideon juga selalu meluangkan waktu bermain bersama anak-anak mereka. Para ayah itu mendapat kunjungan istri, anak, dan keluarga setelah tak bertemu selama dua bulan. Ketiganya menjadi bagian dari tim Indonesia yang harus menjalani tur di Eropa sejak pekan terakhir September. Mereka mengikuti kejuaraan dalam lima pekan beruntun, yaitu Piala Sudirman, Piala Thomas dan Uber, Denmark Terbuka, Perancis Terbuka, dan Hylo Terbuka.
”Kami, para istri, memang sudah janjian mau datang ke sini. Itu pun setelah mendapat kabar bahwa peraturan membolehkan keluarga ke sini,” ujar Sandiani Arief, yang biasa dipanggil Sansan, istri Hendra.
”Untung ada turnamen ini, jadi bisa ketemuan setelah lama ditinggal,” lanjut Sansan.
Dua bulan menjadi waktu terlama bagi Sansan dan ketiga anak mereka ditinggal Hendra karena bertanding. Tak pelak, Sansan pun memboyong ketiga anaknya beserta pengasuh mereka ke Nusa Dua.
Sempat pulang kampung ke Banyuwangi, Jawa Timur, selama Hendra berada di Eropa, Sansan memindahkan aktivitas belajar si kembar melalui daring. Pada Jumat sore, misalnya, dia menemani Richard dan Richelle, yang bersekolah di kelas 2 SD, mengikuti les daring Matematika. Semua itu dilakukan demi bisa bertemu Hendra yang akan bertanding kembali ke Eropa, yaitu dalam Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember.
Sansan, Christine Novitania (istri Ahsan), dan Agnes Amelinda Mulyadi (istri Marcus) telah berada di dalam ”gelembung” sejak 10 November. Atlet Jepang, Yuta Watanabe, mengajak orangtuanya, sementara tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, membawa kekasih dan putri mereka.
Meski tak bisa menyaksikan secara langsung pertandingan, karena Festival Bulu Tangkis Indonesia digelar tanpa penonton, kehadiran keluarga sangat berarti bagi para ayah tersebut.
”Biar mereka merasakan ada di dalam ’gelembung’,” kata Ahsan yang selalu menemani anak-anaknya, Chayra, King, dan Aisyah, bermain di pinggir kolam renang.
Kalau tidak berkumpul di sini, bisa tambah lama kami tidak ketemu. Selain melepas kangen, kehadiran keluarga tentu menambah semangat saya.
Momen ini menjadi kesempatan para ayah itu melepas rindu kepada keluarga. ”Kalau tidak berkumpul di sini, bisa tambah lama kami tidak ketemu. Selain melepas kangen, kehadiran keluarga tentu menambah semangat saya,” kata Ahsan.
Axelsen juga sangat menikmati kehidupan di ”gelembung” dengan putrinya, Vega (13 bulan). Vega bahkan telah menjadi bintang di ”gelembung” Nusa Dua.
Saat acara penyambutan para atlet pada Kamis malam, si kecil Vega yang berjalan di antara para atlet dunia menarik perhatian orang-orang di acara tersebut. Dia sempat digendong pemain India, Pusarla V Sindhu, dan bercanda dengan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu.
Akun media sosial Axelsen memperlihatkan ketika Vega bertemu Greysia Polii. ”Ya, saya senang, kami bisa datang ke sini. Ini perjalanan pertama Vega ke Indonesia. Dia belajar bersosialisasi dengan yang lain,” kata Axelsen.
Dengan fasilitas ramah keluarga yang disediakan untuk tinggal selama tiga turnamen, termasuk area bermain untuk anak-anak, Axelsen dan keluarganya bisa menikmati setiap momen meski tak boleh keluar dari ”gelembung”.
”Orang-orang di Indonesia menyambut hangat dan sangat ramah kepada Vega. Saya takut Vega akan lebih terkenal dari ayahnya,” canda Axelsen.